Tahapan perkembangan manusia dibagi menjadi dua, yaitu tahap perkembangan sebelum dilahirkan dan tahap perkembangan setelah dilahirkan. Setiap tahapan ini memiliki ciri-ciri tersendiri. Berikut ini tahapan perkembangan pada manusia.
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia dalam Kandungan
Selama di dalam
kandungan manusia berada dalam tahapan embrio. Embrio berasal dari zigot yang
dihasilkan pada proses pembuahan. Kemudian zigot mengalami pembelahan
berkali-kali hingga terbentuk embrio. Pada tahapan berikutnya, embrio dibungkus
oleh selaput hingga terbentuk plasenta. Plasenta berfungsi untuk mendapatkan
makanan dari ibunya. Embrio ini kemudian disebut dengan janin atau fetus. Masa
janin berlangsung sampai sesaat sebelum dilahirkan. Pada masa janin, terjadi
proses penyempurnaan jaringan dan organ dalam serta terjadi pertumbuhan yang
pesat.
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim |
Pertumbuhan daan
perkembangan janin terjadi dalam tiga tahapan utama, yaitu sebagai berikut
1. Trimester I, dimulai dari terbentuknya zigot sampai
dengan usia janin tiga bulan. Pada tahap ini, perkembangan terpusat pada organ
otak, jantung, dan paru-paru.
2. Trimester II, tahap ini berlangsung dari bulan keempat
hingga bulan keenam. Pada tahap ini, pertumbuhan terpusat pada anggota tubuh
seperti kaki, tangan, jari-jari.
3. Trimester III, berlangsung dari bulan tujuh hingga
kelahiran. Pada tahap ini pertumbuhan janin telah lengkap. Jika janin terpaksa
dilahirkan pada tahap ini, maka ia sudah dapat hidup dan dibesarkan di luar
rahim dengan alat bantu.
Tahap perkembangan
manusia dalam kandungam berlangsung lebih kurang 266 hari atau sekitar 9 bulan.
Berikut ini beberapa peristiwa penting dalam perkembangan embrio dalam rahim.
Tabel Perkembangan Embrio Manusia
Waktu setelah pembuahan |
Peristiwa yang terjadi |
24 jam |
Embrio membelah menjadi dua sel |
3 hari |
Morula sampai ke rahim
|
2,5 minggu |
Jaringan pembentuk jantung mulai membelah, sel-sel darah terbentuk |
3,5 minggu |
Mata dan telinga awal
mulai muncul, sistem pernapasan terbentuk |
4 minggu |
Kuncup alat gerak terbentuk, sel-sel otak mulai membelah |
2 bulan |
Sel-sel otot mulai
membelah, tulang mulai mengeras |
3 bulan |
Jenis kelamin embrio sudah dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan |
4 bulan |
Wajah mulai tampak,
otak mulai berkembang |
Trimester III |
Rambut tipis menyelimuti janin tapi kemudian rontok, pertumbuhan tubuh
mulai pesat |
266 hari |
Kelahiran |
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia Setelah Lahir
Perkembangan Manusia. Tubuh bertambah besar dan tinggi. Demikian juga dengan organ tubuh |
Masa balita (0-4 tahun)
Masa balita atau masa
dibawah lima tahun merupakan awal masa pertumbuhan manusia di luar rahim. Pada
masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat. Ketika masih di dalam rahim,
pertukaran gas terjadi melalui plasenta. Akan tetapi setelah bayi dilahirkan,
paru-paru bayi mulai berfungsi sehingga pertukaran gas terjadi melalui
paru-paru. Di dalam rahim, suhu tubuh konstan. Sedangkan di luar rahin, bayi
mendapat pengaruh dari suhu lingkungan yang berubah-ubah. Kekebalan tubuh
balita belum berkembang sempurna oleh sebab itu pada masa ini balita mudah
terserang penyakit. Oleh karena itu, perawatan bayi di bawah lima tahun
memerlukan perhatian khusus. Kekebalan tubuh balita dapat dibentuk melalui
imunisasi.
Masa kanak-kanak (5-11 tahun)
Pada masa ini telah
diproduksi hormon seks namun dalam jumlah yang sedikit. Hormon adalah senyawa
kimia yang dihasilkan oleh kelenjar buntu. Hormon beredar di dalam darah untuk
mempengaruhi proses fisiologi dan perkembangan tubuh. Ada berbagai macam hormon
di dalam tubuh, misalnya hormon pertumbuhan dan hormon seks. Pertumbuhan anak
pada usia ini terlihat lebih cepat dan jelas.
Masa Remaja (12-17 tahun)
Pada masa perbedaan
antara remaja pria dan remaja wanita sudah terlihat jelas. Hal tersebut
disebkan oleh perbedaan hormon antara keduanya.
Remaja pria
Pada masa ini testis sudah
mulai memproduksi hormon seks androgen. Hormon androgen ini memberikan
pengaruh, baik secara fisiologis, anatomis, maupun psikologis pada remaja pria.
Efek dari diproduksinya hormon ini antara lain suara membesar, rambut tumbuh di
wajah (kumis, jenggot, dan di bagian tubuh lain), serta testis dan penis
tumbuh, serta otot-otot membesar. Pada masa ini juga telah diproduksi sperma.
Sperma yang berlebihan akan dibuang melalui mimpi basah.
Remaja wanita
Pada masa ini ovarium
sudah mulai memproduksi hormos seks estrogen. Hormon estrogen ini memberikan
pengaruh, baik secara fisiologis, anatomis, maupun psikologis pada remaja
wanita. Efek dari diproduksinya hormon estrogen pada remaja wanita ini antara
lain suara menjadi nyaring, buah dada dan pinggul membesar, vagina dan rahim
tumbuh, muncul jaringan lemak di bawah kulit, tumbuh rambut di sekitar
kemaluan, dan mulai mengalami menstruasi. Ini semua merupakan pertanda
persiapan bereproduksi.
Menstruasi adalah
peristiwa meluruhnya jaringan di dinding rahim karena tidak terjadinya
pembuahan dalam rahim. Proses terjadinya menstruasi adalah sebagai berikut.
Akibat adanya hormon dari dasar otak (hormon gonadotropin). Kadar estrogen yang
dihasilkan ovarium meningkat dan sel telur (ovum) masak. Ovum yang dikeluarkan
oleh ovarium bergerak munuu saluran telur (oviduk).
Meningkatnya hormon
estrogen menyebabkan dinding di dalam rahim (lapisan endometrium) tumbuh.
Dinding dalam rahim menebal dan dipenuhi pembuluh darah. Sebagai persiapan
terjadinya pembuahan (fertilisasi). Embrio yang akan terbentuk akan dilindungi
dan diberikan pasokan makanan oleh dinding dalam rahim.
Jika tidak terjadi
pembuahan, ovum akan mati. Kadar homon estrogen menurun. Akibatnya, jaringan
dan pembuh darah di dinding dalam rahim luruh mengelupas. Darah dan jaringan
yang terlepas dikeluarkan dalam bentuk menstruasi. Jadi, ketika menstruasi,
dinding dalam rahim mengalami luka. Beberapa wanita mengalami rasa sakit ketika
menstruasi.
Masaknya ovum (terjadinya
ovulasi) berulang rata-rata setiap 28 hari seklai, namun ada juga beberapa
wanita yang mengalami kurang atau lebih dari 28 hari. Siklus ovulasi ini
berakibat pada siklus menstruasi, yang juga berulang setiap 28 hari sekali.
Ciri-ciri psikologis remaja
Mulai tertarik kepada lawan jenis. Ketertarikan pada lawan jenis mulai terlihat pada masa ini. Akan tetapi, perlu digaris bawahi bahwa masa remaja merupakan masa yang rawan akan berbagai pengaruh negatif. Oleh karena itu, perlu dihindari hal-hal yang berbau pornografi, narkoba, maupun pergaulan bebas. Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa, jadi belum dapat dianggap dewasa, baik secara jasmani maupun rohani. Ini juga berarti seorang remaja belum siap untuk bereproduksi. Kehamilan yang terjadi pada masa ini dapat berpengaruh negatif pada remaja itu sendiri, keluarga, maupun keturunannnya.
Mencari identitas diri. Dalam usah mencari identitas diri, seorang remaja sering melakukan coba-coba. Sikap tersebut tidak selalu berdampak negatif justru dapat dikembangkan ke arah yang positif. Misalnya, sikap yang menentang suatu hal yang menurutnya tidak logis sehingga dapat mendorong mereka untuk membuktikan kebenaran ilmiahnya.
Masa Dewasa (18-40 tahun)
Masa dewasa seseorang
dimulai pada usia 18 tahun hingga usia 40 tahun. Secara biologis. Masa dewasa
ditandai dengan kesiapan bereproduksi dan secara psikologis memiliki
kesiapan dan kematangan mental.
Pertumbuhan fisik masih berlangsung hingga mencapai usia 22 tahun. Biasanya
tinggi dan berat badan konstan dan mulai bertambah berat setelah mencapai usia
32 tahun. Kematangan mental pria dicapai setelah berusia 25 tahun, sementara
wanita lebih cepat dari itu.
Masa Manula (>40 tahun)
Manua (manusia usia
lanjut) dimulai pada usia 40 tahun. Pada masa ini, pertumbuhan sel-sel tidak
secepat pengausan sel-sel sehingga terjadi kemunduran fungsi-fungsi organ
tubuh. Organ tubuh yang biasanya mengalami kemunduran fungsi lebih awal adalah
mata, telinga, dan otot.
Pada wanita, biasanya
hormon estrogen menurub sejak masuk masa ini. Akibatnya, ovulasi menurun dan
siklus menstruasi terganngu. Kemampuan bereproduksi menurun dan jika terjadi
kehamilan pada masa ini, biasanya memiliki resiko yang tinggi. Menurunnya
produksi estrogen dapat berpengaruh pula pada bagian tubuh lainnya. Elastisitas
kulit menurun dan terjadi pengeroposan tulang (osteoporosis). Pada pria,
kemampuan menghasilkan sperma terus berlanjut tanpa batas. Walau demikian,
kualitas sperma yang dihasilkan sudah menurun. Bayi yang dihasilkan dari pria
manula sering mengalami kelainan fisik atau mental.
Rujukan
Istamar Syamsuri, dkk. 2007. IPA Biologi. Jakarta: Erlangga.