Pada saat mengamati atau mengukur sesuatu, sangat wajar jika terjadi kesalahan. Hal itu dapat terjadi karena pengaruh faktor internal atau faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam pengamat. Adapun faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pengamat. Selain itu, meskipun cara pembacaan dan alat ukur yang digunakan sama, hasil pembacaan antara pelajar satu dan lainnya dapat berbeda.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengukuran, pengukuran dalam fisika, prinsip-prinsip pengukuran
Pembacaan Skala Alat Ukur dari Berbagai Posisi |
Pada saat mengukur dengan menggunakan suatu alat, anda menginginkan suatu hasil pengukuran yang paling teliti. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran adalah posisi pada saat pembacaan skala, kemampuan alat, teknis penggunaan alat, serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi, misalnya suhu dan tekanan udara.
Sikap pembacaan skala yang paling baik pada saat mengukur adalah tegak lurus. Sebaliknya, pembacaan dengan sikap mata condong terhadap skala atau jarum penunjuk akan menimbulkan kesalahan pembacaan. Kesalahan yang dimaksud adalah hasil pengukuran lebih besar atau lebih kecil dari ukuran sebenarnya. Kesalahan yang diakibatkan oleh cara pembacaan skala yang tidak tepat dinamakan kesalahan paralaks.
Dalam menggunakan alat ukur, anda harus mengetahui sifat-sifat alat tersebut. Hal itu dimaksudkan agar anda mendapatkan hasil pengukuran yang sempurna. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan orang dalam pengukuran, yaitu aspek ketepatan (akurasi), aspek ketelitian (presisi), aspek kepekaan (sensitivitas), kesalahan matematis yang memerlukan kalibrasi, dan kesalahan acak (random errors).
MATERI TERKAIT 👇👇👇
1. Ketepatan (Akurasi)
Sebagai contoh, ketika anda mengukur lebar sebuah meja pingpong. Agar mendapatkan hasil pengukuran yang tepat, anda perlu melakukan pengukuran secara berulang-ulang. Berdasarkan hasil pengukuran itu, anda akan mendapatkan beberapa hasil pembacaan skala yang berbeda walaupun kecil. Apabila seluruh pengukuran menghasilkan lebih banyak harga yang sama, sedangkan harga yang lain berselisih sedikit dengan harga itu, berarti pengukuran anda mempunyai ketepatan yang baik.
2. Ketelitian (Presisi)
Ketelitian suatu hasil pengukuran erat hubungannya dengan alat yang Anda gunakan. Ketelitian didefinisikan sebagai persamaan antara hasil pengukuran dan hasil sebenarnya. Hasil sebenarnya adalah hasil yang dianggap benar sesuai dengan kenyataan. Jadi, dalam pengukuran, makin dekat hasil Anda dengan hasil sebenarnya, berarti alat ukur yang Anda gunakan mempunyai ketelitian makin baik. Namun, jika terdapat perbedaan hasil pengukuran dengan hasil sebenarnya, itu disebabkan oleh faktor alat termasuk kesalahan sistematik.
3. Kepekaan (Sensitivitas)
Sebagai contoh, Anda diberi tugas oleh guru Fisika untuk mengukur massa sebatang kapur tulis. Anda diberi dua buah timbangan, timbangan A dan timbangan B. Misalnya, berdasarkan timbangan A, Anda mendapatkan hasil 10 gram, sedangkan dengan timbangan B, Anda mendapatkan hasil 10,2 gram. Hal itu berarti timbangan B mempunyai kepekaan lebih baik dibandingkan timbangan A. Kepekaan merupakan ukuran kemampuan relatif suatu alat ukur terhadap alat ukur lain yang sama fungsinya.
4. Kesalahan Matematis
Alat ukur yang digunakan dalam percobaan atau penelitian dapat memberikan hasil pengukuran yang tidak sebenarnya. Hal itu mungkin terjadi karena kelemahan alat atau tergesernya pengatur posisi nol alat ukur. Kesalahn yang diakibatkan oleh tergesernya peneraan atau posisi nol pada alat ukur itu dinamakan kesalahan sistematis. Oleh sebab itu, sebelum menggunakan alat ukur, Anda harus menyesuaikan posisi nol terlebih dahulu.
5. Kesalahan Acak
Jika Anda mengukur resistansi (hambatan) suatu resistor menggunakan multimeter yang sudah usang, tentu hasilnya tidak sesuai dengan nilai sebenarnya. Bukankah Anda tidak menduga hal tersebut sebelumnya? Kesalahan pengukuran seperti itu termasuk kesalahan acak. Kesalahan acak merupakan kesalahan yang tidak disengaja dan tidak dapat segera kita ketahui, misalnya
- fluktuasi tegangan listrik (kadang naik turun), juga dapat merusak peralatan listrik;
- radiasi latar belakang;
- getaran-getaran di sekitar tempat pengukuran;
- gangguan lain yang tidak terduga sebelumnya.
Selain kesalahan-kesalahan di atas, masih ada kesalahan akibat keterbatasan kemampuan dan keterampilan pengamat. Karena banyak sumber kesalahan yang tidak mungkin diatasi, yang dapat dilakukan oleh pengamat adalah memperkecil kesalahan-kesalahan tersebut.
Sumber : Purwanto, B & Azam, M. 2014. Fisika 1 untuk kelas X SMA dan MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam “Kurikulum 2013”. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari
0 Comments:
Post a Comment