Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Dunia Pendidikan

Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Dunia Pendidikan

sumber : https://fkip.umsu.ac.id

Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Pengembangan Kurikulum

Psikologi sebagai sebuah ilmu yang menjelaskan kepribadian manusia memberikan kontribusi terhadap pengembangan kurikulum. Menurut Meggi Ing (1978) terdapat 2 (dua) kontribusi psikologi dalam pengembangan kurikulum, di antaranya: (Idi, 2010)

1. Model konseptual dan informasi yang akan membangun perencanaan Pendidikan;

2. Berisi terkait berbagai metodologi yang dapat diaplikasikan dalam penelitian Pendidikan.

 

Beberapa hal terkait pengembangan model pembelajaran, metode pembelajaran dan mata pelajaran yang ditempuh seringkali muncul karena kurangnya informasi yang terkait dengan sisi psikologis peserta didik. Maka, peran psikologis sebagai sebuah disiplin ilmu yakni memberikan informasi tambahan kepada guru dan pihak terkait dalam pengembangan kurikulum berdasarkan teori yang terdapat di dalamnya, serta berorientasi pada sisi kepribadian peserta didik.

 

Dalam perspektif psikologis, peserta didik memiliki beberapa karakter yang unik. Karakter tersebut berbeda dari satu dengan yang lainnya. Perbedaan demikian terdapat pada minat, bakat dan masa perkembangan yang dialami oleh seorang peserta didik. Pemahaman tentang peserta didik harus menjadi fokus utama bagi seorang pengembang kurikulum. Apabila pengembang tidak memahaminya dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah kependidikan, dan tentunya tujuan pendidikan yang ingin dicapai akan terhambat.

 

Di dalam mengambil keputusan tentang pengembangan kurikulum, pengetahuan tentang psikologi peserta didik sangat dibutuhkan. Hal demikian terkait dengan perkembangan psikologis dan model belajar peserta didik. Berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum: (Zaini, 2009)

1. Seleksi dan organisasi bahan pelajaran;

2. Menentukan kegiatan pembelajaran dengan efektif dan efisien;

3. Merencanakan kondisi belajar yang optimal, sehingga tujuan pembelajaran akan segera tercapai.

 

Di dalam proses pengembangan kurikulum, setidaknya terdapat 2 (dua) disiplin ilmu psikologi yang dapat digunakan oleh pengembang kurikulum, antara lain: (Mohammad Ansyar, 2015)

1. Psikologi Perkembangan, yakni meninjau peserta didik dari aspek perkembangan fisiknya; dan

2.  Psikologi belajar, yakni meninjau perkembangan peserta didik dari model serta tata cara dalam belajar.

 

Hal demikian sesuai dengan pernyataan Print (1993) bahwa kontribusi psikologi dalam kurikulum signifikan dan berkembang. Sebab, psikologi memberikan gambaran terkait deskripsi, keterangan, prediksi dan investigasi tingkah laku manusia. Sedangkan menurut Berliner (1993) bahwa psikologi telah memberikan perspektif berdasarkan pada temuan riset ilmiah tentang pengetahuan bagaimana berpikir dan belajar saling berkaitan.

 

Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Sistem Pembelajaran

Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda. Berikut terdapat beberapa manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan: (Novianti, 2015)

1. Memahami Perbedaan Siswa (Diversity of Student)

Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak ada yang sama antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami keberagaman siswa, mulai dari perbedaan tingkat pertumbuhan, tugas perkembangan sampai pada masing-masing potensi yang dimiliki oleh siswa. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap siswanya, maka dapat menciptakan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien, serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif;

2. Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran

Sebagai Seorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta didik. Hal demikian diperoleh seorang guru melalui pengetahuan keilmuan psikologi, terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan dapat menyesuaikan dengan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan maksimal;

3. Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas

Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang kondusif, mampu membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang guru harus mengetahui prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda menyesuaikan karakteristik siswa dalam mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik. Dalam hal tersebut, peran psikologi pendidikan mampu mengajarkan bagaimana seorang guru mampu memahami kondisi psikologis, serta menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas dapat berjalan secara efektif;

4. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Peserta didik

Selain berperan sebagai pendidik di dalam kelas, seorang guru juga diharapkan dapat menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan kepada peserta didik, terutama ketika peserta didik mendapatkan permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang pembimbing, seorang pendidik juga lebih dapat melakukan pendekatan secara emosional terhadap peserta didik. Jika sudah tercipta hubungan emosional yang positif antara pendidik dan peserta didiknya, maka proses pembelajaran akan tercipta secara menyenangkan;

5. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran

Tugas utama guru adalah mengajar di dalam kelas, serta melakukan evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan mempelajari psikologi Pendidikan, diharapkan seorang guru mampu memberikan penilaian dan evaluasi secara adil, menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik, tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya.

 

Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Sistem Penilaian

Penilaian sistem pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melalui kajian psikologis, dapat memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan, dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik, setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.

 

Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya berbagai test psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya.

 

Dikenal sejumlah test psikologis yang saat ini masih banyak digunakan untuk mengukur potensi seorang individu, seperti:

1. Test Multiple Appitude Test (MAT);

2. Differensial Appitude Test (DAT);

3. EPPS dan alat ukur lainnya.

 

Pemahaman kecerdasan bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya melalui pengukuran psikologis, memiliki arti penting dalam upaya pengembangan proses pendidikan individu yang bersangkutan, sehingga pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu yang optimal. (Muawanah, 2018)

 

Rujukan

Idi, A. (2010). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mohammad Ansyar. (2015). Kurikulum; Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan.

Jakarta: Kencana.

Muawanah. (2018). Implikasi Psikologi Perkembangan terhadap Pendidikan Anak Usia Dini.

Jurnal Vijjacariya, 5(2), 33–44.

Novianti. (2015). Peranan Psikologi Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jupendas,

2(2), 55–60.

Zaini, M. (2009). Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Teras.