Sistematika Penulisan Makalah

SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH

1.     COVER

2.     KATA PENGANTAR

3.     DAFTAR ISI

4.     BAB I PENDAHULUAN

5.     BAB II PEMABAHASAN

6.     BAB III PENUTUP

7.     DAFTAR PUSTAKA

8.     LAMPIRAN

COVER

Cover merupakan halaman judul dari makalah. Secara umum cover pada makalah yang benar isinya sebagai berikut:

1. Judul Makalah

2. Judul Materi

3. Logo Lembaga Pendidikan

4. Nama Penyusun makalah

5. Nama dosen pengampu

6. Nama Lembaga Pendidikan

7. Tahun penyusunan makalah

Contoh Cover Makalah

KATA PENGANTAR

Kata pengantar beirisi ringkasan dan gambaran umum dari pelaksanaan tugas makalah dan hasil yang telah dicapai. Kata pengantar biasanya berisi hal-hal sebagai berikut

1.     Alasan dan tujuan makalah (singkat)

2.     Ucapan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu.

3.     Tempat dan tanggal penyusunan makalah

DAFTAR ISI

Datftar isi memuat poin-poin penting dari isi makalah, pada bagian ini dituliskan secara jelas urutan isi makalah , mulai dari cover sampai bagian terakhir makalah yang disertai dengan keterangan halamannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN

Bab I merupakan bagian pendahuluan makalah yang memuat:

1. Latar belakang,

Latar belakang yakni fenomena atau masalah yang mendorong penulis menulis makalah tersebut.

2. Rumusan masalah

Rumusan masalah berisi masalah yang akan dikaji yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

3. Tujuan Makalah

Tujuan makalah berisi maksud yang ingin dicapai dari hasil penulisan makalah

4. Manfaat Makalah

Manfaat makalah, berisi kegunaan yang dapat diambil dari hasil penyusunan makalah

BAB II PEMBAHASAN

Bab II merupakan bagian inti dari makalah, Bab II terdiri atas:

1. Kajian teoritis

Kajian teoritis, berisi teori ahli, referensi yang relevan, kutipan dari buku. Semua teori yang digunakan harus relevan, jelas, dan bisa dipertanggungjawabkan.

2. Pembahasan

Pemabahasan merupakan inti dari makalah yang berisi pendapat penulis terhadap kajian teoritis. Bagian ini merupakan hasil pemikiran penulis dan tidak dapat mengutip dari sumber manapun.

BAB III PENUTUP

Bab III merupakan bagian akhir dari makalah. Bagian ini berisi:

1. Kesimpulan

Kesimpulan berisi penafsiran dan jawaban dari masalah yang dibahas

2. Saran

Saran berisi masukan dari penulis, bisa terhadap penulisan makalah berikutnya atau berkaitan dengan isi makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka adalah bagian penulis mendaftarkan setiap referensi yang digunakan bisa berupa buku cetak, buku elektronik, jurnal, dan modul

LAMPIRAN

Dokumen pendukung proses penyusunan makalah. Lampiran ini biasanya diletakkan  di akhir karya ilmiah (wajib ada foto kelompok saat kerja makalah)

ATURAN PENULISAN MAKALAH

1. Margin : atas 4 cm, kiri 4 cm, bawah 3 cm, dan kanan 3 cm

2. Font : Times New Roman

3. Size : 12 pt

4. Spasi Baris : 1,5

5. Jumlah Halaman : minimal 10 lembar (tidak termasuk sampul, kata pengantar, daftar isi, dan lampiran)

6. Referensi : buku cetak, buku elektronik, jurnal, modul

7. Lampirkan foto kelompok saat mengerjakan makalah

Psikologi Perkembangan - Perspektif Masa Hidup (Life Span Perspective)

Perspektif Masa Hidup (Life Span Perspective)

Life span development

Lamanya hidup manusia (Life Span Development) dimulai dari kehamilan dan berlanjut melalui bayi baru lahir, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia hingga kematian. Setiap orang di dunia pasti melalui aktivitas perkembangan pada suatu saat dalam hidupnya. Setiap tugas pengembangan harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan fase pengembangan dan tidak boleh diabaikan. Hal ini karena jika suatu tugas perkembangan tidak diselesaikan pada suatu tahap tertentu, maka akan sulit bagi individu untuk menyelesaikan tugas perkembangan berikutnya. Perubahan manusia menggabungkan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang disebabkan oleh perubahan mental dan tubuh. Perubahan kualitatif sering disebut sebagai perkembangan, dan perubahan kuantitatif sering disebut sebagai  pertumbuhan. Subyek pembahasan dalam psikologi perkembangan adalah perubahan subjektif, yang terkait dengan perkembangan mental yang rumit, meskipun faktanya orang mengharapkan pertumbuhan memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan mental.

 

Dalam QS. Al Hajj: 5 yang artinya : Hai manusia jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu tanah, kemudian dari setets mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan  yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepa kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kamu kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya terlah diketahuinya, dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air dingin diatasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan.

 

Menurut ayat di atas, kehidupan di  dunia dibagi menjadi tiga periode: 1) masa kanak-kanak (alpencurian), yang ditandai dengan kondisi fisik dan mental yang lemah (karena masa bayi atau masa kanak-kanak), 2) masa pubertas, yang ditandai dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental seseorang menjadi lebih kuat dan matang, dan 3) kedewasaan (al-thift). 3) usia lanjut (old age), yang ditandai dengan hilangnya pendengaran, bicara, dan uban pada tingkat fisik, serta penurunan daya ingat dan daya ingat pada tingkat mental. cenderung tidak menentu dalam perilaku mereka.

 

Perkembangan Masa Hidup (life span), Pendekatan ini menggaris bawahi beberapa perubahan penting yang dialami indivdu terjadi selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Menurut pakar perkembangan masa hidup, Paul Baltes, perspektrif perkembangan masa hidup (life-span perspective) mencakup tujuh kandungan dasar yaitu: Perkembangan bersifat seumur hidup, multidimensional, multidireksional, plastis, melekat secara kesejarahan, multidisiplin, dan kontekstual.

Berikut adalah penjelasan dari setiap kandungan tersebut.

1. Perkembangan bersifat seumur hidup.Tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan hidup. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan. Sehingga selama proses bertambahnya usia, maka selama itulah proses perkembangan akan terus berjalan.

2. Perkembangan bersifat multidimensional. Perkembangan terdiri atas dimensi biologis, kognitif, dan sosial. Dimensi inilah yang dikaji dalam setiap periode perkembangan manusia. Bahkan dalam satu dimensi semacam intelegensi, terdapat banyak komponen, seperti intelegensi abstrak, intelegensi nonverbal, intelegensi sosial, dan lain-lain

3. Perkembangan bersifat multidireksional. Beberapa dimensi atau komponen dari suatu dimensi dapat meningkat dalam masa pertumbuhan, sementara dimensi lainnya menurun. Misalnya, orang dewasa akan lebih arif dalam berpikir mengingat pengalaman yang banyak, tetapi disisi lain ia merasa mudah lelah jika malakukan pekerjaan berat.

4. Perkembangan bersifat lentur (plastic). Bergantung pada kondisi kehidupan individu, perkembangan terjadi melalui banyak cara yang berbeda. Sehingga manusia satu dan lainnya belum tentu memiliki proses perkembangan yang sama. Misalnya, kemampuan penalaran orang dewasa dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan orang dewasa lainnya melalui pengalaman pribadi.

5. Perkembangan melekat secara kesejarahan. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor sejarah dimana individu hidup. Seorang berusia 40 tahun mengalami depresi berat akibat perang dunia pertama, akan berbeda dengan seorang berusia 40 tahun mengalami depresi pada waktu sekarang ini.

6. Perkembangan dipelajari oleh berbagai multidiplin. Para pakar psikologi, sosiologi,  antropologi, neurosains, dan peneliti kesehatan semuanya mempelajari perkembangan manusia dan berbagi persoalan untuk membuka misteri perkembangan masa hidup manusia.

7. Perkembangan bersifat kontekstual. Perkembangan manusia mengikuti konteks yang meliputi linkungan, sosial, kebudayaan, dan lain-lain. Sehingga individu dilihat sebagai makhluk yang sedang berubah di dalam dunia yang sedang berubah. Dengan mempelajari perkembangan masa hidup atau psikologi perkembangan, maka kita akan menemukan informasi tentang siapa kita, bagaiamana kita dapat seperti ini dan kemana masa depan akan membawa kita.

Penerapan dan Manfaat Teori Life Span

Dalam praktek pekerjaan sosial teori life span digunakan untuk memahami suatu kondisi sosial yang menciptakan tekanan (stressor) dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi (cope) secara efektif. Selain itu teori ini juga digunakan untuk mendefinisikan situasi/keadaan yang membutuhkan bantuan: permasalahan dan pertumbuhan. Pekerja sosial bisa menganalisa seorang individu yang melakukan penyimpangan perilaku, salah satunya traumatik yang pernah dialami individu bermasalah tersebut dalam kehidupannya dengan menggunakan teori life span ini. Orang dilihat sebagai  individu yang adaptif dan kreatif secara inheren dan mampu mentransformasi diri mereka sendiri dan kehidupan mereka, jika

diberikan kebutuhan dukungan sosial.

 

Contoh Kasus dan Solusinya Teori Life Span

Individu-individu yang mengalami kasus ini berawal dari trauma di masa kecil yang pada akhirnya menyebabkan perilaku individu tersebut menyimpang pada saat dia telah dewasa. Pengalaman trauma atas ‘perlakuan’ menyimpang yang dialami oleh orang-orang tersebut akan menyebabkan sang individu akan mengulangi hal yang sama ketika dia telah dewasa. Contoh lain adalah, ketika seorang anak mengalami perilaku kekerasan terhadap dirinya, maka menurut penelitian dia akan mengulangi hal sama kepada orang lain ketika dia dewasa kelak.Pengalaman-pengalaman traumatik yang dialami oleh individu-individu yang mengalami penyimpangan perilaku harus sesegera mungkin disembuhkan, bahkan jika perlakuan tersebut terjadi ketika dia masih kecil sudah harus ditangani agar nantinya ketika anak tersebut dewasa maka dia tidak akan melakukan pengulangan hal yang sama. Orang tua

pun harus mengawasi anak-anaknya secara penuh agar tidak terjadi hal-hal tersebut. Terlebih-lebih orang tua tidak boleh melakukan tindak kekerasan terhadap anak-anak yang akan menyebabkan trauma kepada sang anak.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Tugas-tugas Perkembangan

Setiap orang diharapkan menyelesaikan tugas perkembangan pada suatu saat dalam hidupnya. Karena aktivitas perkembangan merupakan salah satu kriteria untuk menentukan kematangan mental pada manusia. Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk  menyelesaikan tugas-tugas perkembangan:

1. Faktor internal meliputi pertumbuhan dan perkembangan yang normal,  kesehatan yang baik, keinginan untuk belajar, dan penguasaan tugas-tugas perkembangan sebelumnya merupakan faktor-faktor penting.

2. faktor Eksternal meliputi Pola asuh, iklim sekolah, iklim masyarakat, dan sebagainya.

Periodisasi Perkembangan

Tugas perkembangan, menurut Havighurst, adalah tugas yang muncul pada atau sekitar titik tertentu dalam kehidupan individu, keberhasilan yang mendorong kepuasan dan kemajuan masa depan, sedangkan kekecewaan menyebabkan kesengsaraan pada individu, penolakan sosial, dan masalah dengan tugas-tugas perkembangan. dalam fase berikutnya.  Setiap periode perkembangan memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi atau dituntaskan oleh masing-masing individu. Seperti yang diungkapkan oleh Hurlock (1997), pada titik tertentu setiap orang akan memahami bahwa mereka paksakan untuk menuntaskan tugas perkembangan tertentu pada setiap periode yang berbeda sepanjang hidup mereka. Perhatian penuh tehadap tugas perkembangan yang harus dilaksanakan inilah yang memengaruhi perspektif dan perilaku individu sendiri, serta mentalitas orang lain terhadap mereka. Seperti yang ditunjukkan oleh Hurlock (1997), hasil nyata dari ketidakmampuan untuk menuntaskan tugas perkembangan adalah yang menjadi hambatan menyelesaikan tugas perkembangan diperiode berikutnnya. Serta individu merasa teringgal dengan dengan teman sebayanya. sehingga mengakibatkan individu tidak mandiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam menyelesaikan masalah serta dapat meingkatkan kecemasan pada diri individu dalam menghadapi kehidupan.

Perbedaan Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran

Perbedaan Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran

Diagram hubungan Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran

Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan bingkai atau bungkus dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Contoh model pembelajaran:

1)    model pembelajaran project based learning (PjBL)

2)    model pembelajaran inquiry based learning

3)    model pembelajaran cooperative learning, dll

Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, melatar belakangi, menguatkan metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Contoh Pendekatan pembelajaran, yaitu:

1) Pendekatan berpusat pada peserta didik (student centered approach)

2) Pendekatan berpusat pada guru (teacher centered approach)

3) Pendekatan kontekstual, dll

Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual untuk mengimplementasikannya maka digunakan metode pembelajaran tertentu.

Contoh strategi pembelajaran:

1) Strategi pembelajaran ekspositori

2) Strategi pembelajaran heuristic

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran (menurut Slameto, 2003) adalah cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode juga dapat diartikan cara yang digunakan dalam rangka mengimplemtasikan rencana kegiatan pembelajaran yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Contoh metode pembelajaran:

1) Metode Pembelajaran Diskusi

2) Metode Pembelajaran Ceramah

3) Metode Pembelajaran Demonstrasi, dll

Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran merupakan cara yang dilakukan seseorang guru dalam menerapkan suatu metode pembelajaran secara spesifik. Guru dapat menggunakan variasi teknik pembelajaran dalam satu metode pembelajaran, tergantung kondisi siswa di kelas.

Contoh teknik pembelajaran:

1) Teknik penggunaan metode ceramah di kelas besar berbeda dengan kelas yang jumlahnya sedikit

2) Teknik penggunaan metode tanya jawab di kelas yang aktif berbeda dengan kelas yang pasif, dll

Taktik Pembelajaran

Taktik pembelajaran merupakan gaya seorang guru dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang bersifat individual. Taktik juga dapat dikatakan ciri khas dari seseorang dalam memberikan suatu perlakuan.

Contoh taktik pembelajaran:

1)  Guru menjelaskan materi dengan menyelipkan kalimat humor untuk menarik perhatian siswa

2) Guru menyampaikan materi dengan video dan media digital karena menguasai IT

3) Guru mengadakan game untuk memecah kesunyian di kelas, dll

Penjelasan lebih lanjut

Contoh perbedaan Model, pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran. Anisa adalah seorang guru wali kelas X. Dia akan mengajarkan Mata Pelajaran Agama Islam dengan materi “tanda-tanda orang beriman” dengan menggunakan model Pembelajaran berbasis inquiry, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan student centered, karena peserta didik diharapkan dapat memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, merumuskan pertanyaan mereka sendiri, berdiskusi selama di kelas, dimana siswa berkerja dalam tim. Strategi yang digunakan adalah strategi heuristic yang memungkin peserta didik untuk memahami materi pembelajaran dengan menjadikan heureskein (saya menemukan) sebagai acuan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Metode yang digunakan selama proses pembelajaran yakni Metode diskusi, tanya jawab, dan ceramah. Peserta didik kelas X ternyata termasuk kelas gemuk, jumlah peserta didik 38 orang. Anisa berinisiatif menggunakan Teknik  dengan memberikan isyarat diam dengan mengepalkan tangan dan mengeraskan suara saat menggunakan metode ceramah. Taktik yang Anisa gunakan Ketika peserta didik mulai mengantuk atau ribut dengan menyelipkan humor agar pesera didik Kembali bersemangat.