Macam-macam Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Ada beberapa macam sistem klasifikasi, di antaranya sistem klasifikasi alami, sistem klasifikasi buatan, sistem klasifikasi filogenik, dan sistem klasifikasi menurut Carolus Linnaeus.

Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

1. Sistem Klasifikasi Alami

Sistem klasifikasi alami adalah suatu cara pengelompokan organisme berdasarkan banyaknya persamaan ciri marfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan dengan mengamati bentuk luar (marfologi) tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna, ukuran tubuh (besar/kecil), tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki, dan bentuk batang. Penganut sistem ini adalah Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles adalah seorang ahli filsafat dari Yunani yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jumlah kotiledon, ada tidaknya mahkota bunga, dan letak bakal buah. Selain Aristoteles, juga ada Theophrastus (370-285 SM) yang disebut bapak Botani. Karya ilmiahnya berjudul “History of Plants” berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi empat kelompok, antara lain pohon, semak/perdu, setengah semak, dan herba/terna.

MATERI TERKAIT ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡

2. Sistem Klasifikasi Buatan

Sistem klasifikasi buatan (artifisial) adalah pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan atas adanya beberapa persamaan ciri marfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Misalnya, kupu-kupu dan kelelawar merupakan satu kelompok karena keduanya dapat terbang. Penganut sistem klasifikasi ini adalah John Ray (1627-1705), seorang naturalis dari Inggris. Ia menuangkan pendapatnya tentang sistem klasifikasi buatan untuk tumbuhan dalam bukunya “Historia Plantarium” yang berisi pengelompokan 1.800 jenis tumbuhan dengan menggunakan ciri bunga, batang, dan akarnya. Klasifikasi ini kurang teratur dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihan sistem ini ialah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup dengan menentukn sendiri aturan yang digunakan. dengan demikian, dasar yang digunakan untuk pengelompokan tersebut antara orang yang satu dan yang lain tidak sama.

3. Sistem Klasifikasi Filogenik

Sistem Klasifikasi Filogenik adalah pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson (kelompok). Charles Robert Darwin (1859) dalam bukunya “One the Origin of Species by Natural Selection” mengaitkan antara klasifikasi dan evolusi. Dasar pemikiran Darwin adalah organisme mengalami perubahan sehingga sifat/cirinya berbeda dari sifat/ciri nenek moyangnya. Kelebihan sistem klasifikasi ini adalah dapat diketahui adanya hubungan filogenik antarorganisme yang berada dalam satu kelompok. Selain itu, banyak informasi yang dapat diperoleh, misalnya anggota kelompok dapat ditambah dengan mudah dan kebanyakan organisme dalam kelompok memiliki ciri dasar yang diturunkan.

4. Sistem Klasifikasi Menurut Carolus Linnaeus

Linnaeus menyatakan bahwa organisme yang memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan yang sama. Sistem ini mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk hidup yang disebut dengan takson. Anggota-anggota dalam tingkatan takson yang makin tinggi mempunyai persamaan makin sedikit. Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, makin banyak persamaannya.

Carl von Lenne atau Carolus Linnaeus (1707-1778)
Urutan tingkatan (takson) dari tinggi ke rendah adalah sebagai berikut.
a. Kingdom (kerajaan)
b. Phylum (filum)/division (divisi)
c. Classis (kelas)
d. Ordo (bangsa)
e. Familia (suku)
f. Genus (marga)
g. Species (spesies/jenis)
(keterangan: Phylum (filum) digunakan untuk hewan, sedangkan division (divisi) digunakan untuk tumbuhan).

Berikut contoh klasifikasi pada hewan dan tumbuhan
Hewan
Takson
Tumbuhan
Animalia
Kingdom
Plantae
Chordata
Phylum/Division
Spematophyta
Vertebrata
Subfilum/Subdivision
Angiospermae
Mammalia
Classis
Dycotyledoneae
Theria
Ordo
Rutales
Marsupialia
Familian
Rutaceae
Marcapus
Genus
Citrus
Marcapus kangaroo = kanggguru australia
Species
Citrus macrocarpa = jeruk keprok

Linnaeus juga mempelopori cara pemberian nama makhluk hidup menggunakan sistem penamaan yang dikenal dengan sistem binomial nomenclaure (sistem tata nama ganda). Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai berikut.

  • Nama ilmiah makhluk hidup ditulis dalam bahasa latin atau bahasa asing yang dilatinkan. Misalnya, nama ilmiah melinjo adalah Gnetum gnemon yang berasal dari bahasa melayu gnemu.
  • Setiap nama jenis terdiri dari dua kata. Kata pertama menunjukkan genus, sedangkan kata kedua menunjukan spesies (epitethon specificom). Contohnya, nama ilmiah harimau adalah Felis tigris dan nama ilmiah padi adalah Oryza sativa.
  • Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf besar, misalnya Felis dan Oryza. Adapun huruf pertama pada kata kedua ditulis dengan huruf kecil, misalnya tigris dan sativa.
  • Nama jenis makhluk hidup dicetak miring, misalnya Oryza sativa, atau dapat juga diberi garis bawah, misalnya Oryza sativa.
  • Nama varietas ditulis sebagai kata ketiga, misalnya Oryza sativa glutinosa, yaitu nama lain padi varietas ketan.
Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi enam kingdom. Keenam kingdom makhluk hidup itu memiliki ciri-ciri dasar yang sama, antara lain struktur selulernya, cara memperoleh makanan, dan metabolismenya. Sistem enam kingdom meliputi.

a. Kingdom Archaebacteria

Archaebacteria merupakan organisme prokariotik uniseluler yang hidup di lingkungan anaerob dengan kondisi yang ekstrem, misalnya kawah gunung berapi dan sumber air panas. Ada yang merupakan autotrof, tetapi sebagian besar merupakan heterotrof.

b. Kingdom Eubacteria

Anggotanya merupakan organisme prokariotik uniseluler, meskipun ada pula yang berkoloni membetuk filamen. Bakteri termasuk organisme autotrof atau heterotrof dengan tiga bentuk dasar, yaitu bulat, batang, dan spiral. Bakteri ada yang merupakan patogen dan ada yang tidak.

c. Kingdom Protista

Anggotanya meliputi makhluk hidup tingkat rendah yang termasuk eukariotik. Organisme ini memiliki inti sel yang telah bermembran. Anggota kelompok ini adalah Algae (ganggang), Protozoa, dan jamur lendir.

d. Kingdom Fungi (jamur)

Anggotanya meliputi organisme eukariotik heterotrof, memiliki hifa (berupa tubuh jamur), dan tidak berklorofil. Kelompok ini awalnya lebih cenderung dikelompokkan dalam dunia tumbuhan daripada hewan, penyusun dinding selnya dari zat kitin, serta cara reproduksinya dengan membentuk spora seksual maupun aseksual, juga membentuk tunas. Kelompok ini meliputi empat divisi yaitu (1) Phycomycota, (2) Ascomycota, (3) Basidiomycota, dan (4) Deuteromycota.

e. Kingdom Pantae (Tumbuhan)

Anggotanya meliputi makhluk hidup heterotrof yang memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis, yaitu Bryophyta (lumut), Pteridophya (paku-pakuan), dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji).

f. Kingdom Animalia (Hewan)

Anggotanya meliputi makhluk hidup heterotrof yang tersusun atas banyak sel (multisel). Animalia terdiri atas hewan tingkat rendah sampai tingkatan yang tertinggi, yaitu porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Rotifera, Bryozoa, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.

Sumber: Riandari. H & Ifandari. 2013. Biologi 1. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari
Macam-macam Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

0 Comments:

Post a Comment