Perkembangan Masa Masa Remaja (12-20 Tahun)

Remaja atau adolescence diambil dari
bahasa latin yang memiliki arti tumbuh menjadi dewasa (Sari, 2017). Masa remaja
merupakan masa dimana anak-anak mengalami transisi. Banyak perubahan yang
terjadi di periode ini, mulai dari hormonal, sosial, fisik, dan juga psikologis
(Pediatri, 2010). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan
masa peralihan dimana sebelumnya berada di masa kanak-kanak hingga tumbuh dan berkembang
menjadi dewasa. Perkembangan yang dimaksud meliputi aspek fisik atau tubuh,
aspek kejiwaan atau psikologis serta kondisi hormon dalam dirinya.
Masa remaja adalah masa yang terbilang sulit
bagi remaja sendiri, dan juga orangtuanya. Kesulitan tersebut disebabkan oleh fenomena
dari remaja sendiri dengan disertai beberapa perilaku khusus, yakni (Putro,
2017):
1. Periode remaja mulai untuk menyuarakan
kebebasan serta haknya terhadap pendapatnya.
2. Periode remaja akan lebih mudah terpengaruh
oleh lingkungan sekitar, terutama oleh teman-teman sebayanya jika dibandingkan pada
saat mereka masih pada masa kanak-kanak.
3. Terjadinya perubahan fisik yang cepat dan
pesat, mulai dari tumbuh kembangnya hingga seksualitasnya.
4. Periode remaja memiliki kepercayaan diri yang
tinggi (over confidence). Kepercayaan diri ini akan meningkat bersama dengan emosinya
sehingga akan mengalami kesulitan dalam menerima nasihat atau pengarahan dari
orang lain, tak terkecuali orangtua.
Berdasarkan pada beberapa pernyataan diatas,
pada masa remaja, perubahan yang terjadi dirasa cukup signifikan dimana perubahan
ini berbeda dari saat periode kanak-kanak. masa remaja adalah periode yang
sangat penting, periode terjadinya peralihan dan perubahan dimana terdapat
ciri-ciri perkembangan yang terjadi di masa ini. Tak hanya itu, pada masa
remaja ini merupakan usia krusial yang terdapat banyak sekali kendala dan
permasalahan, dimana remaja mulai mencari jati diri dan identitasnya. Di tahap
ini, remaja mulai merasakan ketakutan dan sebagai ambang menuju masa dewasa. Perubahan
yang signifikan ini alih-alih memberikan dampak pada remaja itu sendiri, tak
terkecuali memberikan dampak negative berupa masa masa sulit bagi remaja itu
sendiri. Kesulitan dan kendala itu berupa, periode remaja mulai untuk
menginginkan kebebasan, mudah terpengaruh lingkungan sekitar, perubahan fisik
yang cepat, kepercayaan diri yang mulai bertumbuh dan tinggi.
A. Fase dan Tugas Perkembangan Remaja
Tiap – tiap individu memiliki peran serta tugasnya
tersendiri yang sesuai dengan tahapan usianya, baik dari kanak-kanak maupun dewasa.
Dalam mencukupi tugas-tugasnya setiap individu memiliki tujuan untuk mencapai
dan mencukupi kebutuhan individu itu sendiri (Sebayang, 2018). Terutama saat
remaja, dimana masa ini adalah masa perubahan, dari seorang anak hingga
akhirnya menjadi orang dewasa. Sehingga, remaja dapat dikelompokkan menjadi
berbagai tahapan seperti berikut (Diananda, 2018):
1. Pra Remaja (11 atau 12 – 13 atau 14
Tahun)
Usia tersebut sering disebut dengan fase
negatif. Dikarenakan berkembangnya hormonal yang menyebabkan perubahan yang tidak
terduga pada suasana hati seperti gelisah, bingung, takut dan cemas. Pada usia
ini juga remaja mempunyai karakteristik untuk ingin bebas, memperhatikan
tubuhnya dan lebih dekat dengan teman sebaya. Pada pra remaja ini akan
mengalami perubahan fisik yang sangat pesat, seperti tinggi badan, berat badan
dan perubahan pada bentuk fisik (Knoer, 2006). Maka dari itu tugas perkembangan
pada usia ini yaitu menerima kondisi fisik dirinya sendiri serta efektifkan
dalam menggunakan bagian tubuhnya.
2. Remaja Awal (13 atau 14 – 17 Tahun)
Usia tersebut seorang remaja mengalami
perubahan fisik, sikap dan perilaku yang sangat pesat yang menyebabkan remaja
memiliki banyak impian dan fokus pada dirinya (Octavia, 2020). Tugas perkembangan
pada usia ini yaitu bersosialisasi, meningkatkan kemandirian dan pengawasan
dari orang tua.
3. Remaja Lanjut (17 – 20 atau 21 Tahun)
Usia tersebut remaja cenderung ingin
menunjukkan diri, selalu ingin menjadi pusat perhatian, memiliki banyak energi,
dan bersemangat. Namun berlangsung dalam waktu singkat. Maka dari itu tugas
perkembangan pada usia ini yaitu membuat pribadi lebih bertanggung jawab,
meningkatkan kemandirian dan membuat dirinya di terima oleh masyarakat (Knoer,
2006).
Dari penjelasan diatas mengenai fase remaja maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga fase remaja yaitu fase pra remaja, remaja awal dan remaja lanjut, dimana pada fase-fase tersebut remaja mengalami perubahan pada fisik, psikis dan psikososial.
C. Aspek - Aspek Perkembangan Remaja
Di masa perkembangan remaja, terdapat
beberapa aspek yang terlihat sangat menonjol perkembangannya. Antara lain
adalah (Fatmawaty, 2017) :
1. Perkembangan Fisik
Periode remaja merupakan salah satu periode
terpenting dalam rentang kehidupan individu karena periode ini sangat menentukan
kehidupan individu di periode dewasa. Perubahan-perubahan pada periode remaja
ini sulit untuk dihindari dan fisik merupakan aspek yang berubah dengan
mencolok pada periode ini. Syamsu Yusuf (2005) menerangkan pada periode remaja
awal fisik individu berkembang dengan pesat namun belum mencapai ukuran
proporsional, sedangkan mendekati remaja akhir ukuran tubuh remaja sudah
menyerupai individu dewasa. Periode remaja juga disebut dengan periode pubertas
yang berkaitan dengan fungsi organ seksual individu yang telah matang.
Berhubungan dengan kondisi tersebut maka pada periode remaja ini, terdapat dua
ciri fisik pada remaja yang perlu dikenali dan dijelaskan sebagai berikut.
a. Ciri Seksual Primer Remaja
Ciri seksual primer merupakan perubahan utama
pada remaja yang menunjukkan bahwa secara fisik mereka telah siap dan mampu
untuk bereproduksi. Pada remaja laki-laki, ciri seks primer ini ditunjukkan
dengan terjadinya “mimpi basah” yaitu keluarnya sperma dari penis. Kondisi
tersebut terjadi dalam rentang usia yang bervariasi, namun pada umumnya berlangsung
pada usia 14 – 15 tahun. Mimpi basah terjadi karena organ reproduksinya yaitu
testis telah matang. Testis sendiri merupakan organ yang berfungsi untuk
memproduksi sperma dan hormone testosteron.
Pada remaja perempuan, ciri seks primer
ditunjukkan dengan terjadinya menstruasi yaitu keluarnya darah dari vagina.
Menstruasi pertama perempuan ini dikenal dengan nama menarche. Menstruasi
sendiri terjadi sebagai tanda bahwa sel telur telah matang dan siap dibuahi.
Perempuan mengalami menstruasi pertama dalam usia yang beragam antara 12-15
tahun namun ada beberapa individu yang mengalaminya lebih awal atau lebih
lambat. Perempuan mengalami menstruasi setiap bulannya meski setiap individu memiliki
waktu (siklus) yang berbeda. Siklus menstruasi terjadi ketika ada sel telur
yang matang dan melepaskan diri dari ovarium dan menempel pada dinding rahim,
apabila tidak dibuahi maka terjadilah peluruhan dinding rahim tersebut yang dinamakan
menstruasi.
b. Ciri Seksual Sekunder Remaja
Perubahan seksual sekunder adalah perubahan-perubahan
yang terjadi pada fisik remaja sebagai pelengkap atas kematangan reproduksinya.
Perubahan yang terjadi tersebut semakin menampakkan diri remaja menyerupai laki-laki
dan perempuan dewasa. Perubahan seksual laki-laki yang Nampak seperti timbulnya
jakun pada leher, tumbuhnya rambut-rambut halus pada bagian wajah serta
bagian-bagian tubuh lain seperti ketiak, kelamin dan dada. Selain itu, perubahan
seksual sekunder pada laki-laki juga Nampak pada pertambahan ukuran kelaminnya
dan semakin bidangnya dada remaja. Perubahan seksual sekunder perempuan antara
lain pertumbuhan payudara, pinggul yang melebar, serta timbulnya rambu-rambut
halus di ketiak dan kelamin.
Selain dari perubahan fisik yang terjadi
karena kematangan organ reproduksi, perubahan fisik remaja terjadi karena
adanya perubahan hormone dalam tubuhnya. Perubahan hormone tersebut dapat
menyebabnya berubahnya kondisi kulit terutama wajah sehingga muncul jerawat
atau masalah-masalah kulit lainnya.
2. Perkembangan Kognisi
Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, individu pada periode remaja telah mencapai perkembangan pada Tingkat perkembangan operasional formal. Tahap tersebut dapat digambarkan dengan ciri sebagai berikut.
1) Kemampuan dalam memahami hal-hal abstrak lebih meningkat. Penalaran lebih mengarah pada deduktif hipotesis serta berpikir secara lebih proporsional;
2) Tingkat kepercayaan pada kejadian-kejadian dalam dongeng berangsur menurun sampai usia dewasa;
3) Pemikiran
lebih bersifat logis serta mampu mengevaluasi dengan lebih baik.
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan perubahan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya. Pada aspek ini melihat individu bersikap dan berinteraksi dengan lawan bicaranya serta membangun hubungan dalam kelompok. Jika pada periode sebelumnya hubungan sosial individu masih terbatas ruang lingkupnya, maka pada periode ini hubungan sosial yang dibangun semakin intens dan mendalam. Perubahan tersebut terjadi bukan karena alasan, melainkan karena bertambahnya kemampuan individu dalam memahami emosi serta meningkatnya kemampuan berpikir. Berikut gambaran tentang perkembangan sosial remaja.
1) Hubungan sosial yang dibangun pada periode remaja ini berlangsung lebih intim karena emosional yang terlibat lebih dalam.
2) Jaringan sosial semakin meluas, semakin banyak orang yang dikenal dan jenis hubungan semakin beragam;
3) Berusaha
untuk menyelesaikan Krisis dalam dirinya, yaitu krisis antara identitas vs
kekaburan, sehingga pada periode ini individu akan berusaha untuk bisa menjadi
pribadi yang unik dan menemukan jawaban tentang “siapa saya”.
4. Perkembangan Emosi
Para remaja kerap menggunakan cara mencontoh
kepada orang-orang yang mereka anggap sebagai idola. Kehidupan sosial seorang anak
remaja pun berkembang sangat luas dan berakibat remaja menjadi berusaha
melepaskan diri dan terbebas dari aturan-aturan orang tua (Ahyani & Astuti,
2018).
Perkembangan emosi pada periode remaja ditunjukkan dengan ciri sebagai berikut.
1) Memiliki kapasitas untuk mengembangkan hubungan jangka panjang yang sehat dan berbalas;
2) Mampu memahami diri sendiri serta mampu menganalisis penyebab timbulnya perasaan tersebut;
3) Lebih memandang individu dari sisi kepribadiannya, bukan lagi pada sisi penampilannya;
4) Kemampuan untuk mengelola emosi lebih meningkat;
5) Jenis kelamin berperan
penting dalam mengendalikan emosi individu.
Dapat disimpulkan bahwa pada masa remaja, terdapat beberapa aspek yang ada dalam diri remaja. Aspek-aspek ini menonjol dalam perkembangannya dan berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa aspek yang ada adalah perkembangan fisik, perkembangan kognisi, emosi, dan sosial.
0 Comments:
Post a Comment