Perkembangan Masa Anak-Anak Pertengahan (3-7 tahun)

Perkembangan masa anak-anak pertengahan (3-7 tahun)

A. Perkembangan fisik masa anak-anak pertengahan

Hurlock (2013) menjelaskan bahwa gerak anak usia pertengahan dan penampilannya akan mudah dibedakan dengan anak-anak pada periode sebelumnya. Pada anak usia usia pertengahan, geraknya umumnya aktif. Karena mereka sudah memiliki penguasaan atau kendali atas tubuh mereka, mereka mulai sangat menikmati aktivitas yang mereka lakukan sendiri. Biasanya kebutuhan istirahat yang cukup setelah anak banyak melakukan aktivitas tidak lupa dilakukan. Pada masa ini anak membutuhkan jadwal aktivitas yang tenang. Dari segi pertumbuhan fisik, otot besar pada anak usia pertengahan lebih berkembang dari perhatian pada area jari tangan dan jari kaki. Kurangnya kontrol jari dan tangan menyiratkan bahwa anak masih belajar dan tidak dapat menyelesaikan tindakan sulit yang membutuhkan kemampuan jari dan tangan, seperti mengancingkan pakaian dan mengikat tali sepatu. Secara fisik, anak-anak masih mengalami kesulitan memfokuskan mata mereka pada benda-benda kecil selama era ini karena koordinasi dan kontrol tangan mereka belum sempurna.

 

Tubuh anak masih fleksibel pada usia ini, otak dilindungi oleh tengkorak yang lunak. Karena sistem otot system muskuloskeletal masih berkembang, anak-anak usia pertengahan rentan terhadap cedera, terutama ketika mereka terlalu aktif. Kelompok usia ini juga dikenal sebagai Zaman Keemasan, yang mengacu pada semua anak muda berusia 2 hingga 6 tahun. Kaki dan jari anak sudah mulai lebih kuat dan lebih fleksibel seiring dengan peningkatan kemampuan motorik kasar dan halusnya. Otak, otot, saraf, dan tulang semuanya telah matang dan berkembang ke tingkat koordinasi yang tinggi. Hal ini juga tidak lepas dari pemberian nutrisi fisik secara terus menerus kepada anak usia pertengahan berupa makanan sehat dengan gizi seimbang. Orang tua harus memberikan stimulus gizi psikologis berupa perhatian, inspirasi, dan dukungan semangat kasih sayang untuk mendorong anak bergerak dan belajar.

 

Dari perkembangan motorik kasarnya, kita dapat mengetahui bahwa anak-anak telah melakukan berbagai aktivitas dengan gerakan cepat, seperti berjalan, berlari, memanjat, dan duduk, sementara beberapa anak masih perlu melatih keseimbangannya. Hal ini terutama disebabkan oleh perubahan kecil dalam perkembangan otak, yang mengontrol keseimbangan tubuh manusia. Karena perkembangan motorik halus, kelenturan, dan kelenturan jari dan tangan, anak dapat memegang dengan kuat, mengambil benda-benda kecil, menangani alat tulis dengan baik, menulis kata atau gambar, dan sebagainya.

B. Perkembangan kognitif masa anak-anak pertengahan

Perkembangan manusia sebagian besar dipengaruhi oleh faktor kognitif, menurut Piaget. Kognitif adalah kemampuan untuk memahami, mengenali, dan memahami melalui penggunaan pengamatan dan pengamatan. Kemampuan individu untuk mempersepsikan dan mengetahui dirinya dan lingkungannya dalam suatu proses, atau suatu perkembangan pemikiran dan pengenalan individu untuk mengkonstruksi atau mengelola dunia dengan caranya sendiri, disebut sebagai kognitif.

 

Perkembangan kognitif anak-anak berada dalam tahap pra-operasional selama tahun-tahun pra-sekolah. Cara berpikir anak tetap egosentris, dan dia hanya mampu mendekati situasi dari satu perspektif. Anak-anak usia pertengahan dengan cepat memahami gagasan berhitung dan mulai bermain game atau berfantasi tentangnya. Mereka tidak percaya bahwa pikirannya kuat, imajinasi yang diinduksi oleh pemikiran magis yang membantu anak-anak usia pertengahan membuat ruang di lingkungan nyata mereka.

 

Dari segi persepsi kognitif pada masa usia pertengahan antara lain: mulai meniru gambar meskipun dalam bentuk coretan yang tidak sempurna, memainkan peran dengan peran yang realistis, mulai dapat mendengarkan cerita dengan baik, terdapat komentar ketika mendengarkan cerita, dan mulai bisa menghitung dan memberi warna tepat pada objek gambar.

C. Perkembangan sosioemosi anak-anak pertengahan

Perkembangan Sosial

Menurut Erikson, anak-anak usia pertengahan berada dalam tahap perkembangan sosial Inisiatif versus Rasa Bersalah.  Benda-benda di sekitarnya akan menjadi mainan dalam mengisi kegiatan sehari-harinya selama ini, karena anak akan sangat aktif dan banyak mengajukan pertanyaan kritis. Dalam kontak sosial, inovasi dan daya cipta anak-anak usia pertengahan tampak sangat tinggi. Anak-anak mudah untuk berteman, tetapi mereka juga mudah bermusuhan dengan teman sebayanya, karena egosentrisitas mereka yang tinggi pada usia ini.

 

Anak-anak mulai menunjukkan kemampuan untuk mengembangkan diri melalui hubungan dengan orang lain dari keluarga, teman, dan sekolah mereka saat komponen ini berkembang. Pertumbuhan perilaku anak dalam scenario inilah yang penting adalah tumbuhnya tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku dimanapun anak berada dalam keadaan ini.

 

Perkembangan sosial ini berasal dari kombinasi kematangan dan kesempatan belajar yang dihasilkan dari respon yang bervariasi terhadap anak di lingkungan. Anak-anak sering dianggap keras kepala sebagai akibat dari perkembangan ini karena mereka sudah mulai mendefinisikan identitas mereka dan selalu bersemangat untuk menunjukkan kemauan dan kemampuan mereka dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Perkembangan sosial anak usia pertengahan meliputi:

1.     Mampu membantu dan berpartisipasi dalam kegiatan teman sebayanya.

2.     Mengamati anak-anak lain dan menjalin persahabatan dengan mereka

3.     Mampu berkomunikasi dengan bahasa yang sederhana

4.     Kenali pentingnya bergiliran saat bermain dengan teman sebaya.

5.     Mengkomunikasikan ide dan perasaan melalui ekspresi

Perkembangan Emosi

Anak-anak usia pertengahan cenderung menunjukkan emosi yang intens. Mereka sangat gembira, senang, dan bingung pada satu saat, dan kemudian sangat tidak puas pada saat berikutnya. Imajinasi anak-anak usia pertengahan sangat jelas, dan kekhawatiran mereka cukup nyata. Mayoritas anak usia ini sudah menguasai pengendalian diri. Mereka dapat menamai emosi mereka sehingga mereka dapat menindaklanjutinya. Tanah liat, permainan air, sketsa atau lukisan, atau permainan dramatis dengan boneka semuanya dapat digunakan untuk menyampaikan emosi yang kuat. Anak-anak usia pertengahan sedang membentuk rasa diri mereka, menyadari apakah mereka laki-laki atau perempuan. Mereka sadar bahwa mereka adalah anggota keluarga, komunitas, atau budaya tertentu (Kyle, 2012).

1.     Perkembangan Emosional Anak Usia pertengahan (3-4 tahun)

Anak-anak dapat mengekspresikan emosi dasar seperti kesedihan, kebahagiaan, kemarahan, dan kegembiraan melalui bahasa. Meskipun Anda mungkin perlu memberikan banyak pengingat, anak usia itu dapat merasa bersalah dan memahami bahwa ia harus meminta maaf jika ia telah melakukan kesalahan. Anak usia ini murah hati dan menunjukkan bahwa dia mengerti bahwa kita harus berbagi dengan orang lain dalam hidup, tetapi jangan berharap dia melakukannya sepanjang waktu.

2.     Perkembangan Emosional Anak Usia pertengahan (4-5 tahun)

Anak dapat mengekspresikan emosi yang lebih rumit seperti frustrasi/gagal, jengkel, dan malu menggunakan bahasa. Jika seorang anak merasa bersalah, malu, atau takut, ia dapat menyembunyikan kebenaran tentang sesuatu. Anak-anak memiliki lebih sedikit kemarahan dan lebih baik dalam mengelola emosi yang intens seperti kemarahan, ketidaksabaran, dan kekecewaan.

3.     Perkembangan emosi anak usia pertengahan (5 tahun lebih)

   Anak-anak menjadi lebih sadar akan perasaan mereka terhadap orang lain dan bertindak berdasarkan perasaan itu, seperti bersikap ramah kepada teman dan keluarga dan ingin lebih banyak membantu Anda. Untuk menghindari masalah, anak-anak akan melakukan segala upaya untuk mengikuti aturan (Pemerintah Negara Bagian Victoria, 2018).

0 Comments:

Post a Comment