Kingdom Fungi (Jamur) - Ciri, Reproduksi, Struktur, dan Klasifikasi jamur

Kingdom Fungi atau biasa dikenal dengan jamur banyak ditemukan di lingkungan sekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hampir di semua tempat di mana ada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan menjalani tahapan istirahat atau menghasilkan spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jamur disemut mikrologi. 

Macam-macam jamur

Jamur atau fungi dipisahkan menjadi kingdom tersendiri karena jamur merupakan organisme eukariotik yang mempunyai sel tunggal dan tidak memiliki klorofil sehingga tidak membutuhkan cahaya matahari untuk membuat makanannya sendiri, serta dinding sel jamur terdiri dari kitin. Maka dari itu jamur tidak termasuk kingdom protista, monera, dan Plantae. 


Perbedaan kingdom fungi dengan kingdom Plantae antara lain tubuh fungi/jamur berupa talus (tubuh sederhana yang tidak mempunyai akar, batang, dan daun) sedangkan plantae/tumbuhan sudah mempunyai akar, batang, dan daun. Selain itu, fungi/jamur tidak berklorofil sehingga tidak membutuhkan cahaya matahari untuk menghasilkan makanan. Jamur bersifat heterotrof saprofit atau heterotrofit parasit. Sedangkan plantae/tumbuhan memiliki klorofil sehingga bersifat fotoautotrof, yaitu mampu membuat  makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.

 

Jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.  Merupakan organisme eukariota yang menghasilkan spora

2. Dinding selnya tidak megandung  selulosa, melainkan karbohidrat kompleks (termasuk kitin)

3.  Tidak memiliki flagela dalam daur hidupnya

 

Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).

 

Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok kapang (mold). Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang, disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Hifa-hifa membentuk jaring-jaring benang kusut, disebut miselium. Beberapa hifa bersifat senositik, artinya hifa-hifa tidak terpisah dalam ruang-ruang atau sel-sel, melainkan membentuk sebuah sel raksasa berinti banyak. Jenis hifa lain ada yang terpisah dalam ruang-ruang oleh septa (dinding). Setiap sel dapat mengandung lebih dari satu inti sel.

Hifa bersepta dan tidak bersepta

Jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval. Khamir ditemukan hampir di semua tempat, seperti di tanah, daun, buah, serta pada tubuh manusia. Khamir juga penting dalam pembuatan roti dan makanan fermentasi.

 

Jamur hidup sebagai saprofit dengan menguraikan bahan organik yang sudah mati atau sampah dan bangkai. Bahan organik itu diserap dan disimpan dalam bentuk glikogen. Selain itu, beberapa jenis jamur hidup secara parasit, yaitu menumpang dan mengambil bahan organik dari inang yang masih hidup. Jamur parasit akan menyebabkan penyakit yang disebut mikosis.

Reproduksi jamur

Sebagian besar jamur bereproduksi atau berkembang biak dengan  cara spora mikroskopik, yaitu sel reproduktif yang tidak motil. Spora biasanya dihasilkan oleh hifa aerial yang terspesialisasi. Hifa aerial pada beberapa jamur membentuk struktur kompleks yang disebut badan buah (fruiting body). Spora dihasilkan badan buah. Ada tiga bentuk struktur reproduktif pada jamur yaitu gametangium, sporangium, dan konidiofor. Gametangium adalah struktur tempat pembentukan gamet. Sporangium adalah struktur tempat dibentuknya spora. Konidiofor adalah hifa terspesialisasi yang menghasilkan spora aseksual yang disebut konidia.

 

Chytridiomycota

Para ahli sistematika mengalami kemajuan pesat dalam memilih hubungan filogenetik antara fungi dan eukariota lain. Salah satu penghubung antara jamur dan Protista diduga adalah kelompok organisme yang disebut khitrid (Chytridiomycota), yang memberi petunjuk asal usul jamur. Chytridiomycota memiliki sifat antara lain merupakan organisme akuatik, saproba, atau parasit pada Protista, tumbuhan atau invertebrata akuatik. Karena membentuk spora berflagel (zoospora), khitrid dimasukkan ke dalam Protista. Tetapi, belakangan ini ahli sistematika molekuler menemukan bukti kuat untuk menggabungkan khitrid dengan jamur. Ciri-ciri utamanya adalah mengabsorpsi nutrisi dinding sel dari zat kitin, sebagian membentuk hifa senositik, meskipun ada juga yang uniseluler. Dari bukti molekuler, khitrid adalah jamur paling primitif yang merupakan garis awal dalam perkembangan evolusi (filogeni) jamur.

 

Jamur diklasifikasikan berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya menjadi empat divisi, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

Kingdom Fungi (Jamur) - Ciri, Reproduksi, Struktur, dan Klasifikasi jamur

Sumber: Pratiwi, Maryani. S, Srikini, Suharno, & Bambang. 2007. Biologi SMA. Jakarta: Erlangga

0 Comments:

Post a Comment