Perspektif Masa Hidup (Life Span Perspective)
Life span development
Lamanya hidup manusia (Life Span Development)
dimulai dari kehamilan dan berlanjut melalui bayi baru lahir, anak-anak, remaja,
dewasa, dan lanjut usia hingga kematian. Setiap orang di dunia pasti melalui
aktivitas perkembangan pada suatu saat dalam hidupnya. Setiap tugas
pengembangan harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan fase pengembangan dan
tidak boleh diabaikan. Hal ini karena jika suatu tugas perkembangan tidak
diselesaikan pada suatu tahap tertentu, maka akan sulit bagi individu untuk menyelesaikan
tugas perkembangan berikutnya. Perubahan manusia menggabungkan perubahan kualitatif dan
kuantitatif yang disebabkan oleh perubahan mental dan tubuh. Perubahan kualitatif sering disebut sebagai perkembangan, dan perubahan
kuantitatif sering disebut sebagai pertumbuhan.
Subyek pembahasan dalam psikologi perkembangan adalah perubahan subjektif, yang
terkait dengan perkembangan mental yang rumit, meskipun faktanya orang
mengharapkan pertumbuhan memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan mental.
Dalam QS. Al Hajj: 5 yang artinya : Hai manusia jika
kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah)
Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu tanah, kemudian dari setets mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna,
agar Kami jelaskan kepa kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kamu
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu
sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara
kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya terlah diketahuinya, dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian
apabila telah Kami turunkan air dingin diatasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan.
Menurut ayat di atas, kehidupan di dunia dibagi menjadi tiga periode: 1) masa
kanak-kanak (alpencurian), yang ditandai dengan kondisi fisik dan mental yang lemah
(karena masa bayi atau masa kanak-kanak), 2) masa pubertas, yang ditandai
dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental seseorang menjadi lebih kuat
dan matang, dan 3) kedewasaan (al-thift). 3) usia lanjut (old age), yang
ditandai dengan hilangnya pendengaran, bicara, dan uban pada tingkat fisik, serta
penurunan daya ingat dan daya ingat pada tingkat mental. cenderung tidak
menentu dalam perilaku mereka.
Perkembangan Masa Hidup (life span), Pendekatan
ini menggaris bawahi beberapa perubahan penting yang dialami indivdu terjadi
selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Menurut pakar perkembangan masa hidup, Paul Baltes,
perspektrif perkembangan masa hidup (life-span perspective) mencakup tujuh
kandungan dasar yaitu: Perkembangan bersifat seumur hidup, multidimensional,
multidireksional, plastis, melekat secara kesejarahan, multidisiplin, dan
kontekstual.
Berikut adalah penjelasan dari setiap kandungan tersebut.
1. Perkembangan
bersifat seumur hidup.Tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan
hidup. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam
cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan. Sehingga selama proses
bertambahnya usia, maka selama itulah proses perkembangan akan terus berjalan.
2. Perkembangan
bersifat multidimensional. Perkembangan terdiri atas dimensi biologis, kognitif, dan
sosial. Dimensi inilah yang dikaji dalam setiap periode perkembangan manusia.
Bahkan dalam satu dimensi semacam intelegensi, terdapat banyak komponen,
seperti intelegensi abstrak, intelegensi nonverbal, intelegensi sosial, dan
lain-lain
3. Perkembangan
bersifat multidireksional. Beberapa dimensi atau komponen dari suatu dimensi dapat
meningkat dalam masa pertumbuhan, sementara dimensi lainnya menurun. Misalnya,
orang dewasa akan lebih arif dalam berpikir mengingat pengalaman yang banyak,
tetapi disisi lain ia merasa mudah lelah jika malakukan pekerjaan berat.
4. Perkembangan
bersifat lentur (plastic). Bergantung pada kondisi kehidupan individu, perkembangan
terjadi melalui banyak cara yang berbeda. Sehingga manusia satu dan lainnya
belum tentu memiliki proses perkembangan yang sama. Misalnya, kemampuan
penalaran orang dewasa dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan orang dewasa
lainnya melalui pengalaman pribadi.
5. Perkembangan
melekat secara kesejarahan. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor sejarah dimana
individu hidup. Seorang berusia 40 tahun mengalami depresi berat akibat perang
dunia pertama, akan berbeda dengan seorang berusia 40 tahun mengalami depresi
pada waktu sekarang ini.
6. Perkembangan
dipelajari oleh berbagai multidiplin. Para pakar psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains,
dan peneliti kesehatan semuanya mempelajari perkembangan manusia dan berbagi
persoalan untuk membuka misteri perkembangan masa hidup manusia.
7. Perkembangan bersifat kontekstual. Perkembangan manusia mengikuti konteks yang meliputi linkungan, sosial, kebudayaan, dan lain-lain. Sehingga individu dilihat sebagai makhluk yang sedang berubah di dalam dunia yang sedang berubah. Dengan mempelajari perkembangan masa hidup atau psikologi perkembangan, maka kita akan menemukan informasi tentang siapa kita, bagaiamana kita dapat seperti ini dan kemana masa depan akan membawa kita.
Penerapan dan Manfaat Teori Life Span
Dalam praktek pekerjaan sosial teori life span digunakan
untuk memahami suatu kondisi sosial yang menciptakan
tekanan (stressor) dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi (cope) secara efektif. Selain itu teori ini juga
digunakan untuk mendefinisikan situasi/keadaan yang membutuhkan bantuan:
permasalahan dan pertumbuhan. Pekerja sosial bisa menganalisa seorang individu yang
melakukan penyimpangan perilaku, salah satunya traumatik
yang pernah
dialami individu bermasalah tersebut dalam kehidupannya dengan menggunakan teori life span ini. Orang dilihat
sebagai individu
yang adaptif dan kreatif secara inheren dan mampu mentransformasi diri mereka sendiri dan kehidupan mereka,
jika
diberikan kebutuhan dukungan sosial.
Contoh Kasus dan Solusinya Teori Life Span
Individu-individu yang mengalami kasus ini berawal dari
trauma di masa kecil yang pada akhirnya menyebabkan perilaku individu
tersebut menyimpang pada saat dia telah dewasa.
Pengalaman trauma atas ‘perlakuan’ menyimpang yang dialami oleh orang-orang tersebut akan menyebabkan sang individu akan mengulangi
hal yang sama ketika dia telah dewasa. Contoh lain
adalah, ketika seorang anak mengalami perilaku kekerasan terhadap dirinya, maka menurut penelitian dia akan mengulangi hal sama
kepada orang
lain ketika dia dewasa kelak.Pengalaman-pengalaman traumatik yang dialami oleh individu-individu yang
mengalami penyimpangan perilaku harus sesegera mungkin disembuhkan,
bahkan jika perlakuan tersebut terjadi ketika dia masih
kecil sudah harus ditangani agar nantinya ketika anak tersebut dewasa maka
dia tidak akan melakukan pengulangan hal yang sama. Orang
tua
pun harus mengawasi anak-anaknya secara penuh agar tidak terjadi hal-hal tersebut. Terlebih-lebih orang tua tidak boleh melakukan tindak kekerasan terhadap anak-anak yang akan menyebabkan trauma kepada sang anak.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penguasaan Tugas-tugas Perkembangan
Setiap orang diharapkan menyelesaikan tugas
perkembangan pada suatu saat dalam hidupnya. Karena
aktivitas perkembangan merupakan salah satu kriteria untuk menentukan
kematangan mental pada manusia. Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan:
1. Faktor internal meliputi pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
kesehatan yang baik, keinginan untuk belajar, dan penguasaan
tugas-tugas perkembangan sebelumnya merupakan faktor-faktor penting.
2. faktor Eksternal meliputi Pola asuh, iklim sekolah, iklim masyarakat, dan sebagainya.
0 Comments:
Post a Comment