Periode Usia Remaja (Perkembangan Fisik)

Periode Usia Remaja (Perkembangan Fisik)

sumber:https://www.halodoc.com/

Konsep Dasar Perkembangan Remaja

Remaja atau adolescence diambil dari bahasa latin yang memiliki arti tumbuh menjadi dewasa (Sari, 2017). Masa remaja merupakan masa dimana anak-anak mengalami transisi menjadi. Banyak perubahan yang terjadi di periode ini, mulai dari hormonal, social, fisik, dan juga psikologis (Pediatri, 2010). Dengan demikian, dapat disimpulkan bagwa remaja merupakan masa peralihan Dimana sebelumnya berada di masa kanak-kanak hingga tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Perkembangan yang dimaksud meliputi aspek fisik atau tubuh, aspek kejiwaan atau psikologis serta kondisi hormon dalam dirinya.

Ciri-ciri Khas Perkembangan Remaja

Perkembangan di masa remaja, diawali dengan hadirnya beberapa tingkah laku, mulai dari tingkah laku yang positif hingga  tingkah laku yang negatif. Hal tersebut disebabkan, remaja sedang mengalami masa panca roba pada masa ini, dari masa anak-anak ke masa remaja (Umami, 2019). Berikut ciri dari perkembangan periode remaja, (Hurlock, 1980):

1.     Periode yang penting

2.     Periode peralihan

3.     Periode perubahan

4.     Usia bermasalah

5.     Masa mencari identitas

6.     Usia yang menimbulkan ketakukan

7.     Ambang masa dewasa

Aspek - Aspek Perkembangan Remaja

Di masa perkembangan remaja, terdapat beberapa aspek yang terlihat sangat menonjol perkembangannya. Antara lain adalah (Fatmawaty, 2017) :

1.     Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik di masa remaja bertumbuh dan berkembang dengan cepat. Keadaann fisik merupakan suatu hal yang penting dalam diri remaja (Astuti & Ahyani, 2018).

2.     Perubahan Eksternal

Di masa remaja, remaja akan mengalami beberapa perubahan,mulai dari tinggi badan, berat badan, hingga organ seks (Fatmawaty, 2017).

3.     Perubahan Internal

Perubahan dalam internal ini seperti perubahan pada system pencernaan, system peredaran darah, jaringan tubuh, system pernafasan (Fatmawaty, 2017).

4.     Perkembangan Emosi

Masa remaja umumnya memiliki energi yang terbilang besar, emosi yang berkobar, tetapi pengendalian diri belum mencapai sempurna. Remaja juga acap kali mengalami perasaan yang tidak aman, tidak tenang, serta khawatir dan kesepian (Endah Sary, 2017).

5.     Perkembangan Kognisi

Aktivitas kognitif pada remaja, umumnya digunakan untuk memperluas pengetahuan yang didapatkan di lingkungan sosialnya, yaitu berwujud pengetahuan yang mempunyai kaitan dengan pembentukan identitas seorang remaja (Shidiq & Raharjo, 2018).

6.     Perkembangan Sosial

7.     Pra remaja kerap menggunakan cara mencontoh kepada orang-orang yang mereka anggap sebagai idola. Kehidupan sosial seorang anak remaja pun berkembang sangat luas dan berakibat remaja menjadi berusaha melepaskan diri dan terbebas dari aturan-aturan orang tua (Ahyani & Astuti, 2018).

 

Dapat disimpulkan bahwa pada masa remaja, terdapat beberapa aspek yang ada dalam diri remaja. Aspek-aspek ini menonjol dalam perkembangannya dan berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa aspek yang ada adalah perkembangan fisik, perubahan eksternal dan internal, perkembangan emosi, kognisi, dan sosial.

Fase dan Tugas Perkembangan Remaja

Tiap – tiap individu memiliki peran serta tugasnya tersendiri yang sesuai dengan tahapan usianya, baik dari kanak-kanak maupun dewasa. Dalam mencukupi tugas-tugasnya setiap individu memiliki tujuan untuk mencapai dan mencukupi kebutuhan individu itu sendiri (Sebayang, 2018). Terutama saat remaja, dimana masa ini adalah masa perubahan, dari seorang anak hingga akhirnya menjadi orang dewasa. Sehingga, remaja dapat dikelompokkan menjadi berbagai tahapan seperti berikut (Diananda, 2018):

1.     Pra Remaja (11 atau 12 – 13 atau 14 Tahun)

Usia tersebut sering disebut dengan fase negatif. Dikarenakan berkembangnya hormonal yang menyebabkan perubahan yang tidak terduga pada suasana hati seperti gelisah, bingung, takut dan cemas. Pada usia ini juga remaja mempunyai karakteristik untuk ingin bebas, memperhatikan tubuhnya dan lebih dekat dengan teman sebaya. Pada pra remaja ini akan mengalami perubahan fisik yang sangat pesat, seperti tinggi badan, berat badan dan perubahan pada bentuk fisik (Knoer, 2006). Maka dari itu tugas perkembangan pada usia ini yaitu menerima kondisi fisik dirinya sendiri serta efektifkan dalam menggunakan bagian tubuhnya.

2.     Remaja Awal (13 atau 14 – 17 Tahun)

Usia tersebut seorang remaja mengalami perubahan fisik, sikap dan perilaku yang sangat pesat yang menyebabkan remaja memiliki banyak impian dan fokus pada dirinya (Octavia, 2020). Tugas perkembangan pada usia ini yaitu bersosialisasi, meningkatkan kemandirian dan pengawasan dari orang tua.

3.     Remaja Lanjut (17 – 20 atau 21 Tahun)

Usia tersebut remaja cenderung ingin menunjukkan diri, selalu ingin menjadi pusat perhatian, memiliki banyak energi, dan bersemangat. Namun berlangsung dalam waktu singkat. Maka dari itu tugas perkembangan pada usia ini yaitu membuat pribadi lebih bertanggung jawab, meningkatkan kemandirian dan membuat dirinya di terima oleh masyarakat (Knoer, 2006).

 

Dari penjelasan diatas mengenai fase remaja maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga fase remaja yaitu fase pra remaja, remaja awal dan remaja lanjut, dimana pada fase-fase tersebut remaja mengalami perubahan pada fisik, psikis dan psikososial.

Kebutuhan Remaja

Semakin bertambah usia maka semakin lebih besar kebutuhan yang akan dimilikinya, begitu juga dengan remaja kebutuhan pada masa kanak-kanak akan mulai berkurang, diganti menjadi kebutuhan yang lebih matang. menurut Hurlock terdapat beberapa kebutuhan yang dialami remaja (Hurlock, 2002), kebutuhan remaja tersebut ialah:

1. Kebutuhan Rekreasi remaja seperti permainan dan olahraga, untuk mengembangkan pengetahuan dan fisik mereka, bersantai bersama teman, senang berpergian atau liburan bersama teman, membaca buku/majalah/novel, menonton film, dan melamun.

2. Kebutuhan Sosial remaja seperti remaja lebih senang atau lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman-teman.

3. Kebutuhan Pribadi remaja seperti merawat penampilan, mengembangkan prestasi, agama, Pendidikan dan seks atau perilaku seks.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki kebutuhan-kebutuhan yang lebih matang untuk mereka mengembangkan diri agar dapat bisa dilihat dan diterima oleh orang lain.

Masa Kritis Pada Remaja

Masa kritis remaja ialah dimana remaja berusaha mencoba menemukan siapa dirinya (Kartikawati & Sari, 2017). Pada masa ini remaja cenderung akan memikirkan tindakan apa yang dilakukan, tindakan apa yang akan dan sedang dilakukan, serta akan mencoba  sesuatu sampai dapat dilakukannya. Terdapat dua masa kritis pada remaja (Marwoko, 2019), yaitu:

Ancaman/bahaya Fisik

1.     Kematian

Penyebab kecelakaan di usia remaja dikarenakan rendahnya pemahaman remaja terhadap ancaman/ bahaya di jalan raya. Seperti tidak memakai helm, berkendara dengan kecepatan diatas rata-rata, mengabaikan rambu lalu lintas di jalan.

2.     Bunuh Diri

Penyebab bunuh diri di usia remaja dikarenakan perilaku dan emosional remaja mengalami luapan emosi yang membuat gangguan perilaku muncul salah satunya yaitu bunuh diri.

3.     Cacat fisik

Cacat fisik pada remaja sebabkan karena bawaan sejak lahir ataupun disebabkan karena terjadinya kecelakaan yang menyebabkan cacat fisik permanen.

4.     Sulit menyesuaikan diri

Sulit menyesuaikan diri pada remaja disebabkan karena remaja yang tidak percaya diri akan kemampuan dan kelebihannya.Bahwasannya setiap individu memiliki kemampuan dan kelebihan yang berbeda.

 

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa remaja perlu mengendalikan diri dan pemikiran mereka dengan menumbuhkan sikap kehati-hatian dan kepercayaan diri dalam menghadapi ancaman/bahaya.

Ancaman /Bahaya Psikologi

1.     Perilaku Sosial

Remaja perlu mengembangkan perilaku sosial yang matang. Ketidakmatangan tersebut seperti remaja memilih teman sebaya yang bersikap kekanakkanakan, membuang-buang waktu bersama teman untuk membicarakan sesuatu yang tidak penting.

2.     Perilaku Seksual

Remaja yang tidak memiliki pasangan akan dibedakan perlakuannya oleh teman-temannya, sikap seperti itulah yang menunjukkan ketidakmantangan remaja dalam berperilaku.

3.     Perilaku Moral

Berkaitan dengan perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang sesuai ataupun tidak sesuai dalam masyarakat. Ketidakmatangan dalam perilaku moral yaitu kenakalan remaja seperti Tindakan kriminal.

4.     Hubungan Keluarga

Meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi secara pribadi dengan keluarga dapat memperkecil permasalahan dalam keluarga. Begitupun sebaliknya ketidakmampuan dalam berinteraksi maupun berkomunikasi dengan keluarga menyababkan terjadinya permasalahan dalam keluarga.

 

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa remaja perlu memiliki pemikiran dan sikap yang matang dalam berperilaku di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga.

0 Comments:

Post a Comment