Perkembangan Pra Kelahiran dan Kelahiran

Perkembangan Pra Kelahiran dan Kelahiran

Psikologi perkembangan diartikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari proses perkembangan manusia sepanjang kehidupannya. Oleh karena kehidupan manusia sudah dimulai sejak dalam kandungan, maka psikologi perkembangan tidak lepas dari masa pra kelahiran dan kelahiran manusia

A.Perkembangan Pra Kelahiran

Prakelahiran merupakan masa perkembangan yang sangan mengagumkan. Mengenai bagaimana terbentuknya organ-organ tubuh yang sedemikian kompleks hanya melalui sebuah sel telur dan sebuah sel sperma. Dalam hitungan bulan, semuanya telah terbentuk dengan sempurna

1. Periode Germinal

Awal dari kehidupan mulai dari pembuahan, yaitu sel telur yang telah matang bertemu  dengan sperma. Pembuahan ini terjadi di dalam tuba falopi (saluran telur). Sel telur yang telah dibuahi ini disebut zigot. Setelah itu, zigot akan bergerak menuju ke dinding rahim dan terjadilah pembelahan. Proses melekatnya zigot pada dinding rahim ini memerlukan waktu 10-14 hari setelah pembuhan.

2. Periode Embrionik

Masa ini berlangsung mulai dari minggu kedua hingga kedelapan. Terjadi pembentuka 3 lapisan yang akan berkoordinasi membentuk organisme: 1) endodem (sistem pencernaan dan pernafasan) 2) ektoderm (sistem saraf, reseptor sensoris, bagian kulit), dan 3) mesoderm (sistem sirkulasi darah, tulang otot, sistem pembuangan, dan sistem reproduksi).

Dua bulan pertama perkembangan prakelahiran disebut oraganogenesis. Masa ini merupakan masa yang sangat rentan terhadap perbuahan lingkungan. Minggu ke 3 tulang belakang dan mata mulai tampak. Minggu ke 4 sistem urogenital menjadi jelas, serta terebentuknya tangan, kaki, pembuluh darah, dan sekat dalam jantung. Minggu ke 5 – ke 8 tangan dan kaki semakin memisah, struktur wajah dan usus mulai terbentuk. Di akhi minggu ke 8 organisme hanya memiliki berat 1/30 ons dan panjang 1 inch.

3. Periode Fetal

Periode ini merupakan periode kelahiran di mulai sejak dua minggu setelah pembuahan serta berlangsung delama tujuh bulan. Pada bulan ke 3 janin memiliki panjang 3 inch dan berat sekitar 1 ons, serta mulai aktif bergerak. Di akhir bulan ke 4  janin berkembang hingga sepanjang 4 inci  dengan berat 7 ons. Masa ini merupakan saat pertama kali ibu merasakan tendangan dari janin. Pada ahkir bulan ke 5, panjang janin mencapai 12 inci dengan berat 1 pon telah terbentuk struktur kulit. Pada bulan ke 6, panjang janin  berkembang menjadi 14 inci dengan berat hinga satu setengah pon, mata beserta kelopak mata telah terbentuk secara sempurna dan mulai terbentuk rambut. Pada bulan ke 7 janin mulai mampu bertumbuh di luar rahim tetapi jika benar lahir umunya membutuhkan alat bantu untuk bernafas. Selama dua bulan terakhir  perkembangan prakelahiran terjadi perkembangan lebih pesat daripada perkembangan sebelumnya, pada masa ini mulai terbentuk jaringan lemak dan berfungsinya sistem organ seperti jantung dan ginjal. Diakhir bulan ke 7 pajang janin 16 inci dengan berat 3 pon. Selama bulan kelapan dan kesembilan, janin tumbuh lebih panjang dan berat sekitar 4 pon. Saat bayi lahir umumnya memiliki panjang 20 inci dengan berat sekitar 7 ½ pon

Perkembangan prakelahiran umunya dikenak dengan trimester perkembangan. Periode germinal dan embrionik terjadi pada terimester pertama, sedangkan periode fetal dimulai dari akhir trimesetr pertana, kedua, hingga ketiga

B. Masa Kelahiran

Masa kelahiran berlangsung dalam tiga tahap yakni:

1. Tahap pertama, kontraksi rahim berjarak 15-20 menitdi awal dan berlangsung selama satu menit, pada akhir tahap pertama  biasanya serviks membuka hingga 4 inch. Bagi wanita yang pertama kali tahap ini bisa berlagsung 12-24 jam merupakan tahap terpanjang dari ketiga tahap lainnya

2. Tahap kedua, dimulai saat kepala bayi bergerak melalui serviks dan kanal lahir. Diakhir tahap ini adalah ketika bayi muncul secara penuh dari tubuh ibunya. Umunya berlangsung selam 1 ½ jam pada proses kelahiran pertama. Dengan setiap kontraksi, ibu mengejang keras agar dapat mendorong bayinya keluar.

3. Tahap ketiga, merupakan pasca kelahiran yakni saat plasenta tali pusar, dan membran diputus dan dilepaskan. Kebalika dari tahap pertama, tahap ketiga ini merupakan tahap yang paling singkat dari ketiga tahapan kelahiran, hanya berlangsung dalam hitungan menit

C. Metode Melahirkan

1. Kelahiran alami dan kelahiran dengan persiapan

Kelahiran alami ini dikembangankan oleh ahli kandungan Inggris, Grantly Dick-Read. Metode yang ia populerkan  adalah metode pernafasan dan teknik relaksasi yang bertujuab untuk membantu mengurangu rasa sakit pada wanita yang hendak melahirkan. Sedangkan  kelahiran alami dengan persiapan, dikembangkan oleh ahli kandungan Prancis, Ferdinand Lamaze. Secara umum metode ini serupa dengan kelahiran alami tetapi, mencakup teknik pernafasan khusus untuk mengendalikan tekanan pada tahap terakhir melahirkan

2. Kelahiran Cesar

Umumnya metode ini dilakukan ketika bayi yang akan lahir berada pada “posisi sungsang” karena dalam keadaan ini, jika tim medis tidak mengambil tindakan yang tepat bayi terancam meninggal karena mengalami gangguan pernapasan selam proses kelahiran berlangsungm. Alasan lain penggunaan metode ini ialah jika kepala bayi terlalu besar untuk melewati panggul ibu, bayi mengalami komplikasi atau ibu mengalami pendarahan di vagina. Metode ini dapat menjadi penyelaat hidup, tetapi juga membawa resiko yang lebih tinggi dibanding kelahiran alami. Misalnya, tinggi tingkat infeksi, waktu yang lama untuk pemulihan, biaya yang harus dikeluarkan dll.

3. Waterbirth

Salah satu metode yang cukup populer di Indonesia adalah melahirkan dalam air. Metode ini dikenal di Indonesia pada tahun 2006. Ibu yang hendak bersalin  akan masuk ke dalam kolam saat rahim tahap pembukaan keenam. Metode ini sangat efektif untuk menghilangkan rasa nyeri saat proses persalinan. Hal ini disebabkan karena ketika berendam di dalam air hangat otot tubuh akan lebih rileks sehingga panggul akan terbuka lebih lebar dan menstimulasi pengeluran hormon endorpin yang dapat mengurangi rasa nyeri.

D. Periode Pasca Melahirkan

Periode pasca melahirkan mengacu pada enam minggu pertama setelah melahirkan. Ini adalah saat yang membahagiakan, tetapi sekaligus merupakan masa penyesuaian dan penyembuhan bagi para ibu pasca melahirkan. Selama minggu-minggu ini, ibu akan terikat dengan bayi dan akan menjalani pemeriksaan pasca melahirkan rutin dengan dokter.

Menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari setelah kelahiran bayi biasanya memiliki tantangan tersendiri, terutama jika ibu adalah seorang ibu baru. Meskipun penting untuk merawat Si Kecil, juga harus merawat diri sendiri.

Kebanyakan ibu baru tidak kembali bekerja setidaknya selama enam minggu pertama setelah melahirkan. Ini memberikan waktu untuk beradaptasi dan mengembangkan kebiasaan baru.

Mengingat bayi harus sering diberi makan dan diganti popok, Ibu mungkin sering kurang tidur dan hal ini bisa membuat frustrasi serta terasa sangat melelahkan. Kabar baiknya adalah pada akhirnya ibu akan jatuh ke dalam rutinitas. Sementara bergulir dengan rutinitas, berikut ini yang dapat ibu lakukan untuk transisi yang lebih mudah, seperti:

1. Istirahat yang cukup

Berusahalah untuk bisa tidur sebanyak mungkin ketika ada kesempatan untuk mengatasi kelelahan Ibu. Bayi mungkin bangun setiap dua hingga tiga jam untuk menyusu. Untuk memastikan Ibu cukup istirahat, usahakanlah untuk tidur juga saat bayi Ibu tidur.

2. Mencari bantuan

Jangan ragu untuk menerima bantuan dari keluarga dan teman selama masa nifas, maupun setelahnya. Tubuh Ibu perlu proses untuk pulih, dan bantuan praktis di sekitar rumah dapat membantu mendapatkan istirahat yang sangat dibutuhkan. Teman atau keluarga dapat menyiapkan makanan, mengerjakan tugas rumah, atau membantu merawat anak lain di rumah.

3. Makan makanan sehat

Pertahankan pola makan yang sehat untuk mempercepat penyembuhan. Tingkatkan asupan biji-bijian, sayuran, buah-buahan, dan protein. Ibu juga harus meningkatkan asupan cairan, terutama jika sedang menyusui.

4. Olahraga 

Pasca kelahiran dokter akan memberi tahu kapan ibu bisa mulai kembali berolahraga. Aktivitas yang dilakukan tidak boleh berat. Seperti berjalan-jalan di dekat rumah. Perubahan pemandangan menyegarkan dan dapat meningkatkan tingkat energi tubuh.

E. Gangguan mood pasca kelahiran

1. Baby Blues

Baby blues pada masa nifas adalah hal yang wajar. Ini biasanya terjadi beberapa hari setelah melahirkan dan dapat berlangsung hingga dua minggu. Dalam kebanyakan kasus, seorang ibu tidak akan mengalami gejala terus menerus, dan gejala akan bervariasi.

Sekitar 70 hingga 80 persen ibu baru mengalami perubahan suasana hati atau perasaan negatif dalam periode postnatal. Baby blues disebabkan oleh perubahan hormonal dan gejalanya meliputi:

·      Tangisan yang tidak bisa dijelaskan

·      Sifat lekas marah

·      Insomnia

·      Kesedihan

·      Perubahan suasana hati

·      Kegelisahan

2. Depresi Pasca Melahirkan

Baby blues berbeda dengan depresi pasca melahirkan. Depresi pasca melahirkan terjadi ketika gejala berlangsung selama lebih dari dua minggu.

Gejala tambahan mungkin termasuk perasaan bersalah dan tidak berharga, dan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari. Beberapa wanita dengan depresi pasca persalinan menarik diri dari keluarga, tidak tertarik pada bayinya, dan berpikir untuk menyakiti bayinya.

Depresi pasca melahirkan membutuhkan perawatan medis. Dengan konsultasi dengan dokter jika Ibu mengalami depresi yang berlangsung lebih dari dua minggu setelah melahirkan, atau jika berpikir untuk menyakiti bayi Ibu. Depresi pasca melahirkan dapat muncul kapan saja setelah melahirkan, bahkan hingga satu tahun setelah melahirkan.

Depresi pasca melahirkan memengaruhi sekitar 1 dari 7 orang tua baru. Jika pernah mengalami depresi pasca melahirkan sebelumnya, risiko meningkat hingga 30 persen pada kehamilan berikutnya. Seorang ibu mungkin mengalami pasang surut bergantian, sering menangis, lekas marah dan lelah, serta perasaan bersalah, cemas dan ketidakmampuan untuk merawat bayi atau diri sendiri.

Gejala berkisar dari ringan hingga parah dan dapat muncul dalam waktu seminggu setelah melahirkan atau secara bertahap, bahkan hingga satu tahun kemudian. Meski gejalanya bisa bertahan beberapa bulan, pengobatan dengan psikoterapi atau antidepresan sangat efektif.

3. Psikosis Pasca Melahirkan 

Menurut Cleveland Clinic, psikosis pasca melahirkan adalah bentuk depresi pasca melahirkan yang sangat parah dan membutuhkan perhatian medis darurat. Kondisi ini relatif jarang, hanya menyerang 1 dari 1.000 orang setelah melahirkan.

Gejala umumnya terjadi dengan cepat setelah melahirkan dan parah, berlangsung selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Gejala termasuk agitasi parah, kebingungan, perasaan putus asa dan malu, insomnia, paranoia, delusi atau halusinasi, hiperaktif, bicara cepat atau mania. Psikosis postpartum membutuhkan perhatian medis segera karena ada peningkatan risiko bunuh diri dan risiko bahaya pada bayi. Perawatan biasanya akan mencakup rawat inap, psikoterapi dan pengobatan.

Sekilas Kurikulum Merdeka

Sekilas Kurikulum Merdeka

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah yang selanjutnya disebut Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberi fleksibilitas dan berfokus pada materi esensial untuk mengembangkan kompetensi peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.

A. Prinsip Kurikulum Merdeka

1. Fokus pada Muatan Esensial

Muatan wajib dikurangi untuk memberi waktu bagi pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna, dan terdiferensiasi. Muatan esensial juga dibuat lebih relevan dengan tantangan zaman dan isu terkini, seperti perubahan iklim, literasi finansial, literasi digital, dan literasi kesehatan.

2. Fleksibel dan Konteksual

Kurikulum sekolah bisa disesuaikan dengan karakteristik sekolah dan siswa serta konteks sosial budaya setempat. Guru dapat menggunakan assemen awal untuk melakukan pembelajaran terdiferensiasi (mengatur materi, alur, dan kecepatan pembelajaran sesuai minat dan tingkat kemampuan siswa).

3. Pengembangan Karakter

pengembangan karakter (kompetensi moral-spiritual, sosial, dan emosional) tidak hanya melalui mata pelajaran, tetapi juga melalui alokasi waktu khusus untuk pembelajaran yang aplikatif dan kolaboratif, seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

B. Struktur Kurikulum Merdeka

Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian atas kompetensi, muatan pembelajaran, dan beban belajar. Kompetensi yang dimaksud merupakan kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan kemampuan Peserta Didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Muatan pembelajaran yang dimaksud merupakan susunan materi atau isi yang disampaikan pada proses pembelajaran, mencakup sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diharapkan dikuasai oleh Peserta Didik sesuai dengan kebutuhan belajar. Sementara Beban belajar yang dimaksud merupakan alokasi waktu pembelajaran untuk mencapai kompetensi Peserta Didik. Struktur kurilulm terdiri atas:

1. Struktur Kurikulum pendidikan anak usia dini atau bentuk lain yang sederajat;

2. Struktur Kurikulum sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, atau bentuk lain yang sederajat;

3. Struktur Kurikulum sekolah menengah pertama, madrasah tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat;

4. Struktur Kurikulum sekolah menengah atas, madrasah aliyah, atau bentuk lain yang sederajat;

5. Struktur Kurikulum sekolah menengah kejuruan atau madrasah aliyah kejuruan;

6. Struktur Kurikulum taman kanak-kanak luar biasa;

7. Struktur Kurikulum sekolah dasar luar biasa;

8. Struktur Kurikulum sekolah menengah pertama luar biasa;

9. Struktur Kurikulum sekolah menengah atas luar biasa; dan

10. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan penyelenggara pendidikan kesetaraan.

 

Struktur kurikulum yang dimaksud pada setiap jenjang tersebut memuat Intrakurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler sesuai dengan karakteristik satuan Pendidikan

Intrakurikuler

Intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar sesuai jadwal dan beban belajar pada struktur Kurikulum. Intrakurikuler memuat kompetensi, muatan pembelajaran, dan beban belajar.

Kokurikuler

Kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan Intrakurikuler dalam rangka pengembangan karakter dan kompetensi Peserta Didik. Kokurikuler dilaksanakan paling sedikit dalam bentuk projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kokurikuler memuat kompetensi, muatan pembelajaran, dan beban belajar.

Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian Peserta Didik secara optimal yang dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan Satuan Pendidikan. Ekstrakurikuler memuat kompetensi, muatan pembejaran, dan beban belajar.

C. Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, siswa diberikan pilihan-pilihan yang bervariasi dalam hal materi pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian. Tujuan utama dari pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka dan merasa termotivasi dalam proses belajar.

Salah satu cara untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka adalah dengan memberikan pilihan pada siswa dalam memilih materi pembelajaran. Siswa diberikan kebebasan untuk memilih topik yang mereka minati dan ingin pelajari lebih lanjut. Misalnya, jika ada siswa yang tertarik dengan ilmu pengetahuan alam, mereka dapat memilih untuk fokus pada mata pelajaran seperti biologi, fisika, atau kimia. Sebaliknya, jika ada siswa yang tertarik dengan seni dan musik, mereka dapat memilih untuk fokus pada mata pelajaran seperti seni rupa, tari, atau musik. Dengan memberikan pilihan ini, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar karena mereka dapat belajar sesuai minat dan kebutuhan mereka sendiri. Ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi yakni:

1.     fleksibilitas dalam penyampaian materi

2.     penilaian formatif terfokus pada perkembangan individu

3.     kelompok kerja yang fleksibel

4.     penggunaan teknologi

5.     pendekatan personalisasi

6.     fokus pada pembelajaran seumur hidup

7.     Kemitraan dengan orang tua

8.     Pemikiran kritis dan kreatif

D. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Pendidik dapat tetap melaksanakan pembelajaran berbasis projek di kegiatan mata pelajaran (intrakurikuler). Pembelajaran berbasis projek di intrakurikuler bertujuan mencapai Capaian Pembelajaran (CP), sementara projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan mencapai kompetensi profil pelajar Pancasila.

Prinsip-prinsip projek penguatan profil pelajar Pancasila

1.     Holistik

Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan projek penguatan profil pelajar Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam

2.     Kontekstual

Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.

3.     Berpusat Pada Peserta Didik

Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek profil sesuai minatnya. Pendidik diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi.

4.     Eksploratif

Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran. Oleh karenanya projek profil ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian, diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat merancang kegiatan projek profil secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya.

Berbagai wajah proyek penguatan profil pelajar Pancasila

Ningsih, peserta didik, Sumbawa Barat

Ningsih seorang siswa SMP. Ningsih tinggal di desa nelayan gurita. Di sekolah, guru Ningsih merancang projek profil bertopik “Detektif Gurita.“ Ningsih mengeksplorasi segala hal tentang dunia gurita, mulai dari karakteristik dan cara hidup gurita, hingga bagaimana gurita mempengaruhi kesejahteraan masyarakat desanya. Sewaktu menyelidiki, Ningsih dan teman-teman baru tahu bahwa gurita yang tidak laku biasanya hanya dibuang ke laut. Dengan bimbingan guru, Ningsih dan teman sekelasnya bersama-sama mengembangkan kreasi pangan olahan gurita untuk memanfaatkan gurita yang tidak laku. Ningsih sangat senang karena ia dan teman-teman berkesempatan mengasah dimensi Kreatif dan Gotong Royong melalui projek profil.

Pak Aso, pendidik, Bandung

Pak Aso seorang guru SLB. Pak Aso mengamati, siswanya suka minum teh manis tetapi belum bisa membuat sendiri. Pak Aso merancang projek profil bertema Kewirausahaan untuk mengembangkan dimensi Mandiri, berjudul “Kita Suka Teh Manis”. Siswa belajar mengenal alat dan bahan, menentukan ukuran gula dan air yang digunakan, menuangkan air dalam gelas, hingga menyajikan teh secara mandiri. Projek profil dilakukan melalui pendampingan, pengulangan dan pembiasaan baik di sekolah maupun di rumah. Lebih jauh lagi, Pak Aso menyemangati siswanya berjualan teh manis pada pameran projek profil. Siswa Pak Aso sangat senang, 20 gelas teh manis laku terjual hari itu. Setelah projek profil berakhir, beberapa orang tua bercerita pada Pak Aso bahwa anaknya kini membuat teh manis sendiri setiap pagi.

Bu Mondang, kepala satuan pendidikan, Medan

Bu Mondang sedang prihatin. Baru saja terbetik kabar, di SMA yang dipimpinnya telah terjadi kasus perundungan kepada siswa dengan etnis minoritas. Bertekad menyelesaikan persoalan ini, Bu Mondang berkoordinasi dengan Tim Fasilitator Projek Profil SMA. Mereka sepakat merancang projek profil yang menyasar dimensi Kebhinnekaan Global, dengan topik “Sayangi Diri Sayangi Sesama.” Para guru memfasilitasi dialog antarsiswa. Sekolah juga mengundang narasumber dari komunitas lintas-etnis untuk berdialog dengan siswa. Bermitra dengan komunitas tersebut, sekolah mengadakan kegiatan live-in untuk memberi kesempatan siswa berinteraksi dengan keluarga yang berbeda etnis. Projek profil ini berhasil menghilangkan ketegangan antaretnis, juga menumbuhkan empati serta rasa persatuan di SMA yang dipimpin oleh Bu Mondang.