Hakikat Ilmu Kimia

1. Mengenal Ilmu Kimia

Tidak semua bahan kimia merupakan bahan yang mematikan dan perlu ditakuti. Bahan kimia termasuk semua bahan yang sehari-hari kita pegang, lihat, dan cium baunya. Bahan kimia ada di mana-mana. Hanya di ruang hampa anda tidak menemukan bahan kimia.

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, telah banyak bahan alam yang secara ekonomis penting dan berguna didapatkan dari bahan baku yang murah. Di sinilah muncul industri kimia. Pada abad ke-20, ilmu dan teknologi mengembangkan cara-cara untuk membuat bahan kimia baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Misalnya, nilon dan poliester yang digunakan untuk membuat serat, yang kemudian dipintal menjadi kain. Bahan-bahan ini mengungguli kapas dan wol yang sebelumnya ada.

Meskipun sudah mendapatkan manfaat dari ilmu kimia, tetap saja kita masih lebih banyak mendengar mengenai masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan ilmu kimia. Sering kita mendengar limbah kimia yang toksik (beracun) serta bahan kimia yang ada dalam makanan yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, tantangan dari ilmu dan teknologi kimia adalah mengembangkan metode untuk mengawasi pengolahan limbah industri dan penggunaan bahan kimia dalam makanan.

Ilmu kimia mempelajari sejumlah aspek mengenai bahan-bahan kimia (materi dan perubahan-perubahannya). Bagian terpenting dari ilmu kimia adalah kajian tentang reaksi kimia, yaitu suatu perubahan  yang terjadi jika bahan kimia saling berinteraksi untuk membentuk zat-zat baru yang sama sekali berbeda dengan bahan-bahan  pembentuknya. Reaksi kimia benar-benar menakjubkan untuk diamati.

Logam Natrium Dapat Diiris dengan Pisau
Perhatikan zat/bahan yang ditunjukkan pada gambar di atas. Zat yang tampak pada gambar adalah natrium. Natrium adalah suatu logam yang lunak sehingga bisa diiris dengan pisau. Jika bersentuhan dengan air, natrium bereaksi hebat dengan air menghasilkan gelembung gas hidrogen yang dapat terbakar dan suatu zat yang disebut natrium hidroksida yang korosif terhadap kulit. Oleh karena itu, kontak antara natrium dan klit (yang lembap) harus dihindari.

Contoh zat lainnya adalah klorin. Zat ini berupa gas hijau kuning pucat yang juga sangat korosif bagi jaringan hidup. Jika gas klorin terhirup maka akan terjadi kerusakan paru-paru yang dapat menyebabkan kematian. Inilah yang menjadi alasan mengapa gas ini pernah digunakan dalam Perang Dunia I.

Apabila natrium dan klorin dicampurkan, akan terjadi reaksi kimia menghasilkan natrium klorida yang juga kita kenal sebagai garam dapur yang kita konsumsi sehari-hari. Jika kita renungkan, reaksi itu memang mengagumkan. Dua bahan yang sangat berbahaya dan dapat mencederai tubuh kita, yaitu natrium dan klorin jika direaksikan, sifat-sifat berbahaya itu hilang. Sebagai gantinya adalah sifat zat baru garam dapur yang juga terdapat dalam tubuh kita agar tubuh berfungsi dengan baik.

2. Kedudukan Ilmu Kimia di Antara Ilmu-ilmu Lain


Kaitan Ilmu Kimia dengan Ilmu Lain
Ilmu kimia meimiliki kedudukan penting terhadap ilmu-ilmu lainnya. Ilmu kimia berfungsi sebagai antarmuka (penghubung) untuk hampir semua ilmu-ilmu lainnya, serta bidang lain dalam banyak usaha manusia. Untuk alasan ini, kimia sering dikatakan (setidaknya oleh kimiawan) sebagai “central science”. Ilmu pengetahuan yang terkait erat dengan kimia di antaranya farmasi, kedokteran, pertanian, geologi, biologi, hukum, teknik, dan fisika. Bidang ilmu ini tidak dapat terlepas dari peranan kimia dalam mengembangkan IPTEK dan mengatasi masalah yang timbul dari perkembangan ilmu tersebut.

Bidang farmasi memproduksi obat-obatan, contohnya, sangat memerlukan para ahli kimia untuk mendesain dan mensintesis obat-obatan tersebut dengan ketelitian dan ketepatan yang tidak dikuasai oleh ilmuwan lain. Dalam membuat obat-obatan baru yang sesuai dengan penyakit-penyakit yang belum ditemukan obatnya, benar-benar tidak dapat ditemukan oleh ilmuwan lain selain ahli kimia.

Di bidang pertanian, kimia membantu produksi pupuk dan obat-obatan pertanian (pestisida) untuk mengatasi kekurangan unsur-unsur hara pada tanah pertanian serta membasmi hama tanaman. Tanah yang dahulunya tidak dapat ditanami dapat diupayakan oleh ahli kimia untuk diteliti agar dapat diolah menjadi tanah pertanian. Adanya jenis hama baru dan kebal terhadap pestisida yang sudah ada memerlukan penelitian ahli kimia untuk mengembankan pestisida baru yang lebih ampuh.

Kapur (basa) ditambahkan di lahan pertanian untuk mengurangi keasaman tanah
Bagaimanapun, kimia juga memerlukan ilmu-ilmu lain, seperti matematika, fisika, dan biologi. Contohnya, pada waktu anda menghitung kadar zat dalam suatu campuran, matematika diperlukan untuk menyelesaikan hitungan tersebut. Pada konsep sifat-sifat materi, perubahan materi, dan energi yang menyertai perubahan itu, ilmu fisika diperlukan agar sifat-sifat materi yang mempengaruhi perubahan fisis serta perubahan energi dapat dipahami selain memahami sifat-sifat kimia materi.

3. Peran Kimia dalam Kehidupan

Semua ilmu berguna dan perlu dipelajari, temasuk ilmu kimia. Manfaat langsung yang dapat kita ambil ketika mempelajari ilmu kimia adalah pemahaman yang lebih baik terhadap diri kita dan alam sekitarnya serta proses-proses yang terjadi di dalamnya. Mengapa air tidak mudah terbakar, sementara bensin sangat mudah terbakar? Jika sifat terbakarnya bensin ditanyakan kepada orang yang tidak paham tentang ilmu kimia maka mereka akan menjawab dengan mengatakan “sudah menjadi ketentuan Tuhan”. Akan tetapi, orang yang sudah mempelajari ilmu kimia akan bisa menjelaskan sifat tersebut secara rasional.

Manfaat lain yang bisa diperoleh setelah mempelajari ilmu kimia adalah untuk mengubah bahan alam yang murah menjadi produk yang lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan kita dan bernilai ekonomi tinggi. Dengan diproduksinya berbagai bahan dan peralatan dari proses kimia maka hidup akan lebih mudah, praktis, aman, dan menyenangkan. Dahulu orang mandi menggunakan batu, gosok gigi menggunakan serbuk bata, keramas menggunakan abu merang yang tentunya tidak praktis dan kurang aman. Dengan perkembangan ilmu dan teknologi kimia, dibuatlah sabun, pasta gigi, dan sampo yang lebih praktis, aman, dan mudah digunakan. Demikian juga diproduksinya berbagai kebutuhan kita berupa obat-obatan, pupuk, kosmetik, tekstil, bahan bakar, pestisida, cat, plastik,  kaca dan berbagai bahan lainnya. Semuanya melibatkan peran penting ilmu kimia. Hampir semua bahan keperluan kita melewati proses kimia dalam pembuatannya. Dengan makin berkembangnya ilmu kimia, didapatkan bahan dan peralatan canggih yang membuat kehidupan lebih mudah.

Bahan-bahan Modern dalam Berbagai Penerapan (a) baja khusus dalam sepeda, (b) Obat-obatan, dan (c) Liquid Crystal Display (LCD) dalam Peralatan Elektronik.
Kimia juga berperan dalam mengatasi masalah-masalah global, seperti pencemaran, perubahan ikim, proses daur ulang plastik. Tentu saja terapan ilmu kimia tidak berdiri sendiri dalam menangani semua masalah tersebut, tetapi terpadu dengan ilmu lain yang berkaitan dengan permasalahan  yang dihadapi. Pada prinsipnya, ilmu kimia dapat diterapkan dalam banyak disiplin ilmu, dari kedokteran, farmakologi, biologi, arkeologi, klimatologi, kelautan, genetika, kriminologi, sampai penelitian luar angkasa. Ilmu kimia sangat relevan dengan banyak aspek dalam kehidupan kita dan tentunya dengan karier masa depan.

Ahli ekologi mengambil sampel air danau untuk mempelajari  pengaruh endapan zat-zat  asam terhadap lingkungan
Hakikat Ilmu Kimia

Macam-macam Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Ada beberapa macam sistem klasifikasi, di antaranya sistem klasifikasi alami, sistem klasifikasi buatan, sistem klasifikasi filogenik, dan sistem klasifikasi menurut Carolus Linnaeus.

Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

1. Sistem Klasifikasi Alami

Sistem klasifikasi alami adalah suatu cara pengelompokan organisme berdasarkan banyaknya persamaan ciri marfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan dengan mengamati bentuk luar (marfologi) tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna, ukuran tubuh (besar/kecil), tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki, dan bentuk batang. Penganut sistem ini adalah Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles adalah seorang ahli filsafat dari Yunani yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jumlah kotiledon, ada tidaknya mahkota bunga, dan letak bakal buah. Selain Aristoteles, juga ada Theophrastus (370-285 SM) yang disebut bapak Botani. Karya ilmiahnya berjudul “History of Plants” berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi empat kelompok, antara lain pohon, semak/perdu, setengah semak, dan herba/terna.

MATERI TERKAIT ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡

2. Sistem Klasifikasi Buatan

Sistem klasifikasi buatan (artifisial) adalah pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan atas adanya beberapa persamaan ciri marfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Misalnya, kupu-kupu dan kelelawar merupakan satu kelompok karena keduanya dapat terbang. Penganut sistem klasifikasi ini adalah John Ray (1627-1705), seorang naturalis dari Inggris. Ia menuangkan pendapatnya tentang sistem klasifikasi buatan untuk tumbuhan dalam bukunya “Historia Plantarium” yang berisi pengelompokan 1.800 jenis tumbuhan dengan menggunakan ciri bunga, batang, dan akarnya. Klasifikasi ini kurang teratur dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihan sistem ini ialah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup dengan menentukn sendiri aturan yang digunakan. dengan demikian, dasar yang digunakan untuk pengelompokan tersebut antara orang yang satu dan yang lain tidak sama.

3. Sistem Klasifikasi Filogenik

Sistem Klasifikasi Filogenik adalah pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson (kelompok). Charles Robert Darwin (1859) dalam bukunya “One the Origin of Species by Natural Selection” mengaitkan antara klasifikasi dan evolusi. Dasar pemikiran Darwin adalah organisme mengalami perubahan sehingga sifat/cirinya berbeda dari sifat/ciri nenek moyangnya. Kelebihan sistem klasifikasi ini adalah dapat diketahui adanya hubungan filogenik antarorganisme yang berada dalam satu kelompok. Selain itu, banyak informasi yang dapat diperoleh, misalnya anggota kelompok dapat ditambah dengan mudah dan kebanyakan organisme dalam kelompok memiliki ciri dasar yang diturunkan.

4. Sistem Klasifikasi Menurut Carolus Linnaeus

Linnaeus menyatakan bahwa organisme yang memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan yang sama. Sistem ini mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk hidup yang disebut dengan takson. Anggota-anggota dalam tingkatan takson yang makin tinggi mempunyai persamaan makin sedikit. Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, makin banyak persamaannya.

Carl von Lenne atau Carolus Linnaeus (1707-1778)
Urutan tingkatan (takson) dari tinggi ke rendah adalah sebagai berikut.
a. Kingdom (kerajaan)
b. Phylum (filum)/division (divisi)
c. Classis (kelas)
d. Ordo (bangsa)
e. Familia (suku)
f. Genus (marga)
g. Species (spesies/jenis)
(keterangan: Phylum (filum) digunakan untuk hewan, sedangkan division (divisi) digunakan untuk tumbuhan).

Berikut contoh klasifikasi pada hewan dan tumbuhan
Hewan
Takson
Tumbuhan
Animalia
Kingdom
Plantae
Chordata
Phylum/Division
Spematophyta
Vertebrata
Subfilum/Subdivision
Angiospermae
Mammalia
Classis
Dycotyledoneae
Theria
Ordo
Rutales
Marsupialia
Familian
Rutaceae
Marcapus
Genus
Citrus
Marcapus kangaroo = kanggguru australia
Species
Citrus macrocarpa = jeruk keprok

Linnaeus juga mempelopori cara pemberian nama makhluk hidup menggunakan sistem penamaan yang dikenal dengan sistem binomial nomenclaure (sistem tata nama ganda). Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai berikut.

  • Nama ilmiah makhluk hidup ditulis dalam bahasa latin atau bahasa asing yang dilatinkan. Misalnya, nama ilmiah melinjo adalah Gnetum gnemon yang berasal dari bahasa melayu gnemu.
  • Setiap nama jenis terdiri dari dua kata. Kata pertama menunjukkan genus, sedangkan kata kedua menunjukan spesies (epitethon specificom). Contohnya, nama ilmiah harimau adalah Felis tigris dan nama ilmiah padi adalah Oryza sativa.
  • Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf besar, misalnya Felis dan Oryza. Adapun huruf pertama pada kata kedua ditulis dengan huruf kecil, misalnya tigris dan sativa.
  • Nama jenis makhluk hidup dicetak miring, misalnya Oryza sativa, atau dapat juga diberi garis bawah, misalnya Oryza sativa.
  • Nama varietas ditulis sebagai kata ketiga, misalnya Oryza sativa glutinosa, yaitu nama lain padi varietas ketan.
Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi enam kingdom. Keenam kingdom makhluk hidup itu memiliki ciri-ciri dasar yang sama, antara lain struktur selulernya, cara memperoleh makanan, dan metabolismenya. Sistem enam kingdom meliputi.

a. Kingdom Archaebacteria

Archaebacteria merupakan organisme prokariotik uniseluler yang hidup di lingkungan anaerob dengan kondisi yang ekstrem, misalnya kawah gunung berapi dan sumber air panas. Ada yang merupakan autotrof, tetapi sebagian besar merupakan heterotrof.

b. Kingdom Eubacteria

Anggotanya merupakan organisme prokariotik uniseluler, meskipun ada pula yang berkoloni membetuk filamen. Bakteri termasuk organisme autotrof atau heterotrof dengan tiga bentuk dasar, yaitu bulat, batang, dan spiral. Bakteri ada yang merupakan patogen dan ada yang tidak.

c. Kingdom Protista

Anggotanya meliputi makhluk hidup tingkat rendah yang termasuk eukariotik. Organisme ini memiliki inti sel yang telah bermembran. Anggota kelompok ini adalah Algae (ganggang), Protozoa, dan jamur lendir.

d. Kingdom Fungi (jamur)

Anggotanya meliputi organisme eukariotik heterotrof, memiliki hifa (berupa tubuh jamur), dan tidak berklorofil. Kelompok ini awalnya lebih cenderung dikelompokkan dalam dunia tumbuhan daripada hewan, penyusun dinding selnya dari zat kitin, serta cara reproduksinya dengan membentuk spora seksual maupun aseksual, juga membentuk tunas. Kelompok ini meliputi empat divisi yaitu (1) Phycomycota, (2) Ascomycota, (3) Basidiomycota, dan (4) Deuteromycota.

e. Kingdom Pantae (Tumbuhan)

Anggotanya meliputi makhluk hidup heterotrof yang memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis, yaitu Bryophyta (lumut), Pteridophya (paku-pakuan), dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji).

f. Kingdom Animalia (Hewan)

Anggotanya meliputi makhluk hidup heterotrof yang tersusun atas banyak sel (multisel). Animalia terdiri atas hewan tingkat rendah sampai tingkatan yang tertinggi, yaitu porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Rotifera, Bryozoa, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.

Sumber: Riandari. H & Ifandari. 2013. Biologi 1. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari
Macam-macam Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi Makhluk Hidup

Seperti anda ketahui, setiap makhluk hidup memiliki ciri khas. Ciri khas tersebut ada yang sama dan ada yang berbeda dengan makhluk hidup lain. Berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimiliki, berbagai jenis makhluk hidup itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan.

Keanekaragaman hayati yang ada dapat diklasifikasikan dengan aturan tertentu. Proses pengaturan atau penggolongan makhluk hidup dalam kategori golongan yang bertingkat disebut klasifikasi. Hasil dari proses tersebut berupa sistem klasifikasi. Klasifikasi mempermudah anda dalam mempelajari dan menyederhanakan objek studi. Artinya, mengamati dan mempelajari ciri dan sifat satu jenis makhluk sudah mewakili semua makhluk yang berada dalam satu tingkat pengelompokan. Cabang biologi yang khusus mempelajari klasifikasi disebut taksonomi.

1. Dasar Klasifikasi

Salah satu dasar yang digunakan untuk melakukan klasifikasi adalah mengamati persamaan dan perbedaan morfologi suatu organisme. Setiap hewan memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat (disebut marfologi). Untuk mengetahui salah satu dasar klasifikasi coba perhatikan dua jenis hewan yang ada di sekitar kita, yaitu ayam dan itik! Keduanya dikelompokkan dalam unggas karena memiliki persamaan ciri marfologi. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan sehingga ayam dan itik merupakan golongan yang berbeda.

Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu dikatakan sebagai klasifikasi. Adapun dasar-dasar yang dapat digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup antara lain berdasarkan persamaan dan perbedaan morfologi; berdasarkan peranannya bagi kehidupan manusia, yaitu menguntungkan dan merugikan; berdasarkan ciri anatomi suatu makhluk hidup; berdasarkan ciri biokimia.

MATERI TERKAIT ðŸ‘‡ðŸ‘‡ðŸ‘‡

2. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi

Dasar pengelompokan makhluk hidup antara sistem klasifikasi yang satu dan yang lain mungkin saja berbeda. Namun, pada umumnya klasifikasi makhluk hidup tersebut mempunyai tujuan dan manfaat yang hampir sama. Tujuan klasifikasi antara lain  

  • mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup agar mudah dikenali;
  • mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki;
  • melihat hubungan kekerabatan antar anggota kelompok makhluk hidup dalam klasifikasi tersebut;
  • mengurutkan proses evolusi/perkembangan suatu makhluk hidup berdasarkan hubungan kekerabatannya dengan golongan yang lain.

Selain memiliki tujuan, klasifikasi juga bermanfaat untuk kepentingan manusia. Adapun manfaat klasifikasi antara lain

  • menyederhanakan objek studi;
  • memudahkan kita mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam;
  • mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup yang satu dengan yang lain melalui persamaan dan perbedaan ciri dan sifat.

3. Tahap-tahap Klasifikasi

Tahapan klasifikasi meliputi pencandraan (identifikasi), pengelompokan, dan pemberian nama kelompok. Pencandraan atau identifikasi merupakan pengamatan ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup. Hal-hal yang diamati meliputi marfologi, anatomi, fisiologi, kromosom, dan tingkah laku. Setelah pencandraan, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan makhluk hidup yang memiliki banyak kesamaan berdasarkan pencandraan ke dalam kelompok yang sama. Misalnya, kambing, kelinci, kuda, dan sapi termasuk dalam satu kelompok karena sama-sama merupakan hewan pemakan tumbuhan. Setelah itu, masuk pada tahap yang ketiga, yaitu pemberian nama kelompok.

4. Kunci Determinasi

Usaha mempermudah mencari nama organisme yang belum dikenal, dapat menggunakan kunci determinasi. Kunci determinasi digunakan untuk mencari nama hewan atau tumbuhan yang belum dikenal namanya. Aturan dalam kunci determinasi ialah membandingkan ciri-ciri marfologi organisme yang berlawanan. Kunci determinasi disebut juga kunci dikotomi atau kunci identifikasi. Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas dua pernyataan atau lebih yang saling berlawanan. Apabila suatu organisme memiliki ciri yang satu, berarti ciri yang lain pasti akan gugur. Perhatikan contoh kunci determinasi tumbuhan berikut.

Contoh Kunci Determinasi Tumbuhan

Sumber: Riandari. H & Ifandari. 2013. Biologi 1. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari
Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Keanekaragaman Hayati Di Indonesia

Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan karakteristik wilayah dan persebaran organismenya.

Keanekaragaman Hayati

1. Berdasarkan Karakteristik Wilayah

Secara astronomi, Indonesia terletak di antara 6o LU-11o LS dan 95o-141o BT. Artinya, Indonesia terletak di daerah ikli, tropis (daerah tropis terletak di antara 23 ½o LU dan 23 ½o LS). Ciri-ciri daerah  tropis antara lain temperaturnya cukup tinggi (26o-28o C ), curah hujan cukup banyak (700-7.000 mm / tahun), dan tanahnya subur karena proses pelapukan batuan cukup cepat.

Dilihat secara geografis, Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yakni sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania. Ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Hal tersebut menyebabkan tanah menjadi subur.

Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi membuat Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Indonesia memiliki 10% dari seluruh spesies tanaman yang ada di dunia, 12% spesies mamalia, 16% spesies reptilia dan amfibi, serta 17% spesies burung dunia. Sejumlah spesies tersebut bersifat endemik, yaitu hanya terdapat di Indonesia dan tidak ditemukan di tempat lain. Contohnya sebagai berikut:
a. burung cendrawasih di Papua
b. burung maleo di Sulawesi
c. komodo di Pulau Komodo
d. anoa di Sulawesi
e. Rafflesia arnoldii di Pulau Sematra dan penyebarannya sepanjang Bukit Basrisan dari Aceh sampai Lampung
f. bunga bangkai (Amorphophallus sp.) merupakan flora langka khas Indonesia

Bunga Bangkai (Amorphophallus sp.)
Selain spesies endemik, Indonesia juga kaya akan beraneka flora fauna yang bernilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan, misalnya sebagai berikut:
  • bermacam-macam varietas durian (Durio zibethinus), antara lain durian petruk dari Randusari Jepara, durian sitokong dari Ragunan, durian sunan dari Boyolali, dan durian simas dari Bogor
  • kedondong (Spondias cythrerea), misalnya kedondong karimunjawa berasal dari karimunjawa
  • salak (Salacca edulis), misalnya salak pondoh berasal dari Desa Soka Sleman, Yogyakarta, dan Salak Bajalen dari Ambrawa.
(whitten & Whitten 1992)

2. Berdasarkan Persebaran Organisme

Persebaran organiseme di muka bumi dipelajari dalam cabang biologi yang disebut biogeografi.

Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengalami diferensiasi menjadi subspesies dan spesies baru yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.

Penghalang (barrier) geografi seperti gunung yang tinggi, gurun pasir, sungai, dan lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies (isolasi geografi). Adanya isolasi geografi juga menyebabkan perbedaan susunan flora dan fauna di berbagai tempat.

Menurut Alfred Russel Wallace, berdasarkan adanya persamaan fauna di daerah-daerah tertentu di bumi, maka dapat dibedakan 6 daerah biogeografi dunia, yaitu:
a. Nearktik: Amerika Utara
b. Palearktik: Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, Gurun Sahara sebelah utara
c. Neotropikal: Amerika Selatan bagian Tengah
d. Oriental: Asia, Himalaya bagian selatan
e. Ethiopia: Afrika
f. Australia: Australia dan pulau-pulau sekitarnya.

Fauna di Indonesia mencerminkan posisinya di antara Benua Asia (Oriental) dan Benua Australia.

Diantara Paparan Sunda dan wilayah laut dalam terdapat batas flora fauna Asia. Artinya, fauna Asia menyebar hanya sampai batas tersebut. Batas ini disebut garis Wallace.

Di antara paparan Sahul dan laut dalam di bagian tengah juga terdapat batas flora fauna Australia. Artinya, flora fauna Australia menyebar hanya sampai batas ini. yaitu garis Weber.

Kepulauan Indonesia merupakan tempat dua daerah biogeografi bertenu, yaitu kawasan oriental yang amat kaya dengan akan binatang mamalia  dan kawasan australias yang paling miskin akan binatang mamalia. Wallace memperhatikan sejumlah perbedaan pada flora dan faunanya. Ia berhasil menarik garis pada peta sedemikian rupa sehingga memisahkan kelompok kehidupan satu sama lain.

Jika dilihat secara sekilas, hanya ada sedikit perbedaan di antara gugusan pulau yang dipisahkan oleh garis Wallace. Sebenarnya, deretan pulau tersebut merupakan dua kawasan yang terpisah secara fisik sekitar 80 juta tahun yang lalu karena terjadi pergeseran pada kerak bumi. Garis  Wallace memisahkan mulai dari sebelah tenggara Kepulauan Filipina, melewati antara Pulau Mindanau dan Sangihe, terus ke selatan di antara Kalimantan dan Sulawesi, termasuk samudra Indonesia di antara Bali dan Lombok.

Paparan Sunda dan Paparan Sahul terjadi pada akhir masa Pleistosen. Pada masa itu, terjadi perubahan permukaan air laut di seluruh dunia, karena mencairnya lapisan es dan glester. Permukaan air laut naik kurang lebih 150 meter. Akibatnya, din Indonesia Barat, daratan Sunda tenggelam, dan hanya bagian-bagian yang tinggi dari lipatan pegunungan yang tertinggi sebagai kepulauan. Bagian yang sekarang bisa dilihat adalah paparan benua yang berbatasan dengan Malaysia, Sematra, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Jawa Utara. Di bagian Timur, yaitu daratan Sahul, juga tenggelam.

Papua terpisah dari Australia dan terbentuklah laut Arafuru. Daerah-daerah yang tinggi membentuk pulau-pulau seperti kepulauan Aru, dan daerah kepala burung (Papua).

Sesuai dengan garis Wallace, persebaran fauna di Indoensia terbagi menjadi wilayah barat (oriental) dan timur (australia) yang masing-masing ditandai oleh fauna yang khas. Sementara itu, menurut garis Weber, di antara wilayah barat dan timur, atau antara Oriental dan Australia, terdapat Zona peralihan. Seperti pada gambar berikut.

Garis Wallace dan Weber Membagi Wilayah Indonesia menjadi 3 Bagian

a. Persebaran Fauna di Wilayah Indonesia Barat (Oriental)

Bagian barat Wilayah Indonesia yang termasuk Paparan Sunda memiliki fauna tipe Oriental, contohnya berbagai jenis kera, gajahm harimau, tapir, badak, kerbau liar, babi hutan, serta rusa.
1) Sumatra memiliki hewan-hewan khas seperti gajah, tapir, badak bercula dua, harimau, siamang, dan orang utan.
2) Jawa memiliki badak bercula satu, harimau, dan banteng.
3) Kalimantan memiliki badak bercula dua, macan tutul, orang utan, kera berhidung panjang, dan beruang madu.

b. Persebaran Fauna di Wilayah Indonesia Timur (Australia)

Bagian timur wilayah Indonesia ditempati fauna tipe Australia yang terdiri atas burung-burung dengan warna-warna mencolok misalnya kasuari, nuri, parkit, cendrawasih, dan merpati  berjambul; serta beberapa jenis hewan berkantong, misalnya kanguru wallabi dan kanguru pohon. Di bagian tengah, misalnya Sulawesi, terdapat hewan yang khas yaitu anoa, dan di Pulau Komodo terdapat Komodo. 

Hewan Khas Indonesia

c. Zona Peralihan antara Oriental dan Australia

kalau kita menuju ke timur dari garis Wallace, jumlah hewan kawasan Oriental menyusut secara mencolok. Sebaliknya, menuju barat, jumlah hewan kawasan Australia menurun dengan jelas. Beberapa jenis marsupialia (mamalia berkantong) tipe Australia telah memasuki daerah Wallace, burung pelatuk Oriental telah terbang dari Bali lewat pulau-pulau sampai sedikit ke timur dari garis Wallace. Hewan Oriental seperti burung hantu, bajing, dan babi yang melintas garis wallace ke timur sampai Sulawesi mungkin telah dibawa orang Malanesia sebagai makanan dan hewan piaraan.

Pada banyak kasus, garia Wallace sama sekali belum menjadi kabur. Jarak garis itu dari bali dan dari lombok hanya 25 kilometer, tetapi perbedaan faunanya sungguh mengagumkan. Bali dan kawasan oriental, telah dicapai oleh bajing dan harimau dari asia. Akan tetapi, kedua hewan ini tidak menyebar ke timur lebih jauh. Sebaliknya, lombok mempunyai burung pemakan madu dari Australia yang tidak dikenal di Bali. Di tempat lain sepanjang garis itu, opossum berbulu dari Australia terdapat di Sulawesi, tetapi tidak menyeberang ke Kalimantan yang jaraknya hanya beberapa kilometer. Burung kakaktua dari daerah Australia, menyebar ke barat tepat sampai pada garis Wallace, tetapi tidak melintasinya.

d. Flora Malesiana

Lingkungan terestrial cenderung berubah dalam suatu pola karakteristik dari utara ke selatan, karena letak garis lintang dari bukit ke puncak gunung. Perubahan mungkin terjadi secara bertahap, sehingga pada akhirnya terbentuk zona tertentu dan tersendiri yang kemudian membentuk bioma.

Bioma dapat diartikan sebagai komunitas utama yang terdapat pada suatu daerah yang dapat dikenal berdasarkan fisiognomi (penampakan). Faktor utama yang menentukan pembagian bioma adalah ketinggian suatu tempat.

Garis pembatas atau pemisah antara dua bioma, walaupun tidak jelas, disebut ekoton. Ekoton ditempati oleh tumbuhan dan hewan yang khas. Bioma umunya ditentukan oleh vagetasi atau tumbuhan yang dominan. Hal ini cenderung mencerminkan iklim yang umum dari area tersebut. Ada berbagai bioma di dunia, yaitu gurun, padang rumput, hutan hujan tropis, hutan gugur, dan sabana.
  • Gurun (padang pasir): bioma ini terdapat di Afrika, Amerika, Australia, dan Cina.
  • Padang rumput: bioma ini terbentang dari daerah tropis hingga subtropis, misalnya di Amerika.
  • Hutan hujan tropis: terdapat di daerah Amerika Selatan (Brasil), Asia (Indonesia), dan Afrika
  • Hutan gugur (deciduous forest): merupakan bioma yang khas di daerah beriklim sedang.
  • Sabana: terdapat di kedua sisi khatulistiwa, berkembang dengan lebih baik di Afrika dan Amerika Selatan. Sabana terdapat juga di India, Asia Selatan, Australia, dan Indonesia (di irian, NTT, dan NTB).

Indonesia mempunyai 2 di anatar 5 bioma tersebut di atas, yaitu bioma hutan hujan tropis, dan bioma sabana. Bioma hutan hujan tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhan sangat tinggi adalah daerah malesiana.

Flora Malesiana meliputi tumbuh-tumbuhan yang terdapat di wilayah Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Karena keanekaragamannya tinggi, maka dapat dikatakan bahwa flora malesiana merupakan sumber plasma nutfah.

Pada umunya hutan-hutan di Indonesia didominasi oleh tumbuhan dari famili Dipterocarpaceace (tumbuhan berbiji bersayap), diantaranya meranti (Shorea sp.). Meranti terdapat di hutan Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Brunei, Malaysia, dan pulau lainnya. Meranti dimanfaatkan kayunya untuk bahan bangunan.

Tumbuhan khas Malesiana yang terkenal adalah Rafflesia arnoldii. Parasit ini hidup melekat pada akar atau batang tumbuhan pemanjat Tertrastigma. Penyebaran Rafflesia meliputi Sumatera (Aceh, Bengkulu), Malaysia, Kalimantan, dan Jawa. Di daerah ini juga terdapat 30 jenis palem termasuk diantaranya salak liar (Salacca sp.). Akan tetapi, saat ini salak telah terdistribusi ke seluruh pelosok Malesiana.

Di Papua ditemukan pohon buah khas yang disebut matoa (Pometia pinnata). Matoa memiliki perpaduan rasa buah durian dan rambutan. Buah matoa berangkai seperti anggur, berbentuk bulat kecil, dan berkulit tipis (Sharp 1994, Whitten & Whitten 1994; Solomon et al. 2005).

Sumber: Pratiwi, dkk. 2006. Biologi SMA Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Keanekaragaman Hayati Di Indonesia