Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Indonesia
Kepunahan
jenis hewan dan tumbuhan dalam suatu ekosistem dapat terjadi karena bencana
alam, misalnya banjir, gunung meletus, kebakaran hutan, dll. Kita tidak dapat
meniadakan bencana alam, tetapi kita dapat mengurangi akibat buruk yang
ditimbulkannya. Bencana juga dapat ditimbulkan oleh ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab, misalnya pembakaran hutan, perburuan, dan pencemaran
lingkungan. Kepunahan jenis hewan dan tumbuhan dapat dikurangi dengan melakukan
sumber daya alam.
Pelestarian
sumber daya alam hayati harus dilaksanakan secara terpadu dan melibatkan berbagai
pihak. Berikut ini beberapa fungsi perlindungan dan pengawetan alam.
- Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan alam yang membiarkan alam berkembang secara alamiah;
- Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam yang dibina oleh para ahli;
- Perlindungan alam geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi (tanah);
- Perlindungan alam zoologi, yaitu perlindungan terhadap hewan langka dan hampir punah serta perkembangbiakkannya;
- Perlindungan alam botani, yaitu perlindungan terhadap tumbuhan;
- Taman nasional (national park) digunakan sebagai tempat rekreasi;
- Perlindungan pemandangan alam berupa danau dan air terjun;
- Perlindungan monumen alam berupa perlindungan terhadap benda-benda alam yang terpencil;
- Perlindungan suaka margasatwa, yaitu perlindungan hewan dari perburuan.
Upaya
pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan cara in-situ dan eks-situ.
1. Pelestarian In-Situ
Pelestariani
in-situ
adalah pelestarian sumber daya alam hayati yang dilakukan pada habitat
asalnya. Sebagai contoh komodo (Varanus
komodoensis), badak jawa (Rhinoceros sondaicus)
di Ujung Kulon, dan bunga Rafflesia
arnoldii di Bengkulu. Yang termasuk
pelestarian sumber daya alam hayati secara in-situ,
antara lain suaka margasatwa, taman nasional, taman laut, dan hutan
lindung.
MATERI TERKAIT 👇👇👇
a. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa merupakan
tempat perlindungan hewan-hewan dan lingkungannya agar dapat berkembang biak
dan tidak punah, misalnya harimau, gajah, dan badak.
Suaka Margasatwa Muara Angke Kapuk di Jakarta Utara |
b. Taman Nasional
Taman nasional merupakan
perlindungan alam yang menempati suatu daerah luas, tidak boleh ada rumah
tinggal maupun bangunan industri. Tempat ini dimanfaatkan untuk pendidikan,
budaya, dan rekreasi alam tanpa mengubah ekosistem. Berikut daftar taman
nasional yang ada di Indonesia.
- TN. Kerinci Seblat (Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu) ± 1.485.000 ha
- TN. Drumoga Bone (Sulut) ±300.00 ha
- TN. Gunung Leuser (Sumatra Utara, Aceh) ± 793.00 ha
- TN. Bukit Barisan Selatan (Lampung, Bengkulu) ±365.00 ha
- TN. Tanjung Putting (Kalimantan Tengah) ±355.000 ha
- TN. Lore Lindu (Sulawesi Tengah) ±231.000 ha
- TN. Kutai (Kalimantan Timur) ±200.000 ha
- TN. Manusela Wainua (Maluku) ±189.000 ha
- TN. Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) ±108.000 ha
- TN. Ujung Kulon (Jawa Barat) ±79.000 ha
- TN. Besakih (Bali) ±78.000 ha
- TN. Komodo (NTB) ±75.000 ha
- TN. Bromo, Tengger, Semeru (Jawa Timur) ±58.000 ha
- TN. Meru Betiri (Jawa Timur) ±50.000 ha
- TN. Baluran (Jawa Timur) ±25.000 ha
- TN. Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat) ±15.000 ha.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Lampung |
c. Taman Laut
pembentukan
taman laut bertujuan untuk melindungi keindahan laut dan biota yang hidup di
dalamnya termasuk terumbu karang, contohnya Taman Laut Bunaken. Taman laut yang
terletak di Kepulauan Bunaken, Sulawesi Utara mempunyai luas 89.065 ha. Taman laut
bunaken merupakan taman laut terindah nomor tiga di dunia dengan potensi
terumbu karang dan ikan hias yang beranekaragam.
Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara |
d. Hutan Lindung
hutan lindung merupakan
perlindungan hutan terhadap fungsi hutan secara umum, serta menjaga supaya
hutan tetap lestari. Pengunjung tidak diperbolehkan mengambil sesuatu dari
hutan lindung tersebut. Hutan dibiarkan alami.
2. Pelestarian Eks-Situ
Pelestarian
secara eks-situ merupakan pelestarian sumbe daya alam hayati yang
dilaksanakan di luar habitat asalnya atau dipelihara di tempat lain. Pelestarian
eks-situ ada beberapa macam, antara
lain kebun koleksi, kebun plasma nutfah, dan kebun raya.
Manfaat
Keanekaragaman Hayati
Kebun plasma Nutfah Pisang di Yogyakarta |
1. Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati
Nilai
ekonomi keanekaragaman hayati merupakan nilai kemanfaatan dari berbagai sumber hayati
yang dapat menghasilkan keuntungan bagi penggunanya, yaitu dapat
diperjualbelikan. Keanekaragaman hayati yang memiliki nilai ekonomi antara lain
sebagai bahan sandang, pangan (misalnya
berasal dari padi, jangung, sorgum, kentang, dan ketela), obat-obatan (misalnya berasal dari ginseng, kunyit, temu-temuan,
lengkuas, biji pala, biji kopi, daun pepaya, daun kumis kucing, kayu manis,
kayu putih, madu, telur ayam kampung, minyak bulus, minyak ikan, dll), bahan papan (misalnya berasal dari kayu
jati, kayu mahoni, batang pohon kelapa, kayu keruing, dll) yang dapat dibuat
aneka perabot, alat transportasi
(misalnya kuda, sapi, unta, dan gajah), dan manfaat mikroorganisme (diperlukan untuk membuat tempe, tape,
kecap, keju, dan mentega).
2. Nilai Pendidikan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman
hayati dapat menambah pemahaman dan pengetahuan manusia. Pemanfaatan hewan atau
tumbuhan sebagai bahan percobaan terkait dengan kedokteran, misalnya kelinci,
kera, sapi, kuda, dan katak. Sudah sejak lama hewan-hewan tersebut digunakan
sebagai spesimen untuk menguji hasil temuan manusia sebelum dipasarkan. Terutama
untuk melakukan penelitian genetika, dilakukan percobaan dilakukan pada hewan
resikonya tidak sebanyak jika dilakukan langsung pada manusia. Obat-obatan
hasil dari temuan manusia biasanya diujicobakan pada kepada hewan terlebih
dahulu, untuk mengetahui adakah dampak negatif yang membahayakan atau tidak. Apabila
tidak maka produk tersebut dapat dipasarkan atau dikonsumsi oleh manusia. Selain
itu, dengan adanya keanekaragaman hayati anda dapat menyukuri nikmat Tuhan atas semua ciptaan –Nya.
3. Nilai Ekologi Keanekaragaman Hayati
Nilai
ekologi dari keanekaragaman hayati, antara lain sebagai penyeimbang lingkungan.
Misalnya burung pemakan serangga seperti burung pipit yang hidup di alam bebas
akan memakan hama atau serangga secara alamiah. Sebagai pemasok O2 ,
tumbuhan hijau mampu menyaring udara yang kotor menjadi bersih, melalui proses
fotosintesis yang menghasilkan O2 untuk dilepaskan ke alam. Oksigen dapat
menetralisir adanya polusi udara seperti asap pabrik maupun asap kendaraan
bermotor sebagai pencemar lingkungan.
Sebagai
perlindungan terhadap kerusakan lahan, akar tanaman akan melindungi tanah dari
kerusakan, pengikisan, dan dan menyerap air hujan sehingga tidak terjadi banjir
atau tanah longsor. Sebagai agen daur materi (bioremidiasi), detritivora
bertugas menguraikan sampah dan bangkai yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Pengurai
menguraikan bahan anorganik menjadi bahan organik yang akan kembali dan diserap
oleh akar tumbuhan.
Sumber: Pratiwi, dkk. 2006. Biologi SMA Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
Upaya dan Manfaat Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Upaya dan Manfaat Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia
0 Comments:
Post a Comment