Hakekat Belajar dan Pembelajaran

 Hakekat Belajar dan Pembelajaran

sumber: https://acourete.com

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki pendidik, agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri peserta didik, pendidik perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai hakikat dan konsep dasar belajar diharapkan pendidik mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.

Pengertian Belajar

Berikut beberapa pengertian belajar menurut para ahli:

1. Wina Sanjaya (2009) menyatakan bahwa belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental tersebut terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat atau tidak dapat disaksikan. Hal itu hanya mungkin dapat disaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.

2. Gagne dalam Dimyati (2009), mengemukakan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Sehingga belajar menurut Gagne adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.

3. Oemar Hamalik (2005) mengungkapkan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Dari pengertian tersebut, maka belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

4. Mayer dalam Benny A Pribadi (2009) mengemukakan pengertian belajar sebagai perubahan yang relatif permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman. Pengalaman yang sengaja didesain untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang akan menyebabkan berlangsungnya proses belajar.

 

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman, dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan beraksi yang relatif permanen atau menetap, karena terdapat interaksi individu dengan lingkungan dan dunia nyata. Melalui proses belajar seseorang akan memiliki pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang lebih baik.

Ciri-ciri Belajar

Banyak hal yang menandakan bahwa seseorang tersebut telah melakukan proses belajar, berdasarkan hal tersebut, Slameto (2003) mengungkapkan ada beberapa ciri-ciri belajar, antara lain:

1. Perubahan terjadinya secara sadar berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya;

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya;

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya;

4. Perubahan dalam belajar bersifat permanen Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Contohnya kecakapan yang dimiliki seseorang akan terus berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih;

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya belajar mengetik;

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan.

Prinsip Belajar

Prinsip belajar yang dapat dikembangkan dalam proses belajar menurut Dimyati (2012), di antaranya:

1. Perhatian dan Motivasi;

2. Keaktifan;

3. Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman;

4. Pengulangan;

5. Tantangan;

6. Balikan dan Penguatan;

7. Perbedaan Individual.

 

Dari beberapa prinsip yang ada maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaanya, belajar tidak bisa dilakukan dengan sembarang atau tanpa tujuan dan arah yang baik, agar aktivitas belajar yang dilakukan dalam proses belajar pada upaya perubahan dapat dilakukan dan berjalan dengan baik, diperlukan prinsip-prinsip yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam belajar. Prinsip-prinsip ditujukan pada hal-hal penting yang harus dilakukan pendidik agar terjadi proses belajar yang baik. prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh para pendidik agar para peserta didik dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Pengertian Pembelajaran

Pengertian Pembelajaran menurut para ahli, antara lain:

1. Abuddin Nata (2009) menyatakan pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang pada prinsipnya menggambarkan aktivitas pendidik, sedangkan pembelajaran menggambarkan aktivitas peserta didik.

2. Evelin Siregar (2010) mengungkapkan bahwa pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu perencanaan yang sistematis, sedangkan mengajar hanya salah satu penerapan strategi pembelajaran diantara strategi-strategi pembelajaran yang lain dengan tujuan utamanya menyampaikan informasi kepada peserta didik. Kalau diperhatikan, perbedaan kedua istilah ini bukanlah hal yang sepele, tetapi telah menggeser paradigma pendidikan, pendidikan yang semula lebih berorientasi pada “mengajar” (pendidik yang lebih banyak berperan) telah berpindah kepada konsep “pembelajaran” (merencanakan kegiatan-kegiatan yang orientasinya kepada peserta didik agar terjadi belajar dalam dirinya).

3. Syaiful Sagala (2010) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak pendidik sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh pihak peserta didik atau murid. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh pendidik untuk mengembangkan kreativitas peserta didik yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengentahuan baru sebagai Upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.

 

Proses pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar, sehingga situasi tersebut merupakan peristiwa belajar (event of learning) yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku dari peserta didik. Perubahan tingkah laku dapat terjadi karena adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2006), di antaranya:

1. Faktor internal ( faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rokhani peserta didik;

2. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik;

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi startegi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

 

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut terdiri dari factor internal dan eksternal peserta didik. Faktor yang terdapat dalam diri peserta didik yaitu kesiapan peserta didik dalam menerima pembelajaran, sedangkan faktor eksternal peserta didik yaitu faktor yang berupa rangsangan yang dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Dengan kata lain, pendidikan anak merupakan tanggung jawab semua pihak karena semua komponen di sekitar peserta didik dapat mempengaruhi belajar peserta didik.

Kedudukan Belajar dalam Strategi Pembelajaran

Merencanakan masa depan intinya adalah pendidikan, dalam pendidikan intinya adalah pembelajaran, dalam pembelajaran yang dibahas adalah kegiatan belajar. Sampai disini benar kata Ivor K. Davies (1991) bahwa hakikat pendidikan adalah belajarnya peserta didik dan bukan mengajarnya guru.

 

Ketika anak mengikuti kegiatan pembelajaran dan akhirnya ia memperoleh hasil lebih dari yang diharapkan itu adalah harapan semua orang yang terlibat dalam pendidikan anak. Bila anak dilayani dengan baik, diberi lingkungan dengan tepat, diberi sarana dan fasilitas dengan cukup, dirangsang dengan kondisi yang tepat, dan diberi hadiah bila ia memperoleh sesuatu yang luar biasa, ini adalah pekerjaan semua orang yang ingin anak berhasil dalam belajar.

 

Pembelajaran ternyata tidak berdiri sendiri artinya tidak hanya dilakukan oleh anak tanpa melibatkan orang lain, keadaan lain, benda lain, akan tetapi pembelajaran berinteraksi dengan berbagai hal. Untuk itu benar bila dikatakan bahwa pembelajaan adalah proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar, dan lingkungan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru. Tiga kata kunci dalam pembelajaran begitu penting, yakni; proses interaksi, sumber dan lingkungan, serta pengetahuan dan keterampilan baru.

 

Bila belajar ingin berhasil maka perlu sumber dan lingkungan yang tepat dan mencukupi untuk menjadikan belajar memperoleh hasil yang maksimal. Merancang pembelajaran memerlukan input sumber dan lingkungan, atau berfikir sebaliknya, sumber dan lingkungan yang ada harus secara tepat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kemudian bila kegiatan belajar ingin efektif dan efisien, maka interaksi harus ditata sedemikian rupa. Pola pola interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan sumber dan lingkungan harus didasarkan pada pendekatan psikologis. Pola interaksi yang tidak dikendalikan oleh guru, maka pembelajaran di sekolah akan mengikuti kemauan anak, dan kondisi lingkungan. Begitu juga dengan belajar untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, merumuskan tujuan pembelajaran harus memperhatikan berbagai aspek, apakah dari aspek kemampuan awal anak, aspek materi yang harus dipelajari, juga aspek dukungan sarana dan fasilitas. Pengetahuan dan keterampilan akan diperoleh anak dengan baik dan secara permanen menjadi bagian dari kehidupannya bila dirumuskan dalam tujuan pembelajaran secara tepat dan benar.

Rujukan

Abuddin Nata. (2009). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Benny A Pribadi. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Dimyati, M. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dimyati, M. (2012). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Evelin Siregar, H. N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Muhibbin Syah. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Oemar Hamalik. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

0 Comments:

Post a Comment