Pengantar Kuliah : Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (BPKTI)

Judul Mata Kuliah : Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Program Studi       : Hukum Ekonomi Syariah (HES) S1

Semester/T.A        : Ganjil/2023/2024

Dosen Pengampu  : Yusriani, S.Pd., M.Pd.

Teknis Perkuliahan

1. Total Pertemuan : 16 x pertemuan

2. Bentuk Pertemuan : 14 x pertemuan tatap muka teori (1 x UTS dan 1 x UAS)

3. Kehadiran minimal 80 % (13 Pertemuan)

4. Tugas : 1 Tugas Besar yakni tugas Proposal yang sifatnya per Individu.

Rules Perkuliahan

1. Toleransi keterlambatan hadir : 10 menit dari jadwal yang ditentukan.

2. Jika berhalangan mengikuti perkuliahan langsung menginformasikan kepada dosen yang bersangkutan.

3. Berpakaian sesuai dengan tata tertib kampus

4. Tugas = Plagiat = Nilai Error

Deskripsi Mata Kuliah

Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (BPKTI) adalah mata kuliah wajib Semester V. Mata kuliah ini berisi teori dan praktek penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang dimulai dari konsep dasar Penulisan KTI; kaidah dan etika dalam Penulisan KTI; penggunaan bahasa dalam KTI; teknik penulisan atau tata tulis KTI; langkah-langkah Penulisan KTI; pola-pola wacana penyajian KTI; teknik mempresentasikan KTI; dan sumber-sumber Penulisan KTI. Proses pembelajaran berlangsung melalui pendekatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; yang diimplementasikan melalui metode inquiry, diskusi, praktek kerja mandiri dan kelompok, serta reportasi. Evaluasi dilakukan melalui penilaian proses (partisipasi dan keaktifan mahasiwa dalam kelas), tugas mandiri dan kelompok, presentasi, hasil Ujian Tengah dan Akhir Semester serta Presensi kehadiran dalam kelas.

Materi Perkuliahan

Minggu ke

Materi

1

Kontrak Perkuliahan:

1. Penjelasan RPS

2. Kontrak Perkuliahan

2

Pengantar Penulisan Ilmiah:

1.  Definisi KTI

2.  Fungsi KTI

3.  Konsep penulisan KTI

4.  Jenis dan Ciri KTI

5.  Sistematika Penulisan KTI

3

Pengenalan karakteristik penulisan akademik

4 - 6

Penyusunan BAB I

Perencanaan Penulisan Ilmiah (Membangun Konsep dan Ide)

1. Membangun konsep dan ide penulisan ilmiah sebagai latar belakang penyusunan karya ilmiah

2. Syarat pemilihan topik dan melakukan pembatasan topik

3. Membuat rumusan masalah

7 - 9

Penyusunan bab II (Teori dalam KI)

1. Penggunaan mind mapping dalam penyusunan teori-teori yang akan dimasukkan dalam BAB II

2. Tips dan trik menulis teori sesuai kaidah untuk menghindari plagiarism

3. Perumusan teori yang dikaitkan dengan permasalahan penulisan

10

UTS

11

Penyusunan dan pembuatan:

1. Abstrak.

2. Daftar isi.

3. Daftar Tabel.

4. Daftar Gambar.

5. Daftar lampiran

12

Penyusunan Daftar Pustaka:

1. Jenis-jenis system perujukan  (catatab kaki, catatan akhir)

2. System perujukan dan daftar Pustaka

3. System perujukan dan daftar Pustaka menggunakan Zotero (opsional)

4. Cara install Zotero

13

Teknik presentasi Karya Ilmiah (dan/atau Proposal TA):

1. Pembuatan materi presentasi yang efektif dan efisien

2. Cara membuka presentasi

3. Cara melakukan presentasi yang efektif dan kreatif

4. Cara menutup presentasi

5. Sesi tanya jawab

14 - 15

Praktek presentasi karya tulis ilmiah

16

UAS

Kriteria Penilaian

Pembobotan yang digunakan untuk menentukan nilai akhir mata kuliah Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah yakni:

1.     Kehadiran        20%

2.     Tugas               20%

3.     Partisipasi        20%

4.     UTS                 20%

5.     UAS                20%

Keterangan Penilaian

A = 85 – 100

B = 70 – 84

C = 60 – 69

D = 50 – 59

E = 00 – 49

Metode Pembelajaran Diskusi - Pengertian, Jenis-jenis, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan

Metode Diskusi

Implementasi Metode Diskusi (sumber: https://ujione.id/)

Pengertian Metode Diskusi

Secara umum metode diskusi adalah dua suku kata yang berbeda, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai dengan yang dikehendaki cara kerja yang bersistem untuk memudahkan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan diskusi, berasal dari bahasa latin, yaitu “discussus” yang berarti “to examine”. “Discussus” terdiri dari akar kata “dis” dan “culture”. “Dis”artinya terpisah, sementara “culture” artinya menggoncang atau memukul. Secara etimologi, “discuture” berarti suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Dengan kata lain membuat sesuatu menjadi jelas dengan cara memecahkan atau menguraikanya (to clear away by breaking up or culturing). Secara umum, pengertian diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi (information sharing), saling mempertahankan pendapat (self maintenance) dalam memecahkan masalah tertentu (problem solving) (Armai, 2002).

Menurut Djamarah dan Zain (2013) metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Adapun menurut Hamdayama (2014) diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan  pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran. Metode diskusi merupakan kegiatan tukar-menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengertian Bersama yang lebih jelas dan lebih teliti mengenai hal yang didiskusikan. Disamping itu, untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan Bersama.

Jenis-jenis Metode Diskusi

Menurut Darajat (1997) metode diskusi yang dilakukan guru dalam membimbing belajar siswa dibagi dalam beberapa model, antara lain:

1. Diskusi informal

Diskusi ini terdiri dari satu diskusi yang pesertanya terdiri dari peserta didik yang jumlahnya sedikit. Dalam diskusi informal ini hanya seorang yang menjadi pimpinan, tidak perlu ada pembantu sedangkan yang lain hanya sebagai anggota diskusi.

2. Diskusi formal

Diskusi ini berlangsung dalam suatu diskusi yang serba diatur dari pimpinan sampai anggota kelompok. Diskusi dipimpin oleh seorang pendidik atau peserta didik yang dianggap cakap. Karena semua telah diatur, para anggota tidak dapat begitu saja berbicara (semua harus diatur melalui aturan yang dipegang oleh pimpinan diskusi), diskusi yang diatur seperti ini memang lebih baik.

3. Diskusi Panel

Diskusi ini diikuti oleh banyak peserta didik sebagai peserta, yang dibagi menjadi peserta aktif dan tidak aktif. Peserta aktif adalah langsung mengadakan diskusi. Sedangkan peserta tidak aktif sebagai pendengar.

4. Simposium

Dalam simposium, masalah-masalah yang akan dibicarakan diantar oleh satu orang atau lebih dan disebut pemrasaran. Pemrasaran boleh berpendapat beda-beda terhadap suatu masalah, sedangkan peserta boleh mengeluarkan pendapat menanggapi yang telah di kemukakan oleh pemrasaran.

Langkah-langkah Metode Diskusi

Hamdayama (2014) mengemukakan bahwa agar pelaksanaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan Langkah-langkah sebagai berikut.

1. Persiapan Diskusi

a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifta umum maupun tujuan yang bersifat khusus.

b. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai denga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

c. Menetapkan masalah yang akan dibahas.

d. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus manakala diperlukan.

2. Pelaksanaan Diskusi

a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap mempengaruhi kelancaran diskusi.

b. Memberikan pengarahan sebelum melaksanakan diskusi, misalnya meyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.

c. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan suasan dan iklim belajar yang menyenangkan, mislanya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.

d. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.

e. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak focus.

3. Penutup Diskusi

a. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.

b. Mereview jalannya diskusi dengan meminat pendapat dari seluruh peserta didik sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

Kelebihan Metode Diskusi

Kelebihan metode diskusi menurut Hery, Clay, & Lindgren (1960), antara lain:

1. Membantu siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik daripada memutuskan sendiri.

2. Siswa tidak terjebak pada jalan pemikiran sendiri, yang kadang salah, penuh prasangka dan sempit, karena dengan diskusi ia mempertimbangkan alasan orang lain.

3. Dengan diskusi timbul percakapan antara guru dan siswa sehingga diharapkan hasil belajarnya lebih baik.

4. Dengan diskusi memberi motivasi terhadap berpikir dan meningkatkan perhatian kelas.

5. Diskusi membantu mendekatkan/mengeratkan hubungan antara kegiatan kelas di tingkat perhatian.

6. Diskusi merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman.

Kekurangan Metode Diskusi

Kekurangan metode diskusi menurut Hamdayama (2014), antara lain:

1.  Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.

3. Apabila peserta didik tidak memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi tidak efektif.

4. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

5. Bisanya ornag menghendaki pendekatan yang lebih formal.

6. Alokasi waktu yang sulit karena banyak memakan waktu.

Rujukan

Arif, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. 2002

Djamarah, Syaiful Bahri, Zain, Aswan. 2013. Strategi Belajar Megajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdayama, jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hery, Clay, Lindgren. 1960. Educational Psychology The Classroom. Modern Asian Edition.

Zakiah, Darajat. 1997. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Metode Pembelajaran Demonstrasi - Pengertian, Jenis-jenis, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan

 Metode Demonstrasi

Implementasi Metode Demonstrasi

Pengertian Metode Demonstrasi

Ada beberapa pengertian metode demonstrasi menurut para ahli. Salah satunya menurut Djamarah dan Zain (2010) yang mengemukakan bahwa metode demonstrasi  adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan lisan. Menurut Drajat dalam Huda (2013) menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakan metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta lain. Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang efektif, karena peserta didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Huda (2013), metode demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh pendidik atau sumber belajar lain di depan seluruh peserta didik. Sedangkan menurut Dia’far (1995), metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan jalan pendidik atau bantuan orang lain memperlihatkan kepada murid-murid proses atau kaifiyat melakukan sesuatu.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara memperagakan atau mempertunjukkan langsung suatu pembelajaran baik berupa tiruan maupun yang sebenarnya di hadapan semua peserta didik yang dilakuakn oleh guru ataupun sumber belajar lain. Dengan maksud agar peserta didik mendatkan gambaran yang lebih jelas terkait pelajaran yang didemonstrasikan di kelas.

Jenis-jenis Metode Demonstrasi

Adapun jenis-jenis metode  demonstrasi, antara lain:

Metode Demonstrasi Cara

Demonstrasi cara menunjukkan bagaimana cara mengerjakan sesuatu, termasuk mengemukakan bahan dan alat yang digunakan, memperlihatkan apa yang dikerjakan, dan bagaimana mengerjakannya, yang disertai dengan penjelasan disetiap langkah pengerjaannya. Contoh, langkah-langkah mengerjakan shalat, Langkah-langkah membuat suatu kerajinan tangan, cara melakukan olahraga tertentu dll. Metode demontrasi cara dapat berlangsung dengan waktu yang relatif singkat dan tidak memungut banyak biaya, sehingga lebih mudah diterapkan.

Metode Demonstrasi Hasil

Demonstrasi hasil dimaksud untuk menunjukkan hasil dari beberapa praktik dengan menggunakan bukti-bukti yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan. Iklan  komersial di televisi sering didasarkan atas metode demontrasi hasil. Contoh, iklan pasta gigi, sabun cuci pakaian, sabun pembersih lantai dan sebagainya. Demonstrasi hasil memerlukan waktu yang lama, biaya, dan cara baru dibandingkan dengan cara biasa yang dilakukan.

Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Adapun langkah-langkah dalam penggunaan metode demonstrasi antara lain:

1. Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta didik untuk berfikir, misalnya melaui pertanyaan-pertayaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong peserta didik untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

2. Menciptakan suasana yag menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

3. Yakin bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan seluruh reaksi peserta didik.

4. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yag dilihat dari proses demonstrasi itu.

Berikutnya adalah cara mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi adalah dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan metode demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran, hal ini untuk meyakinkan apakah peserta didik memahami proses demonstrasi atau tidak. Selain memberikan tugas yag relevan, ada baiknya pendidik dan peserta didik melaukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan metode Demonstrasi Menurut Djamarah & Zain (2010), antara lain:

Kelebihan Metode Demonstrasi

1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret, sehingga
menghindari verbalisme ( pemahaman secara kata-kata atau kalimat ).

2. Peserta didik lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3. Proses pengajaran lebih menarik.

4. Peserta didik dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba Melaukannya sendiri.

Kekurangan Metode Demonstrasi

1. Metode ini memerlukan keterampilan pendidik secara khusus.

2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya ynag memadai tidak selalu tersedia dengan baik

3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. Sehingga dalam melakukan metode demonstrasi ini kita perlu mengkombinasikan dengan metode lain sehingga dapat saling melengkapi.

Rujukan

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya.  Jakarta: Diknas.

Dja’far, Zainuddin.  1995. Diktati Metodik, Cet. II; Pasuruan: PT Garoeda Buana Indah.

Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Rineka Cipta.

Hamdayana, Jumata. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Jakarta: Graha Indonesia

Huda, Miftahul.  Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013.