Konsep Dasar Serta Area Perbedaan Individu
|
sumber: https://satwikobudiono.wordpress.com/ |
Pada proses
pembelajaran, guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran saja.
Karena di dalam pembelajaran terdapat beberapa aspek penilaian yang harus
dilakukan guru terhadap peserta didik yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek psikomotor. Oleh karena itu, demi terwujudnya tujuan belajar dengan hasil
yang optimal, maka guru perlu mengenal karakteristik setiap peserta didik. Perbedaan
individual peserta didik biasanya merupakan hasil interaksi antara pengaruh
keturunan dan pengaruh lingkungan secara bersamaan,
yang akhirnya menghasilkan manusia yang unik. Oleh karena itu
sebagai seorang guru hendaknya mampu memahami karakteristik maupun sifat-sifat
dari setiap peserta didiknya. Dengan metode yang khusus dan mengaplikasikannya
langsung dalam pembelajaran sehingga mengetahui perbedaan peserta didiknya dan
bagaimana cara untuk mengatasinya dengan cara-cara yang mudah di tangkap atau
di pahami peserta didik.
Konsep Dasar Perbedaan Individu
Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan
secara umum disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor bawaan/keturunan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan merupakan faktor biologis yang diturunkan melalui pewaris genetik oleh orang tua. Faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya perbedaan individual diantaranya status sosial ekonomi orang tua, budaya, dan urutan kelahiran.
Perbedaan individu (individual differences) adalah suatu perbedaan
yang dimiliki oleh setiap individu baik fisik maupun non fisik/psikis yang menjadikan seseorang memiliki karakter yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Perbedaan individu merupakan faktor penting sebagai dasar pengembangan individualized instruction.
Beberapa perbedaan yang sangat penting diperhatikan dalam proses pengajaran
adalah perbedaan kemampuan dasar atau bakat, minat, kecepatan dan cara belajar
anak. Setiap anak memiliki kemampuan dasar bawaan, dan akan mengalami perubahan
karena pengalaman, karena kebutuhan anak dan kemampuan dasar bawaannya berbeda
maka minat anak dalam belajar akan berbeda juga.
Beberapa aspek perbedaan secara umum pada setiap individu antara lain
perbedaan pada aspek: biologis, psikologis, intelegensi, bakat, jenis kelamin, etnis, dan lain
sebagainya.
Perbedaan Biologis
Menurut
Djamarah (2010) dalam Firmansyah (2018), tidak ada seorang pun
yang memiliki kondisi jasmani yang persis sama, bahkan terhadap anak kembar
dari satu sel telur pun tetap terdapat perbedaan dalam aspek jasmani. Perbedaan
itu seperti pada jenis kelamin, bentuk tubuh, warna rambut, warna kulit, bentuk
mata, dan sebagainya. Semua itu adalah ciri-ciri individu anak didik yang dibawa sejak lahir.
Dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar pada aspek biologis (biasa disebut juga dengan istilah fisiologi) yang
dimaksud, dalam perspektif Slameto (2010) dalam Firmansyah (2018) , yaitu: (1) faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan segenap badan beserta bagian-bagiannya
bebas dari penyakit, dan (2) faktor cacat tubuh. Cacat tubuh yang dimaksud
adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai
tubuh/badan, seperti buta, tuli, bisu, lumpuh, dan lain sebagainya.
Faktor-faktor pada aspek biologis menurut Djaali (2012) dalam Firmansyah
(2018), berpengaruh langsung dan tidak langsung
terhadap kepribadian seseorang. Dalam hal ini, kondisi tubuh (aspek biologis)
menentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan
seseorang. Secara tidak langsung, seseorang akan merasakan tentang tubuhnya
yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Dalam
hubungan ini, guru sebaiknya tidak menyebut ciri-ciri fisik mencolok yang
berkonotasi kepada konsep diri yang bersifat negatif bagi si anak. Anak didik yang berkulit hitam misalnya, oleh guru
dipanggil dengan “Si hitam” terus menerus, sehingga panggilan itu melekat dan
menjadi bagian darinya. Maka si anak terus menerus akan merasa tidak nyaman dan
mungkin stres karenanya.
Perbedaan Psikologis
Perbedaan psikologis pada peserta didik mencakup perbedaan dalam minat,
motivasi, dan kepribadian. Ketiga faktor psikologis ini berkolerasi positif
dengan hasil belajar yang dicapai. Dalam kondisi minat yang besar terhadap pelajaran, motivasi yang tinggi untuk belajar, dan kemampuan memori yang maksimal,
maka hasil belajar yang dicapai juga akan maksimal.
Perbedaan psikologis ini dapat dimanfaatkan oleh guru daalam pengelolaan
kelas, terutama dalam penempatan anak di tenpat duduk dan pengelompokan. Anak
yang memiliki minat dan motivasi yang rendah sebaiknya dimasukan kedalam
kelompok anak yang memiliki minat dan motivasi yang tinggi agar anak yang
kurang termotivasi itu menjadi lebih termotivasi (solatun & Turhusna, 2020)
Perbedaan Intelegensi
Perbedaan inteligensi ini terutama berkaitan dengan perolehan belajar.
Menurut ackerman (dalam Berliner & calfee, ) proses
perolehan belajar ini tersusun dari tiga fase yang masing-masing membutuhkan
kemampuan intelektual yang berbeda-beda, yaitu fase kognitif, asosiatif, dan
otonomi.
Salah satu ciri kematangan intelektual peserta didik adalah kemampuannya
mentoleransi ketidakpastian, menahan persetujuan, kemampuan untuk menghadapi
kontradiksi, serta mengakui manfaat atas konsep dan pendapat yang berlawanan
tanpa skeptisme dan rivalitas. Orang yang sudah matang intelektualnya tidak
akan mengembangkan sikap antagonistic ketika terjadi perbedaan pendapat.
Perbedaan
Bakat
Meski istilah bakat
dan inteligensi sering digunakan dengan maksud yang sama, namun bakat hanyalah
salah satu karakteristik inteligensi. Menurut Bingham mendefinisikan bakat
sebabai sebuah kondisi atau rangkaian karakteristik yang dianggap sebagai
gejala kemampuan seorang individu untuk memperoleh melalui latihan sebagian
pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respons sperti kemampuan berbahasa,
kemampuan music dan sebagainya (Solatun & Turhusna, 2020).
Perbedaan Individu Lainnya
Perbedaan individu lain yang banyak diteliti oleh para ahli adalah
perbedaan jenis kelamin (gender), perbedaan etnis, dan perbedaan kondisi sosial
ekonomi. Mengenai perbedaan gender, menurut Byrnes dalam Khodijah, penelitian menunjukkan bahwa kinerja wanita
lebih baik daripada laki-laki dalam tes kemampuan membaca pemahaman dan menulis
Ketika mereka masuk ke kelas satu sekolah dasar. Sedangkan kinerja laki-laki
ditemukan lebih baik pada tes matematika, sains, dan ilmu-ilmu sosial pada awal
masa remaja. (Khadijah, 2006).
Adapun mengenai perbedaan etnis, Khodija menginformasikan, bahwa penemuan-penemuan tentang perbedaan
etnis cukup konsisten dalam semua mata pelajaran. Kinerja peserta didik kulit
putih ditemukan lebih baik dibandingkan peserta didik-peserta didik keturunan
Afrika (mungkin penelitian ini dilakukan di Amerika dan Eropa pada umumnya yang
tingkat rasisnya sangat tinggi) (Khadijah, 2006).
Selain perbedaan gender dan perbedaan etnis, perbedaan individual lain
yang dianggap banyak berpengaruh adalah perbedaan status sosial ekonomi. Menurut Eggen
dan Kauchak dalam Khodijah, pengaruh aspek ini pada belajar dimungkinkan karena
tiga hal, yaitu: kebutuhan fisik dan pengalaman yang kurang terpenuhi, pola interaksi di rumah yang kurang
demokratis, serta nilai-nilai dan sikap terhadap arti penting ilmu dan pendidikan
yang kurang tertanam di rumah (Khadijah, 2006).
Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi perbedaan individual dalam belajar di sekolah menurut Muhibbin Syah dalam widiansyah
(2018) kebanyakan berasal dari faktor
internal peserta didik dari pada eksternal.
1. Faktor Eksternal seperti latar belakang sosial peserta didik seperti latar belakang
keluarga dan teman-temannya
2. Faktor Internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan fisik, mental intelektual, kognitif,
dan faktor psikologis. Faktor fisik meliputi faktor kesehatan/kesegaran fisik dan faktor alat indra (fungsi
alat indra mata dan telinga). Faktor mental
intelektual terdiri dari faktor kecerdasan/
inteligensi dan faktor kognitif yang meliputi faktor kemampuan mengenal/mengamati, berpikir, kemampuan
mengingat serta faktor appersepsi (dasar pengetahuan/ pengalaman yang dimiliki peserta
didik). Faktor psikologis adalah sikap, minat, dan motivasi peserta didik terhadap
belajar/pelajaran.
Area Perbedaan Individu
Perbedaan individu sangat menarik perhatian para ilmuwan, termasuk De
Petter dan Hearchi dalam widiansyah (2018) menjelaskan berbagai macam tipe orang dalam belajar. Setiap orang
memiliki cara/metode belajarnya sendiri. Antara lain:
1. Peserta Didik Tipe Visual
Tipe ini lebih banyak menyerap informasi melalui Indera penglihatan, hal
yang dapat dilakukan dalam memaksimalkan potensi belajarnya adalah:
a. Posisikan tempat duduk di bangku paling depan, agar mereka dapat langsung
melihat yang dituliskan atau digambarkan/diterangkan guru di papan tulis;
b. Perbanyak diagram, peta konsep, flow-chart dalam menjelaskan materi;
c. Putarkan film. Ajak peserta didik untuk mencatat poin-poin penting;
d. Ilustrasi dan sketsa/gambar dalam pembelajaran.
2. Peserta Didik Tipe Auditori
Tipe ini lebih banyak menyerap informasi lewat Indera pendengaran, hal
yang bisa dilakukan dalam memaksimalkan potensi belajarnya adalah:
a. Maksimalkan penggunaan audio (musik, radio, dan sebagainya);
b. Saat belajar, biarkan mereka membaca dengan nyaring dan suara keras;
c. Sering buat/lemparkan pertanyaan-pertanyaan sederhana;
d. Gunakan rekaman;
e. Bimbing mereka dalam menjelaskan dan mendeskripsikan dengan kata-kata;
f. Biarkan mereka mencatat hal yang mereka pahami tentang satu mata
pelajaran;
g. Belajar dalam kelompok.
3. Peserta Didik Tipe Kinestetik
Tipe ini lebih banyak memperoleh informasi melalui gerakan fisik, hal
yang dapat dilakukan dalam memaksimalkan potensi belajarnya adalah:
a. Belajar melalui praktek lapangan (field trip);
b. Melakukan pertunjukan;
c. Membuat figuran/model/contoh-contoh;
d. Kegiatan praktikum di laboratorium;
e. Perbanyak simulasi serta role playing.
Zagoto, Yarni, & Dakhi dalam Widiansyah (2018) menyatakan bahwa Gaya belajar atau learning style merupakan cara seseorang dalam menyerap
informasi/pelajaran, mengatur, dan mengola informasi tersebut untuk memecahkan
masalah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yang di didasarkan pada
kepribadian peserta didik masing-masing. Gaya belajar secara garis besar
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: gaya belajar visual, auditori dan
kinestetik.
Cara Guru Menyikapi Perbedaan Peserta Didik di
Kelas
Karakteristik individual masing-masing terletak pada aspek biologis (fisiologis) yang meliputi bentuk, anatomi, susunan dan struktur tubuh manusia, serta
aspek psikologis yang meliputi minat, bakat, intelegensi, emosi, dan lain sebagainya.
Kedua aspek ini membentuk suatu perilaku tertentu pada manusia yang
menjadikannya berbeda dengan manusia yang lainnya.
Dalam menyikapi perbedaan-perbedaan ini, dalam proses pembelajaran di
kelas, Solatun &
Turhusna (2020) mengemukakan guru dapat melakukan
hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam mengajar, hendaknya guru menggunakan metode atau strategi belajar
mengajar yang bervariasi. Sebab dengan variasi tersebut diharapkan beberapa
perbedaan kemampuan anak dapat terlayani.
2. Hendaknya digunakan alat atau media pengajaran. Penggunaan media atau
alat-alat pengajaran dapat membantu peserta didik yang mempunyai kelemahan
tertentu. Anak yang kemampuan abstraknya kurang, dapat dibantu dengan alat
peraga yang konkrit. Sementara anak yang pendengarannya kurang, dapat dibantu
dengan penglihatan.
3. Hendaknya guru memberikan bahan pelajaran tambahan kepada anak-anak yang
pandai, untuk mengimbangi kepandaiannya. Bahan tambahan tersebut dapat berupa
bahan bacaan, soal-soal yang harus dipecahkan dan sebagainya.
4. Hendaknya guru memberikan bantuan atau bimbingan khusus kepada anak-anak
yang kurang pandai atau lambat dalam belajar. Bantuan atau bimbingan dapat
diberikan pada jam pelajaran ataupun di luar jam pelajaran.
5. Pemberian tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan
anak.
Rujukan
Firmansyah. “Analisis
Perbedaan Individual dan Implikasi dalam Proses Pembelajaran.” Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi Vol. 21.No.3 (Oktober 2021): 1317-1322.
Khadijah, Nyayu. Psikologi
Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2006.
Solatun, Saomi
& Turhusna, Dalila. Perbedaan Individu dalam Proses Pembelajaran.” Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 2. No. 1 (Maret 2020): 28-42.
Widiansyah, Apriyanti. Modul
Psikologi Pendidikan. Jakarta: PGSD FIP Universitas Bhayangkara, 2018.