1. Metode Ilmiah
Ilmu kimia termasuk ilmu pengetahuan alam yang selalu berkembang. Ilmuwan secara terus-menerus melakukan pengamatan untuk mengumpulkan fakta atau data. Data yang diperoleh dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif tidak mengandung angka di dalamnya, sedangkan data kuantitatif merupakan data hasil pengukuran yang mengandung angka atau jumlah.
Fakta atau data yang dihasilkan kemudian dianalisis untuk mencari kemiripan dan perbedaam untuk mendapatkan gambaran umum. Dengan terkumpulnya data, dicari kecenderungan yang membantu meringkas dan menata informasi. Pernyataan yang meringkaskan fakta yang diperoleh dari banyak percobaan disebut hukum alam (hukum). Dalam sains, hukum mengandung pernyataan verbal dan/atau matematis tentang hubungan suatu kejadian yang selalu sama pada kondisi yang sama. Salah satu hukum ilmiah yang paling penting adalah hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa jumlah massa zat sebelum reaksi sama dengan jumlah massa zat sesudah reaksi.
Hukum tidak bisa menjelaskan mengapa alam berprilaku seperti itu. Oleh karena itu, perlu adanya penjelasan berdasarkan eksperimen yang disebut sebagai teori. Jadi, teori adalah penjelasan terhadap apa yang telah dilakukan uji coba dari tingkah laku suatu sifat. Teori selalu digunakan sebagai petunjuk untuk eksperimen yang baru dan selalu diadakan uji coba. Untuk memperoleh pengetahuan berupa teori atau hukum, dilakukan proses kimia. Proses ini merupakan proses keilmuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis yang disebut sebagai metode ilmiah, yang alurnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Alur Metode Ilmiah |
Ilmuwan tidak berhenti pada pencarian fakta. Mereka berupaya untuk menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Jadi, teori adalah penjelasan ilmiah terhadap fakta eksperimen.
Suatu teori belum tentu benar. Kesahihan suatu teori bergantung pada sejauh mana teori tersebut dapat menjelaskan fakta eksperimen dan ketetapan dalam memperkirakan hasil eksperimen selanjutnya. Apabila hasil eksperimen selanjutnya ditemukan fakta yang tidak sesuai dengan penjelasan suatu teori maka teori itu mungkin perlu dimodifikasi atau dibatasi atau bahkan dibuang dan diganti teori yang baru. Oleh karena itu, suatu teori mungkin bersifat sementara dan bisa diganti dengan teori yang baru.
2. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seseorang ilmuwan. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam kerja ilmiah (eksperimen) di laboratorium maupun dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, dan penulisan karya ilmiah. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Ingin Tahu
Sikap ingin tahu terlihat pada kebiasaanya bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Contohnya:
- Mengapa bisa terjadi?
- Bagaimana caranya?
- Bagaimana mengatasinya?
- Apa saja komponen penyusunnya?
b. Kritis atau Tidak Cepat Percaya
Sikap kritis terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibandingkan kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c. Terbuka
Sikap terbuka dapat dilihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumen, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai
d. Objektif
Sikap objektif merupakan suatu kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan ataupun kemauan pribadi.
e. Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain. Plagiarisme karya orang lain harus dihindari.
f. Berani Mempertahankan Kebenaran
Sikap ini tampak pada kegigihan membela kebenaran fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walaupun bertentangan dengan teori sebelumnya ataupun pendapat kebanyak orang.
g. Menjangkau ke Depan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya dari pengembangan bidang ilmunya.
h. Jujur
Sikap jujur harus diterapkan dalam penelitian. Laporan hasil penelitian harus dibuat dengan jujur sesuai dengan kenyataan, bukan memanipulasi data agar diperoleh hasil yang diharapkan. Jika data yang diperoleh berbeda dengan teori yang ada maka perlu dijelaskan alasan/penyebabnya perbedaan muncul.
i. Tekun
Sikap tekun berarti tidak mudah putus asa. Seorang ilmuwan tidka boleh patah semangat jika eksperimen yang dilakukan mengalami kegagalan. Ia akan mengulangi eksperimen tersebut dan berusaha mencari penyebab kegagalan hingga memperoleh hasil yang memuaskan
j. Optimis
Seorang ilmuwan selalu memiliki harapan yang kuat. Ia tidak akan berkata bahwa sesuatu itu tidak dapat dikerjakan, tetapi akan mengatakan “Berikan saya kesempatan untuk memikirkan dan mencoba mengerjakan”.
k. Tanggung Jawab
Sikap ini terlihat pada kerja yang serius dan tidak sembarangan dalam melaksanakan kegiatan ilmiah. Ilmuwan akan menanggung segala sesuatu yang ia kerjakan. Ia sanggup dituntut kalau terjadi apa-apa terhadap penemuannya.
l. Disiplin
Sikap ini terlihat pada ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan-aturan yang berlaku ketika mengerjakan kegiatan ilmiah. Misalnya, ketika sedang bekerja di laboratorium, ilmuwan akan menaati aturan keselamatan kerja di laboratorium.
m. Teliti
Sikap teliti berarti cermat dan saksama dalam segala hal. Seorang ilmuwan harus teliti ketika melakukan kerja ilmiah, misalnya teliti dalam menyimpan alat-alat laboatorium, mencatat, dan megolah data hasil penelitian.
Metode dan Sikap Ilmiah Kimia
Perbedaan Metode Ilmiah dan sikap ilmiah
Metode dan Sikap Ilmiah Kimia
Perbedaan Metode Ilmiah dan sikap ilmiah
0 Comments:
Post a Comment