Metode Resitas (Pemberian Tugas)
Pengertian Metode Resitasi
Metode resitasi atau biasa kita kenal metode pemberian tugas merupakan metode penyajian bahan dimana pendidik memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat dikerjakan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, maupun di rumah peserta didik itu sendiri. Metode resitasi ini digunakan Ketika bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, bahan pelajaran yang ada tidak seimbang dengan waktu yang tersedia sehingga agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang diharapkan, maka pendidik menggunanakan metode resitasi ini sebagai solusinya.
Menurut Purwanto (2011) Metode resitasi (pemberian tugas) merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada pemberian tugas oleh guru kepada anak didik untuk menyelesaikan sejumlah kecakapan, keterampilan tertentu. Selanjutnya hasil penyelesaian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam pelaksanaannya anak didik tidak hanya menyelesaikan dirumah akan tetapi juga dapat menyelesaikan diperpustakan, dilaboratorium, ruang praktikum dan lain sebagainya. Adapun menurut Djamarah, dkk, (2013) menyatakan bahwa metode resitasi atau pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana pendidik memberikan tugas agar peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Tugas yang dilaksanakan peserta didik dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah, atau dimana saja asal tugas dapat dikerjakan. Kemudian, menurut Sagala (2006), memaparkan metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana pendidik memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar, kemudian dipertanggung jawabkannya.
Berdasarkan dari
beberapa pendapat yang telah dibahas oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
metode resitasi atau pemebrian tugas adalah salah satu cara atau metode
mengajar yang dapat dipilih oleh pendidik, dimana dalam pelaksanaannya,
pendidik menuntut agar peserta didik dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
sehingga mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik untuk
dikerjakan di luar jam pelajaran. Tugas yang diberikan ini biasanya bersifat
individual dapat juga dikerjakan secara berkelompok.
Tujuan Metode Resitasi
Adapun tujuan metode
resitasi Menurut Hamdayama (2014) yakni:
1. Memperdalam pengertian peserta didik terhadap
pelajaran yang telah diterima.
2. Melatih peserta didik kea rah belajar mandiri.
3. Peserta didik dapat membagi waktu secara teratur.
4. Agar peserta didik dapat memanfaatkan waktu
terluang untuk menyelesaikan tugas.
5. Melatih peserta didik untuk menemukan sendiri
cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas.
6. Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui
kegiatan-kegiatan di luar kelas.
Jenis-jenis Metode Resitasi
Berikut ini beberapa jenis-jenis
metode resitasi menurut Suwarna, dkk., (2005), antara lain:
1. Penugasan Individu
Seperti namanya,
penugasan individu adalah sebuah bentuk penugasan yang dibebankan kepada
masing-masing peserta didik. Tugas secara individu lebih ditekankan kepada
pembinaan kognitif, afektif, psikomotor peserta didik secara individual.
Melalui tugas individual ini, peserta didik dituntut untuk menunjukkan
kesanggupan dan kerajinan masing-masing. Meskipun demikian, peserta didik tetap
diberikan kesempatan untuk berdialog atau berdiskusi dengan peserta didik lain.
Tetapi tugas yang diberikan harus tetap dikerjakan secara individual atau perorangan.
2. Penugasan Kelompok
Penugasan kelompok dalam
metode resitasi adalah bentuk tugas yang diberikan guru kepada peserta didik
untuk diselesaikan secara berkelompok. Jenis metode resitasi ini digunakan oleh
pendidik untuk membantu peserta didik supaya mereka mampu bekerja sama di dalam
kelompok-kelompok yang telah dibentuk untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh pendidik. Di sini peserta didik didorong atau dimotivasi untuk bekerja
sama untuk mengerjakan sebuah tugas dan mereka harus mampu mengkoordinasi
usahanya menyelesaikan tugasnya dalam kelompok
Langkah-langkah penerapan Metode Resitasi
Adapun Langkah-langkah
penerapan metode resitasi (pemberian tugas) menurut Aqib dan Murtadlo (2016)
yakni sebagai berikut:
Fase Pemberian Tugas
1. Merumuskan masalah (scope and sequenes) dengan
jelas,
2. Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugas
3. Menentukan jeni tugas (kelompok/individu)
4. Memberikan penjelasan atau pengarahan tugas
5. Memberikan petunjuk/sumber yang dapat membantu
pekerjaan peserta didik, dan
6. Menentukan limit waktu penentuan pelaksanaan
Fase Pelaksanaan Tugas
1. Mengadakan bimbingan atau pengawasan dalam
pelaksanaan tugas
2. Memberikan motivasi atau dorongan sehingga anak mau
bekerja
3. Memberikan pelayanan kebutuhan
4. Diusahakan atau dikerjakan oleh peserta didik
sendiri, tidak menyuruh orang lain, dan
5. Dianjurkan agar peserta didik mencatat hasil-hasil
yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.
Fase Pertanggung Jawaban Tugas
1. Pelaporan secara lisan atau tulisan, tindakan atau
demonstrasi,
2. Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas,
3. Melaksanakan penilaian proses, hasil pelakasanaan,
dan
4. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat
diselesaikan oleh peserta didik selama pelaksanaan tugas
Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi
Menurut menurut Aqib dan
Murtadlo (2016) kelebihan dan kekurangan metode resitasi, antara lain:
Kelebihan Metode Resitasi
1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
belajar yang lebih banyak
2. Memupuk rasa tanggung jawab
3. Memperkuat motivasi belajar
4. Menjalin hubungan antara sekolah dan keluarga
5. Mengembangkan keberanian berinsiatif
6. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam
ingatan peserta didik
7. Peserta didik belajar dan mengembangkan insiatif
dan sikap mandiri
8. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat
belajar
9. Dapat mempraktikan hasil teori atau konsep dalam
kehidupan nyata atau masyarakat
10.
Dapat memperdalam pengetahuan peserta didik dalam
spesialisasi tertentu
11.
Relevan dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
12.
Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik
dekat dengan pendidik maupun pada saat jauh dari pendidik, di dalam sekolah
maupun luar sekolah
13.
Mengembangkan sifat kemandirian pada diri peserta
didik
14.
Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari
pendidik dan lebih memperdalam, memperkaya, atau memperluas pandangan tentang
materi yang dipelajari
15.
Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan
mengolah sendiri informasi dan komunikasi
16.
Pengetahuan yang peserta didik peroleh dari hasil
belajar sendiri akan dapat dilakukan sengan bervariasi
17. Merangsang kegairahan belajar peserta didik karena
dapat dilakukan dengan bervariasi
18.
Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik
19.
Mengembangkan kreativitas peserta didik
Kekurangan Metode Resitasi
1. Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh
pendidik ataupun orangtua
2. Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh
peserta didik sendiri atau atas bantuan orang lain
3. Banyak kecenderungan peserta didik saling mencontek
4. Agak sulit diselesaikan oleh peserta didik yang
tinggal bersama keluarga yang kurang teratur
5. Dapat menimbulkan frustasi jika gagal menyelesaikan
tugas
6. Peserta didik dapat melakukan penipuan terhadap
tugas yang diberikan karena dapat dikerjakan oleh orang lain atau menjiplak
karya orang lain
7. Jika tugas diberikan terlalu banyak, peserta didik
dapat mengalami kejenuhan atau kesukaran dan hal ini dapat berakibat ketenangan
batin peserta didik merasa terganggu
8. Sukar memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat
perbedaan individu dan minat dari masing-masing peserta didik
9. Pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup berat
Rujukan
Djamarah, Syaiful Bahri
dan Zain, Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdayama, Jumanta.
2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Murtadlo, Zainal Aqib
dan Ali. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Bandung:
Satu Nusa.
Purwanto, Ngalim. 2011. Prinsip-prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sagala, Sayiful. 2006. Konsep
dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Suwarna, dkk. 2005. Pengajaran Mikro, Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidik Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana.
0 Comments:
Post a Comment