Metode Pembelajaran Resitasi (Pemberian Tugas) - Pengertian, Tujuan, Jenis-jenis, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan

Metode Resitas (Pemberian Tugas)

Implementasi Metode Resitasi (Sumber: www.istockphoto.com)

Pengertian Metode Resitasi

Metode resitasi atau biasa kita kenal metode pemberian tugas merupakan metode penyajian bahan dimana pendidik memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat dikerjakan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, maupun di rumah peserta didik itu sendiri. Metode resitasi ini digunakan Ketika bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, bahan pelajaran yang ada tidak seimbang dengan waktu yang tersedia sehingga agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang diharapkan, maka pendidik menggunanakan metode resitasi ini sebagai solusinya.

Menurut Purwanto (2011) Metode resitasi (pemberian tugas) merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada pemberian tugas oleh guru kepada anak didik untuk menyelesaikan sejumlah kecakapan, keterampilan tertentu. Selanjutnya hasil penyelesaian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam pelaksanaannya anak didik tidak hanya menyelesaikan dirumah akan tetapi juga dapat menyelesaikan diperpustakan, dilaboratorium, ruang praktikum dan lain sebagainya. Adapun menurut Djamarah, dkk, (2013) menyatakan bahwa metode resitasi atau pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana pendidik memberikan tugas agar peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Tugas yang dilaksanakan peserta didik dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah, atau dimana saja asal tugas dapat dikerjakan. Kemudian, menurut Sagala (2006), memaparkan metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana pendidik memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar, kemudian dipertanggung jawabkannya.

Berdasarkan dari beberapa pendapat yang telah dibahas oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi atau pemebrian tugas adalah salah satu cara atau metode mengajar yang dapat dipilih oleh pendidik, dimana dalam pelaksanaannya, pendidik menuntut agar peserta didik dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Tugas yang diberikan ini biasanya bersifat individual dapat juga dikerjakan secara berkelompok.

Tujuan Metode Resitasi

Adapun tujuan metode resitasi Menurut Hamdayama (2014) yakni:

1. Memperdalam pengertian peserta didik terhadap pelajaran yang telah diterima.

2. Melatih peserta didik kea rah belajar mandiri.

3. Peserta didik dapat membagi waktu secara teratur.

4. Agar peserta didik dapat memanfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas.

5. Melatih peserta didik untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas.

6. Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas.

Jenis-jenis Metode Resitasi

Berikut ini beberapa jenis-jenis metode resitasi menurut Suwarna, dkk., (2005), antara lain:

1. Penugasan Individu

Seperti namanya, penugasan individu adalah sebuah bentuk penugasan yang dibebankan kepada masing-masing peserta didik. Tugas secara individu lebih ditekankan kepada pembinaan kognitif, afektif, psikomotor peserta didik secara individual. Melalui tugas individual ini, peserta didik dituntut untuk menunjukkan kesanggupan dan kerajinan masing-masing. Meskipun demikian, peserta didik tetap diberikan kesempatan untuk berdialog atau berdiskusi dengan peserta didik lain. Tetapi tugas yang diberikan harus tetap dikerjakan secara individual atau perorangan.

2. Penugasan Kelompok

Penugasan kelompok dalam metode resitasi adalah bentuk tugas yang diberikan guru kepada peserta didik untuk diselesaikan secara berkelompok. Jenis metode resitasi ini digunakan oleh pendidik untuk membantu peserta didik supaya mereka mampu bekerja sama di dalam kelompok-kelompok yang telah dibentuk untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik. Di sini peserta didik didorong atau dimotivasi untuk bekerja sama untuk mengerjakan sebuah tugas dan mereka harus mampu mengkoordinasi usahanya menyelesaikan tugasnya dalam kelompok

Langkah-langkah penerapan Metode Resitasi

Adapun Langkah-langkah penerapan metode resitasi (pemberian tugas) menurut Aqib dan Murtadlo (2016) yakni sebagai berikut:

Fase Pemberian Tugas

1. Merumuskan masalah (scope and sequenes) dengan jelas,

2. Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugas

3. Menentukan jeni tugas (kelompok/individu)

4. Memberikan penjelasan atau pengarahan tugas

5. Memberikan petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan peserta didik, dan

6. Menentukan limit waktu penentuan pelaksanaan

Fase Pelaksanaan Tugas

1. Mengadakan bimbingan atau pengawasan dalam pelaksanaan tugas

2. Memberikan motivasi atau dorongan sehingga anak mau bekerja

3. Memberikan pelayanan kebutuhan

4. Diusahakan atau dikerjakan oleh peserta didik sendiri, tidak menyuruh orang lain, dan

5. Dianjurkan agar peserta didik mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.

Fase Pertanggung Jawaban Tugas

1.  Pelaporan secara lisan atau tulisan, tindakan atau demonstrasi,

2.  Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas,

3.  Melaksanakan penilaian proses, hasil pelakasanaan, dan

4. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh peserta didik selama pelaksanaan tugas

Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi

Menurut menurut Aqib dan Murtadlo (2016) kelebihan dan kekurangan metode resitasi, antara lain:

Kelebihan Metode Resitasi

1.  Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar yang lebih banyak

2.  Memupuk rasa tanggung jawab

3.  Memperkuat motivasi belajar

4.  Menjalin hubungan antara sekolah dan keluarga

5.  Mengembangkan keberanian berinsiatif

6.  Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan peserta didik

7.  Peserta didik belajar dan mengembangkan insiatif dan sikap mandiri

8.  Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar

9.   Dapat mempraktikan hasil teori atau konsep dalam kehidupan nyata atau masyarakat

10. Dapat memperdalam pengetahuan peserta didik dalam spesialisasi tertentu

11. Relevan dengan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)

12. Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan pendidik maupun pada saat jauh dari pendidik, di dalam sekolah maupun luar sekolah

13. Mengembangkan sifat kemandirian pada diri peserta didik

14. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari pendidik dan lebih memperdalam, memperkaya, atau memperluas pandangan tentang materi yang dipelajari

15. Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi

16. Pengetahuan yang peserta didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat dilakukan sengan bervariasi

17. Merangsang kegairahan belajar peserta didik karena dapat dilakukan dengan bervariasi

18. Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik

19. Mengembangkan kreativitas peserta didik

Kekurangan Metode Resitasi

1. Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh pendidik ataupun orangtua

2. Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh peserta didik sendiri atau atas bantuan orang lain

3. Banyak kecenderungan peserta didik saling mencontek

4. Agak sulit diselesaikan oleh peserta didik yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur

5. Dapat menimbulkan frustasi jika gagal menyelesaikan tugas

6. Peserta didik dapat melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan karena dapat dikerjakan oleh orang lain atau menjiplak karya orang lain

7. Jika tugas diberikan terlalu banyak, peserta didik dapat mengalami kejenuhan atau kesukaran dan hal ini dapat berakibat ketenangan batin peserta didik merasa terganggu

8. Sukar memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individu dan minat dari masing-masing peserta didik

9.  Pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup berat

Rujukan

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Murtadlo, Zainal Aqib dan Ali. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Bandung: Satu Nusa.

Purwanto, Ngalim. 2011. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sagala, Sayiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Suwarna, dkk. 2005. Pengajaran Mikro, Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidik Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana.

0 Comments:

Post a Comment