Hakikat Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dapat diberikan kepada semua orang yang
membutuhkannya. Sifat dari bimbingan sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran
individu. Dengan bimbingan diharapkan agar individu dapat memilih dengan cepat
dan tepat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dengan mempertimbangkan
nilai-nilai agama, moral masyarakat dan peraturan-peraturan negara yang
berlaku.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
bimbingan berarti bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu yang
dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui
interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
Namun tidak semua bantuan atau tuntunan merupakan
bimbingan. Bantuan yang bermakna hendaknya senantiasa memenuhi serangkaian
syarat dan prinsip seperti berikut ini. Pertama, bimbingan merupakan
suatu proses yang kontiniu, sistematis, berencana, dan terarah kepada suatu
tujuan. Jadi aktivitas bimbingan bukanlah aktivitas yang dilakukan secara
insidentil, sewaktu-waktu, tidak disengaja, asal-asalan atau serampangan. Kedua,
bimbingan merupakan proses membantu individu. Membantu bermakna bahwa bimbingan
adalah aktivitas yang bernuansa sukarela dan tidak ada unsur paksaan baik dari
pihak yang membimbing maupun dari pihak yang dibimbing.
Pengertian Konseling
Adapun berkaitan dengan konseling, istilah “konseling”
merupakan terjemahan dari kata “counseling” yang kata dasarnya “counsel”
mempunyai beberapa pengertian diantaranya: nasihat; anjuran; pembicaraan.
Secara etimologis konseling merupakan upaya membantu individu melalui proses
interaksi (pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan) yang bersifat pribadi
antara pembimbing (konselor) dan individu (konseli). Hal tersebut dilakukan
agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan,
dan menentukan tujuan berdasarkan
nilai yang diyakininya. Adapun secara terminologis, konseling dapat diartikan
sebagai proses pertemuan tatap muka, hubungan, dan relasi timbal balik antara
konselor dengan klien yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan
pemberian kesempatan dari konselor kepada klien.
Menurut Koestoer Partowisastro menyebutkan pengertian konseling dalam dua hal pengetian yaitu: Dalam arti luas, konseling adalah segala ikhtiar pengaruh psikologis terhadap sesama manusia dan dalam arti sempit, konseling merupakan suatu hubungan sengaja diadakan dengan manusia lain, dengan maksud agar berbagai cara psikologis, dapat mempengaruhi kepribadiannya sedemikian rupa, sehingga dapat diperoleh suatu efek tertentu.
Setelah mengetahui dan memahami mengenai pengertian konseling yang sudah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan mengenai pengertian konseling merupakan hubungan timbal balik dalam upaya penuntasan masalah yang dilakukan oleh ahli (konselor) terhadap klien (yang bermasalah) dengan melakukan wawancara face to face dengan tujuan tertuntaskannya permasalahan klien. Dengan pemberian layanan konseling diharapkan klien mampu mengambil keputusan atas masalah yang dihadapinya dan bertanggung jawab penuh dengan keputusan yang diambilnya.
Hakikat Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Bimbingan
dan konseling merupakan dua rangkaian kata yang berbeda, namun pada hakikatnya
mempunyai interpretasi yang sama dimana tujuan akhirnya yaitu berusaha membantu
pribadi anak bimbing agar mampu mengatasi masalahnya sendiri dan mengembangkan
potensi dan kemampuannya secara optimal.
Dengan
demikian dapat ditarik pengertian bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor
untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli dalam mencapai
kemandirian. Bimbingan dan konseling merupakan komponen integral sistem
pendidikan pada setiap satuan pendidikan, yang berupaya memfasilitasi dan
memandirikan peserta didik/konseli agar mencapai perkembangan yang utuh dan
optimal. Sebagai komponen integral, wilayah bimbingan dan konseling yang
memandirikan secara terpadu bersinergi dengan wilayah layanan administrasi dan
manajemen, serta wilayah kurikulum dan pembelajaran yang mendidik. Posisi
bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan digambarkan pada gambar berikut
ini.
Sebagai komponen yang terpadu dalam sistem pendidikan, bimbingan dan konseling memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami diri dan lingkungan, menerima diri, mengarahkan diri, dan mengambil keputusan, serta merealisasikan diri secara bertanggung jawab, sehingga tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya. Pemetaan layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan seperti tertera pada Gambar di atas, menampilkan dengan jelas kesejajaran antara posisi layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan, dengan layanan manajemen dan kepemimpinan, serta layanan pembelajaran yang mendidik.
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan
diselenggarakan untuk membantu peserta didik/konseli dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Tugas perkembangan ini diantaranya meliputi:
1. Mencapai
perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa;
2. Mengenal
sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan minat manusia;
3. Mengenal
gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional,
sosial, dan ekonomi;
4. Mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karier serta berperan dalam
kehidupan masyarakat;
5. Memantapkan
nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang
lebih luas;
6. Mencapai
pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau
wanita;
7. Mempersiapkan
diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan
psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat;
8. Memiliki
kemandirian perilaku ekonomis;
9. Mengenal
kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni;
10. Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya; dan
0 Comments:
Post a Comment