Mekanisme Kerja dan Kolaborasi dalam Bimbingan dan Konseling terkait Bimbingan Karir di Sekolah

Mekanisme Kerja dan Kolaborasi dalam Bimbingan dan Konseling terkait Bimbingan Karir di Sekolah

A. Layanan Kolaborasi

1.Pengertian Kolaborasi

Dalam Kemendikbud (2016) menjelaskan bahwa layanan kolaborasi merupakan suatu kegiatan kerja sama antara guru bimbingan konselor dengan pihak lain (guru mata pelajaran, psikolog, orang tua, dan ahli lain), yang dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam melaksanakan program layanan bimbingan konseling. Sementara menurut Drew (dalam Sinaga, 2018) mendeskripsikan kolaborasi sebagai bangunan sistem yang saling bergantung untuk memperoleh tujuan bersama yang tidak bisa dicapai sendirian. Lebih lanjut lagi Gray (dalam Ramdani et al., 2020) menjelaskan bahwa kolaborasi sebagai proses berpikir untuk menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi secara bersamaan seperti bagaimana mengatasi keterbatasan pikiran.

 

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa layanan kolaborasi merupakan layanan bimbingan konseling yang dilaksanakan dengan melakukan kerja sama antara guru BK, orang tua dan pihak-pihak lain yang telah ditetapkan untuk memperoleh tujuan bersama secara optimal.

2. Tujuan Layanan Kolaborasi

Menurut Kemendikbud (2016) menjelaskan layanan kolaborasi bertujuan sebagai berikut:

a. Membangun hubungan yang baik dengan pihak lain yang terlibat dalam pelaksanakan program bimbingan konseling

b. Mengumpulkan kontribusi pemikiran, ide dan tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankan program bimbingan konseling

3. Langkah - Langkah Layanan Kolaborasi

Menurut Departemen dan Kebudayaan (2016) memaparkan secara rinci mengenai Langkah-langkah layanan kolaborasi antara lain:

a. Perencanaan: Menentukan tema yang akan dibahas, mengajukan permintaan pada pimpinan sekolah untuk mengundang pihak dan menyiapkan anggaran, berkomunikasi bersama pihak lain yang terlibat, menetapkan waktu dan lokasi pelaksanaan.

b. Pelaksanaan; melibatkan kolaborasi dengan beberapa pihak seperti :

1) Orang tua, berupa memberikan dukungan untuk mencapai kesuksesan belajar siswa .

2) Guru mata pelajaran, berupa kegiatan diagnostik terkait dengan esulitan belajar, diskusi mengenai lingkungan belajar yang kondusif.

3) Ahli lain, berupa kegiatan layanan yang sesuai dengan kemampuan dan bidang pekerjaannya.

4) Lembaga lain, berupa meningkatkan kualitas layanan bimbingan melalui kerjasama dalam bentuk kontrak perjanjian.

c. Evaluasi, melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap proses dan hasil kolaborasi

d. Pelaporan, menyusun laporan mengenai kegiatan dan mengarsipkan laporan tersebut.

e. Tindak lanjut, melakukan kegiatan berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

B. Bimbingan Karir

1. Pengertian Bimbingan Karir

Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling diantaranya bimbingan karir. Bimbingan karir merupakan layanan yang diberikan kepada siswa untuk merencanakan dan mengembangkan masa depan berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karir. Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah yang berperan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam berbagai hal terutama dalam perencanaan karir dan masalah kekeliruan jurusan atau program studi harus senantiasa mendapat perhatian yang serius agar dapat segera teratasi. Oleh karena itu, bimbingan karir menjadi salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah (Hasan Bastomi, 2020: 35-55).

Bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan, layanan serta pendekatan terhadap individu untuk mengenal dan memahami dirinya, mampu mengenal dunia kerja sehingga dapat merencanakan masa depan dengan keputusan yang tepat sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pembimbing yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir untuk keputusan masa depan dengan sebaik-baiknya.

 

Bimbingan ini memusatkan perhatian pada pemahaman diri individu dan lingkungannya, penjernihan nilai-nilai, proses pengambilan keputusan, ketrampilan untuk mengatasi masalah, serta kemampuan melihat dan merencanakan masa depan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan atau jabatan (profesi) tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.

2. Tujuan Bimbingan Karir

Tujuan layanan bimbingan karir pada umumnya adalah untuk membantu para siswa agar:

a. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya mengenai kemampuan minat, bakat, sikap dan cita-citanya.

b. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada dalam masyarakat.

c. Menenentukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul, yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

d. Para siswa dapat merencanakan masa depannya, serta menemukan karir dan kehidupannya yang serasi atau sesuai.

3. Hambatan Bimbingan Karir

Kendala-kendala selama proses bimbingan karir tersebut dapat berupa fisik maupun nonfisik.

a. Kendala fisik

Kendala fisik ini meliputi sarana dan prasarana yang belum memadai. Misalnya, ruang BK yang belum memadai, ketersediaan perlengkapan dalam ruangan semisal kursi, kipas angin, dan sebagainya juga menjadi faktor yang menghambat bagi kesuksesan bimbingan di sekolah, khususnya bimbingan karir.

b. Kendala non fisik

Kendala non fisik meliputi waktu yang disediakan dari pihak sekolah sangat minim sehingga guru BK tidak dapat melaksanakan bimbingan secara maksimal. Selain itu juga, guru yang menjadi tenaga pengajar juga tidak semua berasal dari lulusan BK, ditambah lagi siswa yang dibebankan pada setiap guru BK sudah melebihi batas maksimum guru BK pada umumnya. Selain itu, yang menjadi kendala bagi terlaksananya bimbingan karir adalah anggapan beberapa guru mata pelajaran dan wali kelas bahwa tanggung jawab atas bimbingan siswa-siswi di sekolah merupakan tanggung jawab guru BK sepenuhnya, hal ini menyebakan guru BK kesulitan dalam melaksanakan bimbingan karir. Kendala lain yang dapat mempengaruhi ketidakmaksimalan pelaksanaan bimbingan karir adalah guru BK tidak hanya fokus pada kegiatan bimbingan namun juga disibukan dengan urusan adminitrasi berkas-berkas dan data-data siswa

4. Prinsip Bimbingan Karir

Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan karir, baik disekolah maupun diluar sekolah. Prinsip dari bimbingan karir tersebut diantaranya :

a. Bimbingan karier ditujukan bagi semua individu. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan karier diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah; baik pria maupun wanita baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dengan demikian, bimbingan karier merupakan suatu proses bantuan atau layanan yang berkelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup seseorang, bukan merupakan peristiwa yang terpilah satu sama lainnya;

b. Bimbingan karier bersifat individual. Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan karier individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok;dan

c. Bimbingan karier menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan karier karena bimbingan karier dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan itu, bahwa dalam hal ini bimbingan karier sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan pengembangan kekuatan dalam diri dan kesuksesan, karena bimbingan karier merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

5. Penyelenggaraan Bimbingan Karir

Tujuan bimbingan karir akan dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, yaitu:

a. Bimbingan karir yang dilaksanakan dengan cara yang disusun dalam suatu paket tertentu, yaitu paket bimbingan karir. Setiap paket merupakan modul utuh yang terdiri dari beberapa macam topik bimbingan. Berkaitan dengan hal ini pihak yang berwenang yaitu departemen pendidikan dan kebudayaan, telah mengeluarkan paket yang di kenal dengan paket bimbingan karir yang terdiri dari lima paket. Paket tersebut adalah Paket I, yaitu mengenai pemahaman diri, Paket II mengenai nilai-nilai, Paket III mengenai pemahaman lingkungan, Paket IV mengenai hambatan dan cara mengatasi hambatan, dan Paket V mengenai perencanaan masa depan.

b. Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan secara intruksional. Dengan demikian bimbingan karir tidak dilakukan secara khusus, tetapi dipadukan dengan kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan hal ini setiap guru dapat memberikan bimbingan karir pada saat-saat memberikan pelajaran yang berhubungan dengan suatu karir tertentu. Namun pada kenyataannya hal ini sulit dilaksanakan mengingat untuk itu guru harus mengenal berbagai karir yang ada dengan baik, dan disamping waktu untuk memberikan pelajaran pokok yang menjadi tanggung jawabnya akan terganggu.

c. Bimbingan karir dilaksanakan dalam bentuk pengajaran unit. Jika ini yang ditempuh maka kegiatan bimbingan karir direncanakan dan diprogramkan oleh sekolah. Dalam kaitan ini petugas bimbingan yang memberikan bimbingan karir ini, dengan tidak memberikan beban kepada guru-guru lain. Bila menggunakan pola ini sudah barang tentu perlu ada jam tersendiri yang khusus disediakan untuk keperluan kegiatan bimbingan tersebut.

d. Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang disebut hari karir atau career day. Pada hari tersebut semua gegiatan bimbingan karir dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karir yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap tahun. Kegiatan ini diisi dengan ceramah-ceramah dari orang-orang yang dianggap ahli dalam pekerjaan, misalnya pemimpin perusahaan, orang-orang yang dipandang berhasil dalam dunia kerjanya, petugas dari Departemen Tenaga Kerja, diskusi tentang perkembangan karir, dan sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut, pembimbing harus cukup jeli dan bijaksana siapa kiranya yang dapat dimintai bantuan untuk mengungkapkan pengalaman ataupun pemikiran dalam pekerjaan atau karir.

e. Karyawisata karir yang diprogramkan oleh sekolah. Sudah barang tentu objek karyawisata ini harus berkaitan dengan pengembangan karir siswa. Dengan karyawisata karir ini siswa akan dapat mengetahui dengan tepat apa yang ada dalam kenyataannya. Karena karyawisata ini dikaitkan dengan pengembangan karir, maka pemilihan objek harus dipikirkan secara matang.

Berbagai macam cara dapat ditempuh untuk melaksanakan bimbingan karir. Perlu dikemukakan juga bahwa sekalipun pihak Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI telah mengeluarkan paket-paket berupa buku yang disebarkan untuk membantu pelaksanaan bimbingan karir, namun hal itu tidak berarti bahwa yang diluar itu tidak dapat dilaksanakan. Karena itu pelaksanaan bimbingan karir ini dibutuhkan kreativitas dan kelincahan dari petugas bimbingan untuk mengembangkan bimbingan karir ini.

0 Comments:

Post a Comment