Perbedaan dan tumpeng tindih perbedaan wilayah guru dan guru BK di sekolah

A. Perbedaan dan tumpeng tindih perbedaan wilayah guru dan guru BK di sekolah
Guru mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling
(Guru BK) memiliki peran yang berbeda namun juga memiliki tumpang tindih dalam
membimbing dan memberikan konseling kepada siswa, terutama dalam konteks
diagnosis kesulitan belajar di sekolah. Berikut ini perbedaan dan tumpang
tindih antara guru mata pelajaran dan guru BK serta mekanisme kerja dan
kolaborasi dalam bimbingan dan konseling terkait dengan diagnosis kesulitan
belajar.
Perbedaan Guru dan Guru BK:
Dimensi |
Guru |
Guru BK |
Peran & Fungsi |
Bertanggung jawab
untuk mengajar, membimbing, dan menilai proses belajar siswa dalam mata
pelajaran tertentu |
Bertanggung jawab
untuk memberikan bimbingan, konseling, dan pelayanan kepada siswa dalam
menghadapi masalah pribadi, sosial, akademik, dan karir |
Tugas |
- Mengajar
dan membimbing siswa dalam mata pelajaran - Menyusun
rencana pembelajaran - Menilai
hasil belajar siswa - Mengembangkan
kurikulum |
- Memberikan
bimbingan dan konseling individu atau kelompok - Mengidentifikasi
dan menangani masalah siswa - Mengembangkan
program BK - Berkoordinasi
dengan guru dan orang tua |
Kualifikasi |
- Sarjana
(S1) dalam bidang pendidikan/bidang studi terkait - Sertifikat
Pendidik |
- Sarjana
(S1) dalam bidang bimbingan dan konseling atau Psikologi - Sertifikat
Konselor - Pelatihan
khusus BK |
Fokus |
Fokus pada
pengembangan akademik dan kemampuan siswa |
Fokus pada pengembangan
pribadi dan penyelesaian masalah siswa |
Lingkup Kerja |
Lingkup kerja
terbatas pada kelas atau mata pelajaran |
Lingkup kerja lebih
luas, mencakup seluruh sekolah dan komunitas |
Hubungan dengan Siswa |
Hubungan lebih
formal, fokus pada proses belajar |
Hubungan lebih personal,
fokus pada pengembangan pribadi dan penyelesaian masalah |
Tumpang Tindih Guru dan Guru BK:
Tumpang tindih guru dan
guru BK adalah suatu kondisi dimana dua atau lebih pihak dalam hal ini, guru
dan guru BK melakukan tugas atau aktivitas yang sama, sehingga menyebabkan
duplikasi tugas, keterlibatan berlebihan, penggunaan sumber daya yang tidak
efektif, konflik peran, dan kurangnya spesialsasi
Contoh tumpang tindih guru dan guru BK antara lain:
1. Guru memberikan bimbingan karir yang seharusnya
diberikan oleh guru BK
2. Guru BK menagngani masalah akademik yang seharusnya
ditangani oleh guru
3. Duplikasi aktivitas pengawasan prilaku siswa
4. Duplikasi tes diagnostik: guru dan guru BK
melakukan tes diagnostik yang sama untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa
5. Pengulangan wawancara: guru dan guru BK melakukan
wawancara dengan siswa yang sama untuk
mengumpulkan informasi tentang kesulitan belajar
6. Pembuatan rencana intervensi yang sama: guru dan
guru BK mebuat rencana intevensi yang sama untuk membantu siswa mengatasi
kesulitan belajar
7. Kerja ganda dalam pengawasan
Dampak Tumpang Tindih
1.
Duplikasi upaya
2.
Kurangnya efektivitas
3.
Kesalahpahaman
4.
Keterlambatan
5.
Penggunaan sumber daya yang tidak efektif
Solusi Mengatasi Tumpang Tindih
1.
Komunikasi
yang efektif
2.
Pemahaman
peran dan fungsi
3.
Kerjasama
tim
4.
Pembagian
tugas
5.
Pengembangan
program BK
6.
Supervisi
B. Fenomena Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Fenomena pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
suatu peristiwa yang terjadi dalam praktek pelayanan bimbingan dan konseling. Berikut
fenomena pelayanan bimbingan dan konseling:
Fenomena Positif:
1. Meningkatkan
kesadaran diri siswa akan pentingnya bimbingan dan konseling
2. Pengembangan
kemampuan sosial dan emosi siswa
3. Meningkatkan
prestasi akademik siswa
4. Pengurangan
masalah disiplin dan kenakalan remaja.
5. Meningkatkan
kerjasama antara, guru, orang tua, dan siswa
Fenomena Negatif:
1. Kurangnya
kesadaran diri siswa tentang pentingnya bimbingan dan konsleing
2. Keterbatasan
sumber daya dan fasilitas BK
3. Kurangnya
kemampuan guru BK dalam menangani kasus-kasus tertentu
4. Stigma negatif terhadap pelayanan BK
5. Kurangnya dukungan dari orang tua dan masyarakat
0 Comments:
Post a Comment